Kenali Mitos Seputar Sperma yang Banyak Dipercaya dan Faktanya
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Mitos seputar sperma, seperti produksi, bentuk, dan hal-hal yang terkait dengan kesehatan reproduksi pria kerap menimbulkan kebingungan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali mitos dan fakta sperma untuk kesehatan.
Kesalahan informasi mengenai sperma juga sering menyebabkan kesalahan penanganan dan perawatan ketika pria mengalami gangguan di area reproduksi. Untuk mencegah hal ini, Anda perlu mengenali mitos dan fakta terkait sperma. Simak informasi selengkapnya mengenai mitos dan fakta sperma di artikel ini.
Kenali Mitos dan Fakta Seputar Sperma
Berikut beragam mitos dan kesalahan informasi terkait sperma yang banyak dipercaya oleh masyarakat dan faktanya:
- Mitos bahwa pra-ejakulasi tidak menyebabkan hamil. Sperma berfungsi untuk proses pembuahan yang menghasilkan kehamilan. Namun, mitos yang beredar di kalangan masyarakat adalah pra-ejakulasi tidak menyebabkan kehamilan. Faktanya, pra-ejakulasi adalah kondisi ketika penis mengeluarkan sedikit cairan sebelum ejakulasi. Meski tidak berfungsi sebagai sperma, namun cairan tersebut berpeluang membawa sperma, sehingga kemungkinan kehamilan tetap ada meskipun kecil.
- Mitos bahwa celana memengaruhi jumlah sperma. Mitos yang beredar adalah penggunaan celana atau pakaian dalam yang ketat dapat menurunkan jumlah sperma. Namun, hingga saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan kaitan antara penggunaan celana dan pakaian dalam yang ketat dengan penurunan jumlah sperma.
- Mitos bahwa semua sperma aktif dan perenang hebat. Banyak yang meyakini bahwa semua sperma aktif bergerak dan berenang ke arah sel telur untuk pembuahan. Namun, hal tersebut ternyata tidak sepenuhnya benar. Faktanya, tubuh pria menghasilkan jutaan sel sperma setiap hari dan bergerak dengan penggunaan ekor atau flagellum. Ekor tersebut memungkinkan sperma untuk berenang aktif menuju leher rahim, rahim, hingga tuba falopi, untuk pembuahan. Meski demikian, pada kondisi-kondisi tertentu, sperma tidak bisa bergerak atau berenang sama sekali, bahkan hanya bisa bergerak pasif menuju sel telur.
- Mitos bahwa produksi sperma tidak dipengaruhi oleh usia. Ada kepercayaan di tengah masyarakat bahwa usia tidak memengaruhi produksi dan kualitas sperma. Pria usia di atas 50 tahun bahkan dianggap mampu memproduksi jumlah sperma yang lebih tinggi dibandingkan pria yang lebih muda. Faktanya, proses penuaan bisa menurunkan produksi dan kualitas sperma. Selain itu, penurunan kualitas dan produksi sperma dipengaruhi oleh gaya hidup tidak sehat, misalnya merokok. Pria yang perokok aktif berisiko mengalami penurunan kualitas sperma. Hal ini dikarenakan kandungan senyawa berbahaya pada rokok, seperti nikotin, kadmium, dan timah, bisa mengurangi kualitas sperma, seperti bentuk, pergerakan, konsentrasi, dan DNA sperma.
- Mitos bahwa masa hidup sperma sangat singkat. Anda mungkin pernah mendengar bahwa ketika dikeluarkan saat ejakulasi, sperma hanya dapat bertahan hidup beberapa detik. Hal ini hanyalah mitos belaka. Faktanya, dikutip dari University of California San Francisco, sperma yang dikeluarkan saat ejakulasi dapat bertahan hidup di saluran rahim wanita hingga 5 hari.
Itulah beragam mitos dan fakta seputar sperma yang perlu Anda kenali untuk mengurangi risiko kesalahan penanganan gangguan pada sperma. Jika ada pertanyaan terkait kesehatan organ reproduksi atau cara meningkatkan kualitas sperma, konsultasikan ke dokter spesialis andrologi untuk diberikan saran dan bantuan yang tepat.