Kenali Jenis-Jenis Penyakit Sifilis Berdasarkan Tahapan Gejalanya

sifilis

Kenali Jenis-Jenis Penyakit Sifilis Berdasarkan Tahapan Gejalanya

Sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang ditularkan dari bakteri Treponema pallidum. Penularan sifilis terjadi saat berhubungan seksual yang tidak aman atau kontak langsung dengan pengidap penyakit ini. Agar ditangani dengan tepat, penting untuk mengenali jenis-jenis penyakit sifilis berdasarkan tahapan gejalanya. 

Penanganan sifilis perlu disesuaikan dengan tahapan gejalanya agar hasilnya optimal. Simak informasi selengkapnya mengenai jenis-jenis penyakit sifilis berdasarkan tahapan gejalanya di artikel ini.

Tahapan Gejala Penyakit Sifilis

Ada beberapa tahapan gejala penyakit sifilis yang perlu Anda ketahui, yaitu:

1. Sifilis primer.

Gejalanya berupa luka kecil yang tidak terasa nyeri atau disebut chancre. Meski ukurannya kecil, tahapan ini bisa menular dengan cepat.

2. Sifilis sekunder.

Ketika chancre hilang, ruam kulit muncul di seluruh area tubuh. Tahap ini disebut sifilis sekunder. Meski ruam tidak terasa gatal, namun diikuti dengan kutil di area kelamin atau mulut. Sifilis sekunder juga disertai dengan gejala-gejala berikut:

  • Nyeri sendi.
  • Kelelahan.
  • Rambut rontok.
  • Sakit tenggorokan.
  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Berat badan turun.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.

3. Sifilis laten.

Jenis penyakit sifilis berikutnya adalah sifilis laten. Meski gejalanya tidak signifikan, namun bakteri penyebab sifilis masih ada di tubuh. Jika tidak diobati, tahap ini berkembang menjadi sifilis tersier.

4. Sifilis tersier.

Jika tidak diobati, sifilis memasuki tahap akhir, yaitu tahap tersier. Tahap ini berlangsung dalam periode waktu yang panjang setelah infeksi awal sifilis. Di tahap ini, sifilis menimbulkan komplikasi, yaitu kerusakan di otak, jantung, saraf, dan organ penting lainnya. Selain itu, pengidap sifilis tahap tersier mengalami beragam gangguan kesehatan, yaitu:

  • Pendengaran terganggu.
  • Kebutaan.
  • Gangguan di tulang dan jaringan ikat.
  • Gangguan saraf, misalnya meningitis atau stroke.
  • Penyakit jantung.

Sifilis juga berisiko menyebar ke sumsum tulang belakang atau otak atau disebut neurosifilis. Kondisi ini ditandai dengan gejala-gejala, misalnya mati rasa, sakit kepala, demensia, tidak mampu menggerakkan anggota tubuh tertentu, atau lumpuh. Selain itu, ibu hamil yang mengidap sifilis berisiko menularkannya ke bayi dan menimbulkan komplikasi, misalnya persalinan prematur atau bayi meninggal di kandungan. 

Diagnosis Sifilis

Sebelum didiagnosis sifilis, dokter melakukan pemeriksaan dan berkonsultasi mengenai perilaku seksual pasien. Dokter juga merekomendasikan pemeriksaan lainnya, yaitu tes usap luka pengidap atau tes darah. Jika didiagnosis sifilis, dokter akan memberikan antibiotik.

Pencegahan Sifilis

Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk pencegahan sifilis. Oleh karena itu, pencegahan sifilis yang efektif adalah perilaku seksual yang aman. Berikut beberapa caranya:

  • Penggunaan kondom ketika berhubungan seksual.
  • Tidak berganti pasangan seksual.
  • Menghindari penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
  • Tidak minum alkohol.
  • Tidak berhubungan seksual dalam periode tertentu.
  • Jika Anda memiliki riwayat penyakit kelamin, sebaiknya diskusikan dengan pasangan dan periksa ke dokter untuk mencegah penularan.
  • Hindari berbagi jarum suntik.
  • Hindari berbagi sex toy.
  • Melakukan pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS) ke dokter secara berkala.

Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit menular seksual, dianjurkan untuk deteksi dini penyakit sifilis ke dokter, sehingga bisa diberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda dan terhindar dari risiko komplikasi yang serius.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout