Kenali Gejala Awal Penyakit Autoimun

Simak informasi selengkapnya mengenai gejala awal penyakit autoimun dan penanganannya di artikel ini. 

Kenali Gejala Awal Penyakit Autoimun

Penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan virus atau bakteri penyebab penyakit, justru merusak sel tubuh. Mengenali gejala awal penyakit autoimun penting untuk mencegah komplikasi serius.

Kunci agar penyakit autoimun tidak berakibat fatal adalah mengontrol gejala penyakit autoimun. Oleh karena itu, agar penyakit autoimun terkendali, penting untuk mengenali gejalanya sejak awal. Simak informasi selengkapnya mengenai gejala awal penyakit autoimun dan penanganannya di artikel ini. 

Gejala Awal Penyakit Autoimun yang Perlu Diwaspadai

Gejala awal penyakit autoimun sulit dibedakan dengan gangguan kesehatan lain. Oleh karena itu, agar tidak tertukar, berikut beragam gejala awal penyakit autoimun yang perlu Anda kenali:

  • Nyeri otot.
  • Kelelahan.
  • Demam ringan.
  • Kemerahan dan bengkak di kulit.
  • Ruam di kulit.
  • Kesemutan di kaki dan tangan.
  • Rambut rontok.
  • Sulit konsentrasi.

Gejala awal penyakit autoimun juga menimbulkan gejala khas, tergantung jenis penyakitnya. Diabetes tipe 1 ditandai dengan kelelahan, rasa haus yang ekstrem, dan berat badan turun drastis. Sedangkan, gejala pada rheumatoid arthritis atau psoriasis bisa muncul atau hilang.

Faktor Risiko Penyakit Autoimun

Penyebab penyakit autoimun belum bisa dipastikan. Namun, ada beragam faktor yang meningkatkan risikonya, yaitu:

  • Genetik. Orang dengan riwayat keluarga yang mengidap penyakit autoimun, misalnya multiple sclerosis dan lupus, lebih berisiko mengidap penyakit meningitis. 
  • Obesitas. Kelebihan berat badan atau obesitas adalah faktor risiko psoriatic arthritis atau rheumatoid arthritis. Hal ini dikarenakan berat badan berlebih berisiko menekan persendian atau jaringan lemak, sehingga memicu peradangan di persendian.
  • Kebiasaan merokok. Merokok memicu beragam gangguan kesehatan, termasuk penyakit autoimun, misalnya multiple sclerosis, rheumatoid arthritis, lupus, dan hipertiroidisme.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya antibiotik atau obat tekanan darah berisiko lupus yang bersifat jinak. Dikutip dari John Hopkins Medicine, obat untuk mengurangi kadar kolesterol seperti statin juga memicu miopati, yaitu penyakit autoimun yang memicu kelemahan otot. Namun, penyakit ini jarang ditemukan. Oleh karena itu, konsultasikan ke dokter sebelum memulai atau menghentikan penggunaan obat-obatan tersebut.

Penanganan Penyakit Autoimun

Penyakit autoimun tidak bisa diobati dengan penanganan medis. Meski demikian, pengobatan tertentu bisa diterapkan untuk mengontrol gejala dan mencegah perburukan gejala penyakit autoimun. Obat-obatan yang umum diberikan untuk mengurangi gejala penyakit autoimun, yaitu:

  • Obat penekan kekebalan tubuh.
  • Obat anti inflamasi nonsteroid, misalnya naproxen dan ibuprofen.

Selain itu, penderita penyakit autoimun perlu menerapkan pola hidup sehat agar gejalanya terkontrol, yaitu:

  • Menerapkan pola makan sehat. Perbanyak konsumsi makanan tinggi serat, makanan rendah lemak, dan makanan yang tidak digoreng.
  • Tidur yang cukup. Kurang tidur memicu stres yang memperparah gejala penyakit autoimun. Untuk mencegah hal ini, pastikan Anda tidur setidaknya 7-8 jam setiap hari.
  • Mengelola stres dengan tepat. Untuk mengendalikan stres yang memicu gejala penyakit autoimun, Anda bisa melakukan aktivitas yang menyenangkan, misalnya mendengarkan musik, meditasi, yoga, menari, atau melakukan hobi lainnya.
  • Rutin berolahraga. Agar kesehatan tubuh terjaga dan gejala terkontrol, rutinlah berolahraga setidaknya 30 menit per hari.

Itulah penjelasan mengenai gejala awal penyakit autoimun, faktor risiko, dan penanganannya. Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, konsultasikan ke dokter untuk perawatan dan pengobatan yang tepat.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout