Kenali Ciri-Ciri Kanker Kelenjar Getah Bening Stadium 1
Sistem limfatik atau getah bening berperan untuk sistem kekebalan tubuh, yaitu melawan infeksi dan penyakit. Namun, perkembangan sel limfosit yang tidak normal berisiko memicu kanker kelenjar getah bening atau limfoma. Deteksi dini kanker kelenjar getah bening penting agar tidak menjadi komplikasi. Ketahui lebih lanjut mengenai ciri-ciri kanker kelenjar getah bening stadium 1.
Kanker kelenjar getah bening terdiri dari dua tingkatan, yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Gejala dua jenis limfoma tersebut berbeda-beda, bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali, terutama pada stadium 1. Agar bisa dideteksi sejak awal, berikut ciri-ciri kanker kelenjar getah bening stadium 1 yang perlu Anda ketahui.
Ciri-Ciri Kanker Kelenjar Getah Bening Stadium 1 yang Perlu Diwaspadai
Berikut ciri-ciri kanker kelenjar getah bening stadium 1 yang umum ditemukan:
- Kelelahan terus-menerus. Kelelahan setelah beraktivitas atau berolahraga adalah hal yang normal. Namun, jika kelelahan tidak hilang setelah beristirahat, mungkin menandakan gejala limfoma. Oleh karena itu, segera ke dokter untuk memastikannya.
- Pembengkakan kelenjar getah bening. Limfoma memicu penumpukan sel limfosit di kelenjar getah bening, sehingga menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening yang lunak dan berbentuk bulat, misalnya di bawah ketiak, leher, atau selangkangan.
- Demam dan berkeringat di malam hari. Zat kimia yang dihasilkan oleh sel limfoma berisiko meningkatkan suhu tubuh yang disertai dengan tubuh berkeringat di malam hari.
- Berat badan turun tanpa alasan yang jelas. Ciri-ciri kanker kelenjar getah bening selanjutnya adalah berat badan turun drastis. Gejala ini dipicu oleh perkembangan sel kanker yang cepat dan mengambil banyak energi dari tubuh.
- Batuk dan sesak napas. Pembengkakan kelenjar getah bening berisiko menekan paru-paru, saluran udara, atau pembuluh darah, sehingga memicu batuk, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala ini umum dialami oleh penderita kanker limfoma Hodgkin dan sebagian limfoma non-Hodgkin.
- Kulit gatal-gatal. Sistem kekebalan tubuh akan menghasilkan zat kimia sebagai respon alami terhadap sel kanker. Zat tersebut memicu iritasi di saraf, sehingga menimbulkan gatal di kulit, terutama di kaki bagian bawah atau seluruh tubuh.
- Merasa kenyang di perut. Ketika limfoma menyebar hingga ke hati, perut akan membengkak dan Anda merasa kenyang, meski hanya makan sedikit. Jika menyebar ke perut, limfoma menimbulkan ciri-ciri berupa diare, sembelit, sakit perut, atau muntah.
- Sakit kepala, pusing, kejang, dan gejala lain. Meski jarang ditemukan, namun, jika limfoma menyebar hingga ke otak atau sistem saraf, akan memicu sakit kepala, kejang, pusing, dan tangan lemah. Limfoma juga memicu nyeri di area tubuh tertentu, tergantung lokasi limfoma menyebar, misalnya jika limfoma menyebar ke tulang, akan memicu nyeri di tulang.
Ciri-ciri kanker kelenjar getah bening stadium 1 memang mirip dengan ciri-ciri gangguan kesehatan lain. Oleh karena itu, jika Anda mengalami ciri-ciri di atas terus menerus atau tidak sembuh setelah diobati, segera ke dokter untuk dipastikan penyebabnya dan diberikan penanganan yang tepat. Semakin cepat gejala awal kanker kelenjar getah bening dideteksi, semakin besar peluang kesembuhannya.
Faktor Risiko Kanker Kelenjar Getah Bening
Hingga saat ini, penyebab kanker kelenjar getah bening belum bisa dipastikan. Namun, ada beragam kondisi yang bisa meningkatkan risiko kanker kelenjar getah bening, yaitu:
- Riwayat keluarga pengidap kanker kelenjar getah bening.
- Orang dengan daya tahan tubuh lemah akibat penyakit tertentu, misalnya HIV.
- Pengidap kelainan imun, misalnya lupus atau rheumatoid arthritis.
- Berjenis kelamin pria.
- Pernah mengalami penyakit akibat infeksi virus Epstein-Barr, misalnya demam kelenjar.
- Usia 15-40 tahun untuk limfoma Hodgkin.
- Usia 60-80 tahun untuk limfoma non-Hodgkin.
- Mengonsumsi obat imunosupresan.
- Obesitas.
- Pernah menjalani terapi kanker jenis lain, misalnya radioterapi atau kemoterapi.
- Terpapar bahan kimia tertentu secara terus menerus, misalnya pupuk atau pestisida.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami ciri-ciri kanker kelenjar getah bening yang disebutkan sebelumnya, terutama jika pembesaran kelenjar getah bening tidak sembuh lebih dari 1 bulan, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Dengan begitu, risiko komplikasi bisa dikurangi.
Penanganan Kanker Kelenjar Getah Bening
Penanganan kanker kelenjar getah bening tergantung jenis dan tingkat keparahan limfoma. Ada beberapa jenis penanganan yang mungkin diberikan oleh dokter untuk mengatasi kanker kelenjar getah bening, yaitu:
- Terapi radiasi, yaitu penggunaan sinar radiasi berkekuatan tinggi untuk membunuh sel kanker.
- Kemoterapi, yaitu pemberian obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker.
- Terapi target, bertujuan untuk membunuh sel kanker dan mencegah sel kanker tumbuh kembali tanpa merusak sel yang sehat.
- Imunoterapi, bertujuan untuk menstimulasi sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sel kanker.
- Transplantasi sumsum tulang, yaitu penggantian sel kanker dengan sel punca yang sehat dari sumsum tulang pasien.
Pada kondisi tertentu, pertumbuhan kanker kelenjar getah bening bisa lambat dan tidak menimbulkan gejala. Oleh karena itu, dokter bisa menunda pengobatan pasien dengan kondisi tersebut, namun tetap dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin.
Komplikasi Kanker Kelenjar Getah Bening
Jika tidak ditangani dengan tepat, kanker kelenjar getah bening bisa meningkatkan risiko komplikasi, yaitu:
- Metastasis, yaitu penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lain.
- Daya tahan tubuh melemah, sehingga rentan terinfeksi.
- Gangguan kecemasan atau depresi.
- Kematian.
Selain itu, pasien limfoma yang menjalani pengobatan berisiko mengalami kondisi lain, yaitu:
- Penyakit jantung.
- Kanker jenis lain.
- Penyakit paru-paru.
- Kemandulan.
Untuk mengurangi risiko komplikasi di atas, pasien limfoma perlu menerapkan pola hidup sehat selama menjalani pengobatan limfoma, misalnya radioterapi atau kemoterapi.
Pencegahan Kanker Kelenjar Getah Bening
Risiko terjadinya kanker kelenjar getah bening bisa dikurangi dengan menghindari faktor risikonya, yaitu dengan cara:
- Mempertahankan berat badan ideał.
- Tidak merokok.
- Rutin berolahraga.
- Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, misalnya mengonsumsi sayur dan buah.
- Hindari berbagi barang-barang pribadi dengan orang lain, misalnya sikat gigi, handuk, atau peralatan makan dan minum.
- Tidak mengonsumsi narkoba.
- Penggunaan kondom saat berhubungan seksual.
- Tidak berganti-ganti pasangan seksual.
- Penggunaan alat pelindung diri yang memadai ketika bekerja, terutama di lingkungan yang berisiko terpapar radiasi atau zat kimia.