Kegunaan Paracetamol, Dosis, dan Efek Samping

Kegunaan Paracetamol, Dosis, dan Efek Samping

Kegunaan Paracetamol, Dosis, dan Efek Samping

Paracetamol merupakan obat yang sudah tidak asing lagi bagi banyak orang. Hal ini tidak mengherankan, karena paracetamol termasuk obat yang paling sering digunakan di dunia. Apa kegunaan paracetamol dan berapa dosis yang tepat untuk dikonsumsi?

Peneliti menduga bahwa khasiat paracetamol berasal dari perannya dalam mengatur suhu di otak untuk mengobati demam dan rasa nyeri. Apa saja kegunaan paracetamol, dosis yang dianjurkan, serta adakah efek sampingnya? Simak penjelasan berikut.

Kegunaan Paracetamol

Paracetamol termasuk salah satu jenis OTC atau obat tanpa resep. Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi, yaitu:

  • Sakit gigi.
  • Migrain.
  • Nyeri otot.
  • Sakit kepala.
  • Sakit punggung.
  • Nyeri haid.
  • Sakit tenggorokan.
  • Nyeri setelah operasi.
  • Demam.
  • Pilek.

Meski demikian, sebaiknya jangan konsumsi paracetamol dengan obat lain secara bersamaan. Penggunaan paracetamol juga tidak dianjurkan untuk orang yang alergi terhadap kandungan paracetamol.

Dosis Paracetamol

Berapa dosis paracetamol yang tepat? Berdasarkan usia, berikut dosis paracetamol yang dianjurkan:

  • Orang dewasa: 500-1.000 mg sebanyak 4 kali dalam sehari, dengan dosis maksimal 4.000 mg per hari.
  • Anak usia 10-15 tahun: 500 mg sebanyak 4 kali dalam sehari, dengan dosis maksimal 4.000 mg per hari.

Jika Anda mengonsumsi paracetamol melebihi dosis yang dianjurkan, sebaiknya segera ke dokter. Hal ini dikarenakan penanganan yang cepat dapat mencegah efek samping atau komplikasi yang berbahaya.

Selain itu, mengonsumsi paracetamol dengan dosis berlebihan bisa berisiko terganggunya fungsi hati. Berikut beberapa efek samping yang bisa muncul jika Anda kelebihan dosis paracetamol:

  • Mual.
  • Kulit pucat.
  • Keringat berlebihan.
  • Muntah.
  • Kehilangan nafsu makan.

Efek Samping Paracetamol

Paracetamol sebenarnya tidak menimbulkan efek samping jika dikonsumsi dengan dosis yang tepat atau sesuai rekomendasi dokter. Namun, efek samping bisa muncul jika melebihi dosis yang dianjurkan atau dikonsumsi oleh orang dengan kondisi medis berikut:

  • Gangguan pernapasan. Bisa terjadi jika Anda pernah mengalami efek samping atau menggunakan obat lain yang sejenis, seperti ibuprofen, secara bersamaan.
  • Reaksi alergi yang parah, seperti sesak napas, gatal-gatal, ruam kulit, serta tenggorokan, lidah, dan wajah membengkak.
  • Sariawan.
  • Kelelahan yang luar biasa.
  • Pendarahan atau memar tanpa alasan yang jelas.
  • Mual.
  • Gangguan hati.
  • Rentan mengalami infeksi.
  • Penyakit kuning.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami salah satu atau beberapa efek samping di atas untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Amankah Paracetamol untuk Ibu Hamil?

Bagi ibu hamil yang ingin menggunakan paracetamol, perlu bertanya dengan dokter kandungan terlebih dahulu. Meski tergolong aman dan minim efek samping, namun berdiskusi dengan dokter dianjurkan agar ibu dan janin tetap sehat.

Sedangkan, ibu menyusui hanya boleh mengonsumsi paracetamol dalam dosis yang sedikit saja. Selain itu, sebelum mengonsumsi paracetamol, Anda perlu berdiskusi dengan dokter jika memiliki beberapa kondisi medis berikut:

  • Memiliki berat badan yang rendah atau kurang gizi.
  • Mengidap anemia hemolitik.
  • Pernah mengalami radang sendi sebelumnya.
  • Mengidap penyakit ginjal atau hati.
  • Minum alkohol secara berlebihan.
  • Mengalami infeksi berat.
  • Mengidap masalah pernapasan, seperti asma.
  • Menderita kekurangan glukosa-6-fosfatdehidrogenase atau kekurangan enzim dalam tubuh.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout