Kegunaan Multivitamin dan Aturan Pakainya

kegunaan multivitamin

Kegunaan Multivitamin dan Aturan Pakainya

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Meski dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit, namun perlu diketahui bahwa multivitamin tidak akan menggantikan nutrisi yang dikonsumsi langsung dalam bentuk makanan.

Untuk mendapatkan manfaat multivitamin secara optimal dan efektif, penggunaannya perlu disesuaikan dengan beberapa hal, salah satunya usia. Apa kegunaan multivitamin dan aturan pakainya? Berikut penjelasannya.

Kegunaan Vitamin

Selain mencegah penyakit, berikut beberapa kegunaan multivitamin yang perlu Anda ketahui:

1. Menjaga kesehatan otak

Konsumsi multivitamin secara rutin banyak dikaitkan dengan peningkatan daya ingat pada lansia. Beberapa studi juga menunjukkan potensi manfaat multivitamin untuk membantu meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala gangguan kecemasan. Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan manfaat multivitamin dengan peningkatan daya ingat dan suasana hati. 

2. Menjaga kesehatan mata

Penelitian juga menyatakan bahwa multivitamin yang mengandung karotenoid dapat memberikan manfaat bagi penglihatan. Kandungan aktifnya, seperti beta karoten, lutein, atau zeaxanthin, dapat membantu menjaga kesehatan mata dan tajam penglihatan.

Aturan Minum Multivitamin

Manfaat multivitamin akan semakin optimal jika disesuaikan dengan kebutuhan. Oleh karena itu, Anda bisa menerapkan aturan minum multivitamin berdasarkan usia berikut:

1. Usia anak dan remaja

Usia anak hingga remaja membutuhkan kalsium dan vitamin D. Keduanya berfungsi untuk membantu pertumbuhan tulang dan otot yang kuat. Anak dan remaja yang asupan vitamin D dan kalsiumnya tercukupi, akan terhindar dari kerapuhan tulang di usia dewasa dan usia lanjut. Vitamin D dan kalsium bisa ditemukan dalam berbagai jenis makanan, seperti susu, kuning telur, bayam, brokoli, sarden, hati sapi, dan kacang kedelai.

2. Usia 20-an

Pada usia 20-an, kalsium dan vitamin D tetap dibutuhkan. Namun, Anda juga membutuhkan tambahan vitamin dan mineral lainnya. Hal ini biasanya disesuaikan dengan kondisi tubuh dan pola makan Anda. Selain itu, rentang usia 20-an adalah usia paling subur bagi perempuan untuk hamil dan melahirkan. Oleh karena itu, perempuan dianjurkan untuk mengonsumsi tambahan suplemen vitamin B dan asam folat untuk mengurangi risiko bayi terlahir cacat akibat cacat tabung saraf.

3. Usia 30-an

Pada usia 30-an, tubuh mulai banyak mengalami perubahan yang terkait dengan peningkatan risiko berbagai penyakit, seperti serangan jantung. Oleh karena itu, Anda membutuhkan tambahan asupan asam lemak omega-3. Salah satu caranya adalah dengan mengonsumsi ikan dua kali seminggu yang kaya akan asam lemak omega-3, seperti tuna, salmon, teri, lele, dan sarden. 

4. Usia 40-an

Vitamin D sangat dibutuhkan pada usia 40-an. Hal ini dikarenakan kekurangan vitamin D di usia 40-an dapat meningkatkan risiko kanker, diabetes, penyakit autoimun, dan obesitas. Vitamin D juga penting untuk menjaga otot dan tulang tetap kuat. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk mencukupi kebutuhan omega-3 dan omega-6 harian. Jika kekurangan kedua gizi ini, bisa meningkatkan risiko terjadinya kebotakan.

5. Usia 50-an

Memasuki usia 50 tahun, wanita umumnya akan mulai menyambut masa menopause. Penelitian pada 2017 yang dikutip dari Prevention, vitamin E dapat membantu mengurangi efek samping menopause yang mengganggu, terutama hot flashes. Selain itu, Anda juga perlu mencukupi kebutuhan vitamin D harian, karena di rentang usia 50-an, produksi estrogen dalam tubuh mulai menurun. Mengonsumsi vitamin D3 secara rutin juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung Anda. 

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout