Kecanduan PMO: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan
Kecanduan PMO (pornografi, masturbasi, onani) adalah ketidakmampuan seseorang untuk berhenti melihat konten porno, serta melakukan masturbasi dan onani. Penderita kecanduan PMO umumnya merasa bersalah dengan kecanduannya, namun sulit untuk menghentikan kecanduan tersebut.
Kecanduan PMO disebabkan oleh beragam faktor, misalnya ketidakseimbangan kadar zat kimia di otak, gangguan kesehatan mental, atau trauma di masa lalu. Simak informasi selengkapnya mengenai penyebab, gejala, dan penanganan kecanduan PMO di artikel ini.
Penyebab dan Faktor Risiko Kecanduan PMO
Seperti disebutkan sebelumnya, berikut beragam faktor yang menyebabkan kecanduan PMO:
- Trauma, kekecewaan, atau sakit hati akibat kehidupan yang tidak sesuai harapan, sehingga aktivitas seksual dilakukan untuk mengalihkan perhatian.
- Ketidakseimbangan zat kimia di otak.
- Gangguan kesehatan mental, misalnya depresi, gangguan kecemasan, sehingga penderitanya beralih ke pornografi, masturbasi, dan onani untuk mengurangi stres.
Selain itu, ada beragam faktor yang meningkatkan risiko kecanduan PMO, yaitu:
- Trauma akibat pelecehan fisik atau seksual di masa lalu.
- Riwayat keluarga pengidap kecanduan PMO.
- Dididik oleh orang tua yang selalu melarang anak tanpa alasan yang logis.
- Mengidap gangguan mental tertentu, misalnya gangguan bipolar dan OCD.
- Stres berat.
- Mengidap penyakit tertentu, misalnya penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.
- Lingkungan yang memudahkan akses konten porno.
- Bergaul dengan orang-orang yang kecanduan konten porno atau aktivitas seksual.
Gejala Kecanduan PMO
Kecanduan PMO menimbulkan gejala-gejala tertentu. Berikut gejala-gejala yang umum ditemukan pada pecandu PMO:
- Hubungan pribadi dan pekerjaan yang terganggu.
- Membuang waktu untuk menonton konten porno atau masturbasi.
- Menjauhi aktivitas sosial.
- Keinginan yang tidak bisa ditahan untuk masturbasi di area publik.
- Keinginan melihat konten porno atau melakukan aktivitas seksual meski tidak ada dorongan untuk melakukannya.
- Tidak mempedulikan kesehatan dan kebersihan diri sendiri.
- Perasaan bersalah setelah menonton konten porno atau melakukan aktivitas seksual.
Penanganan dan Pencegahan Kecanduan PMO
Psikoterapi, seperti cognitive behavioral therapy (CBT), adalah pengobatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi faktor pemicu PMO dan melatih pasien untuk menerima kondisinya dengan tindakan yang positif. Pemberian obat juga bisa dilakukan untuk mengurangi gejala PMO, yaitu:
- Antidepresan, misalnya duloxetine, fluoxetine, dan amitriptyline.
- Antiandrogen, misalnya enzalutamide, untuk mengendalikan gairah seksual.
- Penstabil mood, misalnya lamotrigine dan carbamazepine.
Selain itu, ada beragam cara yang bisa diterapkan untuk mengurangi gejala kecanduan PMO, yaitu:
- Melakukan aktivitas positif, misalnya meditasi dan yoga.
- Bergabung dengan terapi kelompok agar bisa berbagi pengalaman dan saran yang bermanfaat.
- Mencatat faktor-faktor yang memicu kecanduan PMO, sehingga bisa dihindari di masa depan.
- Meluangkan waktu bersama keluarga atau teman.
Kecanduan PMO juga bisa dicegah dengan menerapkan beragam cara berikut:
- Rutin berolahraga atau melakukan hobi baru.
- Menjauhi konten porno.
- Mengelola stres yang memicu kecanduan PMO, misalnya meditasi atau menulis jurnal.
- Berbagi keluh kesah dengan orang yang dipercaya.
- Tidur yang cukup.
- Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
Kecanduan PMO bisa terbentuk sejak anak-anak. Oleh karena itu, dibutuhkan hubungan yang sehat antara orang tua dan anak, misalnya memberikan pendidikan seksual yang benar. Dengan begitu, anak bisa memahami apa itu PMO dan dampaknya, sehingga terhindar dari bahaya kecanduan PMO.