Kanker Vulva: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Kanker vulva adalah kanker pada permukaan luar vagina dan ditandai dengan luka terbuka atau benjolan yang disertai gatal. Penyakit ini umumnya dialami oleh wanita berusia di atas 65 tahun atau yang sudah memasuki masa menopause.
Ada dua jenis kanker vulva, yaitu vulva melanoma yang berasal dari sel penghasil pigmen di kulit vulva, dan vulva karsinoma sel skuamosa yang berawal dari sel tipis yang melapisi permukaan vulva. Namun, vulva karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker vulva yang umum ditemukan. Lalu, apa penyebab dan gejala kanker vulva, serta bisakah diatasi? Berikut informasi selengkapnya.
Penyebab Kanker Vulva
Kanker vulva disebabkan oleh perubahan gen di dalam sel-sel vulva, sehingga tumbuh secara tidak terkendali dan menjadi sel kanker yang dapat menyebar ke organ tubuh lain. Meski penyebab mutasi sel-sel tersebut belum bisa dipastikan, namun ada beragam faktor yang meningkatkan risiko kanker vulva, yaitu:
- Mengidap infeksi HPV (human papillomavirus).
- Daya tahan tubuh yang lemah, misalnya penderita HIV.
- Mengidap penyakit kulit di area vulva, misalnya lichen planus dan lichen sclerosus.
- Ada riwayat prakanker di vulva, misalnya vulvar intraepithelial neoplasia.
- Berusia di atas 65 tahun.
- Ada riwayat penyakit tertentu, misalnya kanker vagina, melanoma, atau kanker leher rahim.
- Perokok aktif.
Gejala Kanker Vulva
Kanker vulva stadium awal umumnya tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Namun, pada stadium lanjut, kanker vulva bisa menimbulkan gejala-gejala, yaitu:
- Luka terbuka di vulva.
- Gatal yang mengganggu di vulva.
- Nyeri dan perih pada vulva.
- Benjolan yang mirip kutil di vulva.
- Kulit pada area vulva berubah warna menjadi gelap dan menebal.
- Nyeri ketika buang air kecil.
- Perdarahan saat tidak menstruasi atau saat menopause.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala kanker vulva yang disebutkan di atas, terutama jika Anda memiliki faktor risiko kanker vulva. Semakin cepat terdeteksi, semakin besar peluang kesembuhan Anda dari kanker vulva.
Selain itu, jika Anda sudah didiagnosis, sedang menjalani pengobatan, atau sudah sembuh, lakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin. Hal ini bertujuan untuk menurunkan risiko tingkat kekambuhan kanker vulva.
Diagnosis Kanker Vulva
Sebelum mendiagnosis kanker vulva, dokter akan mengajukan pertanyaan terkait riwayat penyakit, gejala yang dialami, dan riwayat hubungan seksual pasien. Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan panggul oleh dokter untuk mendeteksi kelainan di vulva.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis kanker vulva, yaitu:
- Kolposkopi, untuk mendeteksi sel abnormal di vagina, leher rahim, dan vulva.
- Biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan untuk memeriksa penyebaran sel kanker di kelenjar getah bening.
Jika kanker vulva diduga sudah meluas hingga ke organ lain, akan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebaran kanker ke organ lain, misalnya CT scan, foto Rontgen, MRI, atau PET scan.
Stadium Kanker Vulva
Setelah diagnosis dilakukan, dokter bisa menentukan stadium kanker vulva. Dengan mengetahui stadium kanker, dokter bisa menentukan prosedur pengobatan yang tepat. Berikut stadium kanker vulva yang perlu diketahui:
- Stadium 1. Tumor berukuran kecil di vulva atau area di antara anus dan vagina. Pada tahap ini, kanker belum meluas hingga ke kelenjar getah bening atau organ lain di tubuh.
- Stadium 2. Tumor sudah berkembang dan meluas hingga ke organ di sekitarnya, misalnya bagian bawah saluran kencing (uretra), anus, dan vagina.
- Stadium 3. Kanker sudah meluas hingga ke uretra, vagina, kandung kemih, dan kelenjar getah bening.
- Stadium 4. Kanker sudah meluas hingga ke bagian atas uretra atau vagina, banyak kelenjar getah bening, kandung kemih, dan tulang panggul. Pada tahap ini, kanker sudah meluas hingga ke organ tubuh lain yang jauh dari vulva.
Penanganan Kanker Vulva
Penanganan kanker vulva ditentukan oleh jenis kanker vulva, kondisi pasien, dan tingkat keparahannya. Berikut pengobatan yang dilakukan oleh dokter untuk mengatasi kanker vulva:
1. Operasi
Ada beragam jenis operasi yang dilakukan oleh dokter untuk mengatasi kanker vulva, yaitu:
- Pengangkatan jaringan kanker vulva dan sebagian kecil jaringan sehat di area sekitar kanker.
- Pengangkatan sebagian besar vulva, termasuk satu atau kedua bibir vagina dan klitoris.
- Pengangkatan seluruh bagian vulva, termasuk bagian luar dan dalam bibir vagina, serta klitoris.
- Pengangkatan sebagian kecil atau seluruh kelenjar getah bening di selangkangan jika kanker vulva sudah meluas hingga ke kelenjar getah bening di area sekitarnya.
2. Kemoterapi
Kemoterapi adalah obat-obatan untuk membunuh sel kanker yang diberikan dengan cara diminum atau disuntikkan. Jika kanker vulva sudah meluas hingga ke kelenjar getah bening, kemoterapi bisa dikombinasikan dengan radioterapi. Selain itu, kombinasi kemoterapi dan radioterapi bertujuan untuk mengecilkan sel kanker sebelum operasi untuk meningkatkan peluang keberhasilan operasi.
3. Radioterapi
Radioterapi adalah metode pengobatan dengan penggunaan sinar-X atau sinar proton untuk membunuh sel kanker. Metode ini bertujuan untuk mengecilkan sel kanker sebelum operasi dan membunuh sel kanker di kelenjar getah bening yang tidak berhasil diangkat ketika operasi.
Proses radioterapi untuk pasien kanker vulva dilakukan secara bertahap. Radioterapi umumnya dilakukan 5 kali dalam seminggu selama beberapa minggu.
Komplikasi Kanker Vulva
Jika tidak ditangani dengan tepat, kanker vulva bisa menimbulkan komplikasi, yaitu penyebaran sel-sel kanker ke organ lain (metastasis). Selain itu, kanker vulva yang sudah berhasil diangkat dalam operasi masih bisa kambuh kembali. Oleh karena itu, pasien kanker vulva yang sudah sembuh dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter untuk mengetahui perkembangan penyakitnya.
Pemeriksaan yang direkomendasikan berupa pemeriksaan panggul setiap 3 atau 6 bulan dalam 2 tahun pertama, serta setiap 6 atau 12 bulan dalam 3-5 tahun berikutnya. Dokter juga merekomendasikan pasien untuk menjalani skrining kanker.
Pencegahan Kanker Vulva
Meski sulit dicegah, risiko kanker vulva bisa dikurangi dengan menghindari faktor risikonya, misalnya tidak merokok dan menerapkan pola hidup sehat. Kanker vulva juga bisa dicegah dengan menekan penyebaran infeksi HPV, misalnya menerapkan perilaku seks yang aman dan mendapatkan vaksinasi HPV.
Selain itu, Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan panggul secara berkala untuk mendeteksi kelainan di vulva dan kandungan yang bisa berkembang menjadi kanker vulva. Jika Anda mengidap penyakit tertentu, konsultasikan ke dokter untuk mengetahui seberapa besar risiko terkena kanker vulva.
Jika ada pertanyaan terkait cara-cara mencegah kanker vulva, konsultasikan ke dokter untuk diberikan saran dan rekomendasi yang tepat.