Kanker Serviks: Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Pengobatan
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Kanker serviks adalah salah satu penyakit yang sering menjadi perhatian karena perkembangannya sering tidak terlihat sejak awal. Ketahui gejala, penyebab, cara mencegah, serta tindakan penanganan kanker serviks di bawah ini!
Apa Itu Kanker Serviks?
Kanker serviks adalah kondisi yang terjadi ketika sel-sel pada leher rahim mulai berubah secara tidak normal dan berkembang menjadi kanker.
Banyak kasus kanker serviks dipicu oleh infeksi HPV (human papillomavirus), yaitu virus yang dapat menular melalui kontak seksual.
Gejala Kanker Serviks
Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak menimbulkan gejala, sehingga banyak orang tidak menyadari adanya perubahan di dalam tubuhnya.
Gejala baru muncul ketika kondisi sudah berkembang lebih jauh. Beberapa tanda yang perlu Anda perhatikan antara lain:
Gejala Tahap Awal
- Keputihan berair atau berdarah yang bisa menjadi lebih banyak dan berbau tidak sedap.
- Perdarahan vagina setelah berhubungan seksual, di luar jadwal menstruasi, atau setelah menopause.
- Nyeri saat berhubungan seksual.
Gejala Jika Kanker Sudah Menyebar
- Sulit atau nyeri saat buang air kecil, bahkan kadang disertai darah.
- Diare, nyeri, atau perdarahan dari anus saat buang air besar.
- Mudah lelah, penurunan nafsu makan, atau berat badan turun drastis.
- Perasaan tidak enak badan tanpa penyebab jelas.
- Nyeri punggung bagian bawah atau pembengkakan pada kaki.
- Nyeri di area panggul atau perut.
Bila Anda mengalami perdarahan tidak normal, keputihan yang berbeda dari biasanya, atau gejala lain yang tidak wajar, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Penyebab Kanker Serviks
Sebagian besar kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV, yang menular melalui kontak seksual baik vaginal, anal, maupun oral.
Banyak orang yang sebenarnya pernah terinfeksi HPV tanpa menyadarinya, karena tubuh mampu melawan infeksinya secara alami.
Namun, pada sebagian orang, virus ini menetap dan menyebabkan perubahan pada sel-sel leher rahim hingga akhirnya berkembang menjadi kanker serviks.
Selain HPV, ada beberapa faktor risiko lain yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker serviks, seperti:
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat HIV atau penggunaan obat tertentu.
- Kebiasaan merokok atau sering terpapar asap rokok.
- Penggunaan pil KB jangka panjang.
- Riwayat melahirkan banyak anak.
- Obesitas.
- Usia di atas 30 tahun dengan infeksi HPV berisiko tinggi yang tidak hilang.
Tidak semua orang dengan faktor risiko pasti mengalami kanker serviks, tapi mengetahui risikonya dapat membantu Anda lebih waspada dan menjaga kesehatan reproduksi.
Stadium Kanker Serviks
Untuk memahami seberapa jauh perkembangan kanker serviks, tenaga kesehatan biasanya menggunakan empat tahapan stadium.
Setiap tahap menggambarkan seberapa luas penyebaran sel kanker di dalam tubuh Anda:
- Stadium 1: Pada tahap ini, kanker serviks hanya berada di bagian leher rahim saja. Sel kanker belum menyebar ke jaringan yang lebih dalam.
- Stadium 2: Kanker serviks mulai menyebar ke area sekitar, yaitu di luar leher rahim dan rahim, tetapi belum mencapai dinding panggul atau bagian bawah vagina.
- Stadium 3: Pada tahap ini, kanker serviks telah meluas ke bagian bawah vagina serta mungkin menyebar ke dinding panggul, ureter (saluran yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih), dan kelenjar getah bening di sekitar panggul.
- Stadium 4: Ini adalah tahap paling lanjut, ketika kanker serviks sudah menyebar ke organ lain seperti kandung kemih, rektum, tulang, atau bahkan paru-paru.
Cara Mendiagnosis Kanker Serviks
Kalau Anda mengalami gejala atau mendapatkan hasil skrining yang tidak normal, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan apakah ada kanker serviks.
Beberapa proses yang biasanya dilakukan meliputi:
- Menggali riwayat kesehatan Anda dan riwayat kesehatan keluarga.
- Melakukan pemeriksaan panggul untuk melihat kondisi organ reproduksi.
- Menyarankan beberapa tes tambahan, seperti:
- Kolposkopi
Pemeriksaan menggunakan alat bernama kolposkop untuk melihat leher rahim lebih jelas dan mendeteksi area yang tampak tidak normal.
- Biopsi serviks
Prosedur untuk mengambil sampel jaringan pada leher rahim. Sampel ini kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat apakah terdapat sel kanker. Sebagian besar biopsi dapat dilakukan langsung di ruang praktik dokter.
Diagnosis yang tepat membantu Anda mendapatkan penanganan yang sesuai dan tidak menunda pengobatan bila memang diperlukan.
Cara Mencegah Kanker Serviks
Pencegahan kanker serviks sangat mungkin dilakukan. Beberapa langkah yang bisa Anda lakukan antara lain:
1. Vaksinasi HPV
Vaksin HPV memberikan perlindungan paling optimal jika diberikan sebelum seseorang terpapar virus HPV. Para ahli kesehatan menyarankan vaksinasi pada anak usia 9–12 tahun.
Namun, Anda yang sudah dewasa tetap dapat berkonsultasi untuk mendapatkan vaksin sesuai rekomendasi dokter.
2. Skrining Rutin
Ada dua jenis skrining yang biasa dilakukan:
- Pap smear: bertujuan mendeteksi sel-sel abnormal agar bisa ditangani sebelum berkembang menjadi kanker serviks.
- Tes HPV: memeriksa adanya infeksi HPV berisiko tinggi yang dapat memicu kanker.
Jika hasil skrining menunjukkan adanya sel abnormal atau HPV berisiko tinggi, sangat penting untuk menjalani penanganan lanjutan sesuai arahan tenaga kesehatan.
3. Gunakan Pengaman Saat Berhubungan Seksual
Sebaiknya Anda menggunakan pengaman saat berhubungan seksual. Penggunaan kondom dapat membantu menurunkan risiko penularan HPV.
4. Berhenti Merokok
Kebiasaan merokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko kanker serviks, sehingga berhenti merokok adalah langkah pencegahan yang baik.
Pengobatan Kanker Serviks
Pilihan pengobatan kanker serviks bisa berbeda untuk setiap orang. Dokter biasanya mempertimbangkan banyak faktor seperti stadium kanker, usia, kondisi kesehatan secara keseluruhan, serta apakah Anda masih berencana memiliki anak di masa depan.
Berikut beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan:
1. Terapi Radiasi
Terapi radiasi menggunakan sinar berkekuatan tinggi untuk menghancurkan sel kanker pada leher rahim. Ada dua jenis terapi radiasi yang sering digunakan:
- External Beam Radiation Therapy (EBRT)
Radiasi diarahkan dari mesin di luar tubuh ke area yang terkena kanker serviks.
- Brachytherapy
Radiasi ditempatkan di dalam atau sangat dekat dengan jaringan yang terkena kanker untuk membunuh sel-sel abnormal secara langsung.
Terapi radiasi dapat digunakan sebagai pengobatan utama atau dikombinasikan dengan metode lain, tergantung kondisi Anda.
2. Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obatan yang diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah atau diminum secara oral untuk membunuh sel kanker.
Obat ini bekerja melalui aliran darah, sehingga dapat mencapai sel kanker di berbagai bagian tubuh Anda.
3. Operasi
Pada tahap awal, dokter dapat melakukan tindakan operasi untuk mengangkat jaringan yang terkena kanker serviks.
Bentuk operasinya bisa beragam, mulai dari pengangkatan sebagian jaringan yang terinfeksi hingga prosedur yang lebih luas, tergantung perkembangan kanker.
Beberapa pasien juga mungkin membutuhkan kombinasi terapi, seperti radiasi atau kemoterapi sebelum atau setelah operasi, terutama jika kanker serviks telah menyebar atau kembali muncul.
4. Terapi Target
Terapi target adalah jenis pengobatan yang menyerang sel kanker secara spesifik tanpa merusak sel sehat.
Cara kerjanya adalah dengan menargetkan protein tertentu yang membuat sel kanker tumbuh atau menyebar.
Seiring berkembangnya penelitian medis, terapi target menjadi pilihan yang semakin efektif untuk mengatasi kanker serviks tahap lanjut.
5. Imunoterapi
Imunoterapi bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh Anda agar mampu mengenali dan menghancurkan sel kanker.
Biasanya, sel kanker berusaha “menyamar” sebagai sel normal, tapi imunoterapi membantu tubuh mengenali sinyal tersebut sehingga sel kanker tidak bisa lagi bersembunyi.
Pendekatan ini umumnya digunakan untuk kanker serviks yang sudah menyebar atau tidak merespons pengobatan lain.
Meski penyakit ini terdengar menakutkan, kanker serviks dapat dicegah dan dideteksi lebih awal melalui skrining rutin seperti pap smear dan vaksinasi HPV.
Kesehatan reproduksi adalah investasi jangka panjang, jadi jangan ragu untuk memeriksakan diri jika menemukan hal yang tidak biasa.Selalu jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan beli suplemen dan obat terpercaya dari Pyfa Health!





