Kanker Payudara: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan

Kanker payudara- penyebab, gejala, penanganan, dan pencegahan (1)

Kanker Payudara: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Kanker payudara adalah kondisi ketika sel-sel di jaringan pada payudara tumbuh secara tidak terkontrol dan menyebar hingga ke jaringan payudara yang sehat di sekitarnya. Ketahui lebih lanjut mengenai penyebab dan gejala kanker payudara.

Kanker payudara bisa muncul di kelenjar penghasil susu (lobulus) atau di saluran (duktus) atau di jaringan ikat atau jaringan lemak di payudara. Kanker payudara umumnya dialami oleh wanita, namun tidak tertutup kemungkinan kanker payudara dialami oleh pria. Simak informasi selengkapnya mengenai gejala, penyebab, dan penanganan kanker payudara di artikel ini.

Jenis Kanker Payudara

Meski terdiri dari beragam jenis, namun ada empat jenis kanker payudara yang umum ditemukan, yaitu:

  1. Ductal carcinoma in situ

Ductal carcinoma in situ (DCIS) muncul di saluran air susu, namun tidak meluas ke jaringan sekitarnya. DCIS adalah kanker stadium awal yang bisa disembuhkan. Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, DCIS bisa meluas hingga ke jaringan di sekitarnya.

2. Lobular carcinoma in situ

Lobular carcinoma in situ (LCIS) muncul di kelenjar penghasil air susu. LCIS tidak meluas hingga ke jaringan sekitarnya. Namun, LCIS pada salah satu payudara bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker di kedua payudara.

3. Invasive ductal carcinoma 

Invasive ductal carcinoma (IDC) muncul di duktus dan bisa meluas hingga ke jaringan di sekitarnya dan bahkan bisa meluas ke bagian tubuh lain.

4. Invasive lobular carcinoma 

Invasive lobular carcinoma (ILC) muncul di kelenjar air susu dan meluas hingga ke jaringan sekitarnya. Selain itu, ILC bisa menyebar melalui saluran getah bening dan darah ke bagian tubuh lain.

Penyebab dan Gejala Kanker Payudara

Wanita lebih berisiko terkena kanker payudara dibandingkan pria, karena jaringan payudara yang kerap terpapar hormon progesteron dan estrogen memungkinkan pertumbuhan sel kanker. Selain itu, ada beragam faktor yang meningkatkan risiko kanker payudara, yaitu:

  • Riwayat keluarga pengidap kanker payudara.
  • Kelebihan berat badan.
  • Menstruasi di usia dini.
  • Perokok aktif.
  • Berusia di atas 50 tahun.
  • Menopause di atas usia 55 tahun.
  • Pernah mengidap kanker ovarium atau kanker payudara.
  • Wanita yang hamil untuk pertama kalinya di atas usia 30 tahun dan wanita dewasa yang belum pernah hamil.
  • Terpapar radiasi terus-menerus, terutama pada area dada, ketika masih anak-anak dan remaja.
  • Memiliki jaringan payudara yang padat.

Kanker payudara umumnya tidak menimbulkan gejala yang signifikan di stadium awal. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin sebagai upaya pencegahan kanker payudara sejak dini.

Penanganan Kanker Payudara

Penanganan kanker payudara tergantung pada jenis kanker payudara dan kondisi pasien. Berikut beragam pengobatan yang diberikan oleh dokter untuk mengatasi kanker payudara:

  • Terapi hormon, misalnya obat goserelin.
  • Terapi radiasi.
  • Kemoterapi, misalnya dengan abemaciclib.
  • Operasi (mastektomi).

Pencegahan Kanker Payudara 

Saat ini belum ada metode pencegahan kanker payudara yang pasti. Namun, risiko terjadinya kanker payudara bisa dikurangi sejak dini dengan menerapkan beragam cara, yaitu:

  1. Mengonsumsi makanan sehat

Perbanyak konsumsi makanan yang dapat menurunkan risiko kanker payudara, misalnya sayuran, buah, minyak sehat, kacang-kacangan, seperti kacang kedelai, serta makanan yang tinggi antioksidan. Selain itu, risiko kanker payudara bisa dikurangi dengan menghindari makanan berlemak.

2. Mempertahankan berat badan ideal

Wanita yang memasuki masa menopause dengan berat badan berlebihan lebih berisiko mengalami kanker payudara dibandingkan wanita dengan berat badan ideal.

3. Rutin berolahraga 

Wanita yang jarang berolahraga lebih berisiko terkena kanker payudara. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk rutin berolahraga dan beraktivitas fisik untuk mencegah kanker payudara. Anda bisa melakukan olahraga berintensitas sedang, misalnya jalan cepat dan bersepeda, setidaknya 2 jam 30 menit dalam seminggu.

4. Tidak merokok

Orang yang pernah merokok lebih berisiko mengalami kanker payudara dibandingkan orang yang tidak pernah merokok. Bahkan, risiko kanker payudara bisa meningkat pada perokok aktif, yaitu sekitar 7-13%.

5. Membatasi konsumsi minuman beralkohol

Cara mencegah kanker payudara lainnya adalah membatasi konsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi minuman beralkohol 1 gelas per hari bisa meningkatkan risiko kanker payudara sebanyak 20%. Risiko kanker payudara akan meningkat jika seseorang mengonsumsi minuman beralkohol lebih dari satu gelas per hari. Peningkatan risiko tersebut disebabkan oleh tingkat alkohol yang dikaitkan dengan perubahan kadar hormon di dalam darah.

6. Menyusui bayi secara teratur

Menyusui bayi secara teratur juga bisa menjadi cara mengurangi risiko kanker payudara. Menyusui bayi diketahui dapat mengurangi risiko kanker payudara hingga 20%.

Hingga saat ini, kaitan antara menyusui dan pencegahan kanker payudara belum bisa dipastikan. Namun, proses menyusui diketahui bermanfaat untuk menyeimbangkan hormon, mencegah kerusakan sel payudara, dan mencegah paparan zat pemicu kanker.

7. Membatasi terapi hormon

Terapi hormon adalah metode dengan penggunaan hormon estrogen dan progesteron yang umum dilakukan oleh wanita ketika memasuki masa menopause. Terapi ini bersifat jangka panjang, sehingga bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Oleh karena itu, jika Anda ingin menjalani terapi hormon, konsultasikan ke dokter untuk memahami risikonya terlebih dahulu, termasuk risiko terkena kanker payudara.

8. Menghindari paparan radiasi

Wanita yang menjalani pengobatan dengan terapi radiasi pada area dada sebelum usia 30 tahun lebih berisiko terkena kanker payudara. Oleh karena itu, untuk menurunkan risiko kanker payudara, hindari paparan radiasi, terutama pada area dada.

Selain itu, risiko kanker payudara bisa dikurangi dengan melakukan pemeriksaan payudara secara rutin, baik secara mandiri atau oleh dokter, terutama jika Anda memiliki faktor risiko kanker payudara seperti yang disebutkan sebelumnya.

Mamografi skrining juga bisa dilakukan sebagai cara mendeteksi kanker payudara sejak dini. Prosedur ini dilakukan setiap 1-2 tahun sekali pada wanita berusia 40 tahun atau lebih. 

Selama menjalani pemeriksaan payudara, Anda juga dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat, misalnya tidak merokok, mempertahankan berat badan ideal, rutin berolahraga, dan menghindari minuman beralkohol. Jika Anda ingin melakukan terapi pengganti hormon setelah menopause, konsultasikan ke dokter untuk mencegah efek samping.

Jika Anda memiliki faktor risiko kanker payudara atau mengalami gejala-gejala kanker payudara yang disebutkan sebelumnya, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai kondisi Anda, sehingga risiko komplikasi bisa dikurangi.

Jika ada pertanyaan terkait gejala, penanganan, dan pencegahan kanker payudara, konsultasikan ke dokter untuk diberikan saran dan rekomendasi yang tepat.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout