Kanker Kelenjar Getah Bening: Penyebab, Gejala, dan Penanganan
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Kanker kelenjar getah bening atau limfoma adalah sel-sel kanker yang tumbuh di sistem limfatik yang berperan untuk sistem kekebalan tubuh, yaitu untuk melawan infeksi. Kanker kelenjar getah bening adalah salah satu jenis kanker yang umum ditemukan di Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala dan penyebabnya agar bisa dicegah sejak dini.
Kanker kelenjar getah bening bisa memengaruhi semua sistem limfatik, misalnya kelenjar getah bening, limpa, amandel, usus, kelenjar timus, dan sumsum tulang. Lalu, apa penyebab dan gejala kanker kelenjar getah bening? Berikut penjelasannya.
Penyebab Kanker Kelenjar Getah Bening
Ada dua jenis limfoma, yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Perbedaan kedua jenis limfoma ini adalah tipe sel getah bening yang berkembang menjadi ganas.
Kanker kelenjar getah bening disebabkan oleh peningkatan sel limfosit di kelenjar getah bening dan berkembang menjadi ganas. Kondisi ini menyebabkan jumlah sel getah bening semakin banyak, sehingga kelenjar getah bening membengkak.
Hingga saat ini, penyebab meningkatnya jumlah sel limfosit yang berkembang menjadi ganas belum bisa dipastikan. Namun, ada beragam faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker kelenjar getah bening. Berikut faktor risiko kanker kelenjar getah bening berdasarkan jenisnya:
1. Limfoma Hodgkin
Kanker kelenjar getah bening tipe Hodgkin lebih berisiko dialami oleh orang dengan beragam kondisi berikut:
- Berjenis kelamin laki-laki.
- Berusia antara 20-40 tahun atau di atas 55 tahun.
- Riwayat keluarga pengidap kanker kelenjar getah bening.
- Orang dengan daya tahan tubuh lemah, misalnya penderita penyakit autoimun atau infeksi HIV.
- Penderita infeksi virus Epstein-Barr (EBV), yang bisa menyebabkan mononukleosis.
2. Limfoma non-Hodgkin
Ada beragam kondisi yang meningkatkan risiko kanker kelenjar getah bening non-Hodgkin, yaitu:
- Pernah mengalami infeksi bakteri pylori, penyakit leukemia, infeksi virus hepatitis C, atau virus Epstein-Barr (EBV).
- Berusia di atas 60 tahun, namun bisa juga dialami oleh anak-anak.
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Sering terpapar bahan kimia beracun, misalnya herbisida dan pestisida.
- Orang dengan daya tahan tubuh lemah, misalnya pengidap HIV atau penderita penyakit autoimun, misalnya penyakit celiac dan rheumatoid arthritis.
Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening
Gejala umum kelenjar getah bening adalah benjolan pada bagian tubuh tertentu, misalnya lipatan paha, ketiak, atau leher. Selain itu, ada beragam gejala kanker kelenjar getah bening yang bisa muncul, yaitu:
- Demam yang tidak kunjung sembuh.
- Berat badan turun tanpa alasan yang jelas.
- Sesak napas.
- Mudah lelah.
- Tidak nafsu makan.
- Gatal-gatal.
- Nyeri dada.
- Perut sakit atau membesar.
- Keringat dingin di malam hari.
Penanganan Kanker Kelenjar Getah Bening
Penanganan kanker kelenjar getah bening disesuaikan dengan jenis limfoma dan tingkat keparahannya. Berikut beragam penanganan yang diberikan oleh dokter untuk mengatasi kanker kelenjar getah bening:
- Terapi radiasi, untuk membunuh sel kanker dengan penggunaan sinar berkekuatan tinggi.
- Kemoterapi, untuk membunuh sel kanker dengan pemberian obat-obatan.
- Terapi target, untuk membunuh sel kanker dan mencegahnya agar tidak tumbuh kembali.
- Imunoterapi, untuk menstimulasi sistem imun tubuh agar menyerang sel kanker.