Jenis Ruam Popok pada Bayi dan Penanganannya
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Ruam popok adalah masalah kulit yang umum dialami oleh bayi baru lahir. Dikutip dari Maedica: A Journal of Clinical Medicine, ruam popok umumnya dialami oleh bayi, terutama pada 4 minggu pertama kehidupannya. Ketahui lebih lanjut mengenai jenis ruam popok pada bayi dan cara mengatasinya.
Meski tidak berbahaya dan umumnya hilang dengan sendirinya, namun ruam popok memicu ketidaknyamanan dan iritasi pada bayi. Selain itu, orang tua perlu mengenali beragam jenis ruam popok pada bayi agar bisa ditangani dengan tepat. Simak informasi selengkapnya mengenai jenis ruam popok pada bayi dan penanganannya di artikel ini.
Jenis Ruam Popok pada Bayi
Berikut jenis-jenis ruam popok yang umum dialami oleh bayi berdasarkan penyebabnya:
1. Ruam popok dermatitis kontak iritan
Ruam popok dermatitis kontak iritan adalah iritasi pada kulit akibat paparan zat tertentu, misalnya kotoran, urin, popok atau tisu berbahan kimia, dan produk perawatan bayi berbahan kimia. Kondisi ini ditandai dengan ruam kemerahan di area yang terkena iritasi.
2. Dermatitis kontak alergi
Dibandingkan orang dewasa, kulit bayi lebih sensitif. Hal ini menyebabkan kulit bayi rentan alergi dan terkena ruam popok ketika terpapar produk tertentu, misalnya wewangian atau bahan kimia lainnya, seperti krim, tisu, dan detergent. Ruam popok akibat dermatitis kontak alergi ditandai dengan ruam merah, kulit bersisik di area yang terpapar alergen, dan ruam yang bisa meluas ke area kulit di luar popok.
3. Ruam popok ragi (Candida)
Jenis ruam popok berikutnya adalah ruam popok ragi akibat (Candida). Candida albicans adalah jamur yang bisa hidup dan berkembang di usus dan kotoran. Jamur tersebut cenderung berkembang pada lingkungan yang hangat dan lembap, misalnya area popok. Ruam popok akibat Candida bisa ditandai banyak bintik bulat kecil berwarna merah muda hingga merah cerah.
4. Ruam popok bakteri
Infeksi bakteri, seperti Staphylococcus aureus, juga bisa menyebabkan ruam popok. Ruam popok bakteri ditandai dengan gejala-gejala, misalnya menyerupai jerawat merah dengan bagian tengah berwarna putih dan ketika meletup akan mengeluarkan nanah.
5. Ruam popok radang
Streptococcus pyogenes adalah jenis ruam popok bakteri lainnya. Selain itu, jenis ruam popok ini Pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, bakteri ini biasanya menyebabkan radang tenggorokan. Namun, pada bayi, radang tenggorokan bisa menyebabkan ruam parah di area popok ataubakteri ini dapat menyebabkan ruam parah di area popok yang disebut dengan radang perianal, yang ditandai dengan bercak merah cerah di area sekitar anus.

Penanganan Ruam Popok pada Bayi
Ruam popok memang bukan kondisi yang serius. Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, ruam popok berisiko meluas ke area kulit lainnya. Untuk mengurangi ketidaknyamanan bayi, berikut penanganan ruam popok pada bayi yang bisa diterapkan:
1. Rutin memeriksa popok
Memeriksa popok bayi secara rutin adalah salah satu cara untuk mencegah dan mengurangi ruam popok pada bokong bayi yang efektif. Anda bisa mengecek popok setiap beberapa jam, termasuk di malam hari. Jika popoknya sudah penuh, kotor, atau lembap, Anda perlu menggantinya dengan yang baru.
2. Ganti popok secara berkala
Idealnya, Anda perlu mengganti popok secara berkala, misalnya 3-4 jam sekali. Jika sudah terlihat basah dan penuh, segera ganti dengan popok baru. Ketika memasang popok baru, hindari menempelkannya secara terlalu ketat agar kulit bayi bisa bernapas dan mencegah gesekan antara kulit dan popok.
3. Pastikan bayi memakai pakaian yang menyerap keringat
Memilih pakaian yang mudah menyerap keringat adalah salah satu cara mengatasi ruam popok lainnya. Pakaian yang sempit memicu gesekan yang menyebabkan nyeri dan iritasi pada kulit bayi. Pakaian sempit juga memicu keringat berlebih dan membuat area bokong bayi menjadi lembap, sehingga memperparah iritasi.
4. Penggunaan produk yang aman untuk kulit bayi
Dibandingkan orang dewasa, kulit bayi lebih sensitif dan rentan iritasi. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko ruam popok, aplikasikan produk perawatan kulit yang aman untuk kulit bayi. Hindari penggunaan zat yang memicu iritasi pada kulit bayi, misalnya salisilat, fenol, benzokain, diphenhydramine, dan hidrogen borat.
5. Penggunaan gel atau krim khusus
Penggunaan krim dengan kandungan calendula, gel aloe vera, atau witch hazel, juga bisa menjadi cara mengatasi ruam popok. Meski demikian, sebelum diaplikasikan ke kulit bayi, konsultasikan ke dokter untuk mengetahui krim yang aman untuk kulit bayi.
6. Penggunaan petroleum jelly
Selain itu, Anda bisa mengaplikasikan petroleum jelly untuk menangani ruam popok pada bayi, terutama pada iritasi yang ringan. Salep ini bisa melengkapi krim ruam agar tidak menempel di popok. Petroleum jelly juga bisa diaplikasikan sebagai perawatan lanjutan untuk mencegah kekambuhan ruam popok.
7. Penggunaan obat-obatan
Pemberian obat-obatan mungkin diperlukan untuk mengatasi ruam popok yang parah. Namun, konsultasikan ke dokter sebelum memberikan obat-obatan apa pun untuk mengobati ruam popok. Hal ini dikarenakan obat tertentu membutuhkan resep dokter. Berikut beberapa obat untuk mengatasi ruam popok yang mungkin akan dianjurkan oleh dokter:
Salep hidrokortison. Salep ini berfungsi untuk mengurangi gatal, iritasi, dan pembengkakan di kulit. Namun, penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter, terutama untuk anak usia di bawah 10 tahun. Penggunaan tanpa resep dokter berisiko memperparah ruam popok dan menimbulkan komplikasi lain.
Krim antijamur. Obat ini diberikan untuk mengobati ruam popok pada bayi yang disebabkan oleh infeksi jamur, misalnya obat gologan clotrimazole atau miconazole. Konsultasikan ke dokter untuk mengetahui cara penggunaan yang aman.
Salep dengan kandungan zinc oxide. Kandungan zinc oxide berfungsi untuk membentuk perlindungan pada lapisan kulit teratas bayi, sehingga mencegah zat asing menyebabkan iritasi. Caranya, bersihkan tangan Anda, aplikasikan ke kulit bayi, dan pijat secara lembut.
Antibiotik. Antibiotik adalah cara mengatasi ruam popok yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun, sebelum mengaplikasikan antibiotik ke kulit bayi, konsultasikan ke dokter untuk mengurangi risiko resistensi antibiotik dan risiko komplikasi.
Jenis ruam popok dan kondisi kulit bayi berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan lebih dari satu cara untuk mengetahui metode penanganan yang sesuai dengan kondisi kulit bayi. Jika cara-cara mengatasi ruam popok di atas tidak berhasil mengatasi ruam popok pada bayi, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Jika ada pertanyaan terkait