Jantung Koroner: Penyebab, Gejala, Penanganan, dań Pencegahan

Jantung koroner- penyebab, gejala, penanganan, dan pencegahan

Jantung Koroner: Penyebab, Gejala, Penanganan, dań Pencegahan

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Penyakit jantung koroner adalah penyumbatan pembuluh darah jantung (arteri koroner) akibat timbunan lemak. Pada tahap awal, penyakit jantung koroner tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Namun, jika tidak segera ditangani, arteri koroner yang tersumbat total bisa menyebabkan serangan jantung.

Pada kondisi normal, arteri koroner berfungsi untuk mengalirkan darah kaya oksigen ke otot jantung. Namun, ketika lemak menumpuk di arteri koroner, pembuluh darah akan menyempit dan mengeras, sehingga asupan oksigen terhambat. Aliran darah yang berkurang menyebabkan otot jantung rusak dan tidak bisa berfungsi dengan baik. Simak informasi selengkapnya mengenai penyebab, gejala, penanganan, dan pencegahan penyakit jantung koroner di artikel ini.

Penyebab Penyakit Jantung Koroner

Penumpukan lemak (aterosklerosis) di dalam arteri koroner adalah penyebab umum penyakit jantung koroner. Ada beragam faktor yang bisa meningkatkan risiko penumpukan lemak di dalam arteri koroner, yaitu:

  • Mengidap tekanan darah tinggi.
  • Merokok.
  • Mengonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi gula secara berlebihan.
  • Mengidap kolesterol tinggi.

Gejala Penyakit Jantung Koroner

Pada tahap awal, penyakit jantung koroner tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Namun, ketika jantung bekerja ekstra keras, misalnya ketika berolahraga, gejala berupa nyeri dada (angina) bisa muncul. Ketika arteri koroner tersumbat sepenuhnya, penyakit jantung koroner bisa menimbulkan beragam gejala, yaitu:

  • Lemas.
  • Nyeri dada yang meluas hingga ke dagu, lengan, atau punggung.
  • Sesak napas.
  • Keringat dingin.
  • Mual.

Penanganan Penyakit Jantung Koroner

Penanganan penyakit jantung koroner umumnya terdiri dari kombinasi perbaikan pola hidup dan obat-obatan atau prosedur medis. Berikut pola hidup sehat yang dianjurkan oleh dokter:

  • Tidak merokok.
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
  • Membatasi atau menghindari minuman beralkohol.
  • Rutin berolahraga.
  • Mempertahankan berat badan ideal.

Pemberian obat-obatan juga dilakukan oleh dokter untuk menangani penyakit jantung koroner, yaitu:

  • Obat penghambat beta, misalnya metoprolol, untuk mencegah angina dan mengatasi hipertensi.
  • Obat antihipertensi, misalnya ACE inhibitors atau ARB, untuk mengendalikan tekanan darah.
  • Pengencer darah, misalnya clopidogrel dan aspirin, untuk mencegah pembekuan darah.
  • Statin, misalnya simvastatin, atorvastatin, dan rosuvastatin, untuk mengendalikan kolesterol darah.

Jika obat-obatan tidak berhasil mengurangi gejala, dokter akan merekomendasikan operasi, yaitu:

  • Pemasangan ring jantung di arteri koroner yang menyempit untuk mencegah penyempitan berulang dan melancarkan aliran darah.
  • Bypass jantung, yaitu operasi yang dilakukan dengan cara mengambil pembuluh darah dari bagian tubuh lain untuk dipasang di jantung sehingga terbentuk rute baru bagi aliran darah yang tadinya terhambat. 

Komplikasi Penyakit Jantung Koroner

Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit jantung koroner bisa menimbulkan komplikasi, yaitu:

  • Serangan jantung, akibat penyumbatan arteri karena gumpalan darah atau tumpukan lemak.
  • Gangguan irama jantung, akibat penurunan suplai darah ke jantung atau kerusakan pada jaringan yang berfungsi untuk menghantarkan aliran listrik jantung.
  • Gagal jantung, akibat kondisi otot jantung yang tidak bisa memompa darah.

Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Risiko terjadinya penyakit jantung koroner bisa dikurangi dengan menerapkan pola hidup sehat, yaitu:

  • Tidak merokok.
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
  • Rutin berolahraga.
  • Mengelola stres dengan tepat.
  • Melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin, terutama jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung koroner.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout