Insomnia: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan

insomnia adalah

Insomnia: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan

Insomnia adalah gangguan yang menyebabkan penderitanya sulit tidur, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika tidak segera ditangani, insomnia bisa menimbulkan penyakit yang lebih serius. Ketahui lebih lanjut mengenai penyebab dan gejala insomnia.

Tidur yang berkualitas penting untuk kesehatan tubuh dan kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, orang dewasa dianjurkan untuk tidur setidaknya 7-8 jam setiap malamnya. Namun, insomnia bisa mengganggu kesehatan dan menurunkan kualitas hidup seseorang. Lalu, apa penyebab dan gejala insomnia, serta bisakah disembuhkan? Berikut informasi selengkapnya.

Penyebab Insomnia

Berdasarkan jenisnya, berikut dua faktor yang bisa menyebabkan insomnia:

1. Insomnia Primer

Ada beragam faktor yang menyebabkan insomnia primer. Berikut penjelasannya:

  • Linkungan, misalnya suhu dingin atau panas yang ekstrem, lampu yang terang, atau suara bising.
  • Kebiasan buruk sebelum tidur, misalnya menonton televisi, makan secara berlebihan, atau bermain gadget.
  • Jet lag.
  • Pola tidur tidak teratur, misalnya kerja dengan sistem shift atau tidur siang secara berlebihan.

2. Insomnia Sekunder

Insomnia sekunder disebabkan oleh gangguan psikis atau fisik tertentu, yaitu:

  • Gangguan bipolar.
  • Gangguan kecemasan.
  • Gangguan stres pasca trauma (PTSD).
  • Depresi.
  • Gangguan otot dan sendi, misalnya artritis dan fibromyalgia.
  • Gangguan hormon, misalnya hipertiroidisme atau perempuan yang memasuki masa menopause.
  • Gangguan pencernaan, misalnya GERD.
  • Gangguan berkemih akibat diabetes atau pembesaran prostat.
  • Gangguan pernapasan, misalnya penyakit paru obstruktif kronis dan asma.
  • Gangguan saraf, misalnya penyakit Alzheimer atau penyakit Parkinson.
  • Gangguan tidur, misalnya sleep apnea dan restless leg syndrome

3. Pola hidup tidak sehat, yaitu:

  • Penyalahgunaan NAPZA.
  • Merokok.
  • Mengonsumsi minuman berkafein atau beralkohol secara berlebihan.

4. Konsumsi obat-obatan yang menyebabkan sulit tidur, yaitu:

  • Obat asma, misalnya teofilin.
  • Antidepresan, misalnya fluoxetine dan protriptyline.
  • Obat tekanan darah tinggi, misalnya penghambat beta.
  • Obat dekongestan.
  • Obat dengan kandungan kafein, misalnya obat pereda nyeri dan obat alergi.
  • Obat stimulan, misalnya modafinil untuk mengatasi narkolepsi atau methylphenidate untuk mengatasi gangguan hiperaktif (ADHD).

Gejala dan Komplikasi Insomnia

Gejala umum insomnia adalah sulit tidur atau sulit tidur nyenyak. Gejala tersebut menyebabkan gejala lain, misalnya mengantuk di siang hari, lelah, dan sulit fokus ketika beraktivitas. Bahkan, insomnia menyebabkan penderitanya sulit konsentrasi, sehingga berisiko kecelakaan saat berkendara.

Selain itu, insomnia bisa menyebabkan penurunan daya ingat dan konsentrasi, serta meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Penanganan dan Pencegahan Insomnia

Penanganan insomnia akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan faktor yang mendasarinya. Jenis pengobatan yang diberikan oleh dokter psikiatri untuk mengatasi insomnia meliputi psikoterapi atau pemberian obat-obatan dalam jangka pendek.

Insomnia bisa dicegah dengan menerapkan beragam cara, yaitu:

  • Batasi konsumsi minuman beralkohol.
  • Menerapkan pola tidur yang teratur, yaitu tidur dan bangun pada waktu yang sama.
  • Hindari konsumsi minuman berkafein menjelang waktu tidur.
  • Hindari mengonsumsi makanan berat sebelum tidur.

Jika Anda mengalami gejala-gejala insomnia di atas, konsultasikan ke dokter psikiatri untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai kondisi Anda.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout