Ini Perbedaan Endemi dan Pandemi

perbedaan endemi dan pandemi

Ini Perbedaan Endemi dan Pandemi

Setelah dua tahun lebih virus Corona penyebab Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kini ada istilah baru yang menjadi topik pembicaraan di Indonesia, yaitu endemi. Apa perbedaan endemi dan pandemi?

Pandemi yang telah berjalan selama dua tahun membuat sebagian besar populasi memiliki imunitas dan beberapa negara siap melakukan transisi menuju endemi. Namun, apa perbedaan endemi dan pandemi? Berikut penjelasannya:

Perbedaan Pandemi dan Endemi

Pandemi terjadi ketika penyakit menyebar ke seluruh negara atau benua dan menyebar dengan kecepatan yang sangat tinggi dengan kasus baru yang muncul setiap hari, sedangkan endemi terjadi jika suatu penyakit mewabah di suatu daerah atau populasi masyarakat tertentu. Kemunculan suatu penyakit dapat disebut sebagai endemi, jika terjadi secara konsisten dan biasa terjadi di dalam suatu area geografis atau populasi tertentu. Berikut beberapa perbedaan pandemi dan endemi yang perlu Anda ketahui:

  1. Jika endemi adalah penyakit menular yang berjangkit secara cepat di daerah yang luas, serta menghasilkan banyak korban, sedangkan pandemi adalah wabah yang berjangkit secara bersamaan di mana-mana dan meliputi wilayah geografi yang luas.
  1. Saat terjadi endemi, peningkatan jumlah kasus terjadi secara signifikan, namun terbatas di suatu wilayah. Misalnya, wabah malaria, demam berdarah, dan lainnya, Sedangkan pandemi skalanya bersifat global dan di luar kendali. Pandemi adalah epidemi yang kemudian menyebar ke banyak negara dan berdampak ke orang-orang di seluruh dunia dalam jumlah besar, serta terjadi secara berkelanjutan. Status pandemi ditetapkan ketika suatu penyakit menyebar secara global dan berada di luar dugaan, sehingga sulit dikendalikan. Pandemi yang pernah terjadi sebelum COVID-19 adalah flu Spanyol, flu babi, flu burung, dan lainnya. 

Direktur Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Michael Ryan, menyatakan pandemi COVID-19 bisa menjadi endemi pada 2022 jika memenuhi syarat tertentu. “Apa yang perlu dilakukan adalah mencapai tingkat kejadian penyakit yang rendah dengan vaksinasi maksimum dari populasi kita, sehingga tidak ada yang harus meninggal. Itulah akhir dari keadaan daruat dalam pandangan saya, itulah akhir dari pandemi.”

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan pandemi bisa berakhir jika cakupan vaksin secara global mencapai 70 persen. Meski pandemi beralih ke endemi, dunia tetap perlu waspada untuk menghadapi kemungkinan lebih banyak varian yang muncul di masa depan.

Syarat Terjadinya Endemi

Untuk mewujudkan terjadinya endemi, ada beberapa kriteria yang perlu dipenuhi. Berikut beberapa di antaranya:

  • Laju penularan virus harus kurang dari 1.
  • Angka fatality rate harus kurang dari 3 persen.
  • Angka positivity rate harus kurang dari 5 persen.
  • Tingkat perawatan di rumah sakit harus kurang dari 5 persen.
  • Level PPKM berada pada transmisi lokal tingkat 1.

Semua indikator tersebut harus terjadi dalam rentang waktu tertentu, misalnya enam bulan.

Untuk mempercepat endemi di Indonesia, pemerintah terus melakukan berbagai transisi secara bertahap. Selain pemberian vaksin booster, pemerintah juga menetapkan beberapa pelonggaran, antara lain menurunkan level PPKM menjadi level 2, menghapuskan antigen dan PCR sebagai syarat melakukan perjalanan domestik dengan menggunakan transportasi darat, laut, dan udara. Namun, persyaratan tersebut hanya berlaku untuk masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin hingga dosis kedua.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout