Ini Beda Omicron dan Delta: Gejala Hingga Tingkat Penularan
Setelah varian Delta, munculnya varian baru virus Corona, Omicron, mengejutkan dunia pada akhir tahun lalu. Pada 16 Desember 2021 lalu, pemerintah Indonesia bahkan telah mengumumkan kasus pertama Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Meski demikian, ada perbedaan gejala varian Omicron dan varian Delta.
Sejak ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai varian yang menjadi perhatian pada 26 November 2021, Omicron memiliki beberapa gejala yang berbeda dengan Delta. Perbedaan Omicron dan Delta tidak hanya gejala, namun juga tingkat penularan dan keparahan. Berikut beberapa perbedaan Omicron dan Delta yang perlu Anda ketahui:
1. Gejala
Gejala merupakan salah satu perbedaan varian Omicron dan varian Delta yang mudah dikenali. Hal ini disebabkan adanya perubahan virus berinteraksi. Berikut beberapa perbedaan gejala kedua varian tersebut:
Gejala varian Delta:
- Sakit kepala
- Sesak napas
- Batuk
- Nyeri otot
- Kelelahan
- Sakit tenggorokan
- Anosmia atau tidak bisa mencium bau
- Diare
- Hidung tersumbat
- Mual atau muntah
- Lidah tidak bisa merasakan rasa
Gejala varian Omicron:
- Nyeri otot
- Demam ringan
- Berkeringat, terutama di malam hari
- Kelelahan
- Mudah lelah
- Sakit kepala
- Tenggorokan gatal
- Batuk kering terus menerus
- Nyeri dada dan sesak napas jika infeksi parah
Berdasarkan perbedaan gejala di atas, salah satu gejala varian Omicron yang berbeda dengan varia Delta adalah demam yang relatif ringan. Pada sejumlah kasus, varian Omicron bahkan tidak menyebabkan gejala yang parah, terutama bagi yang sudah divaksin, usia muda, dan tanpa komorbid.
Meski perbedaan tersebut disebabkan oleh perubahan cara virus berinteraksi, namun tidak semua individu mengalami gejala yang sama saat terinfeksi, karena respon imun yang berbeda pada masing-masing individu.
2. Tingkat keparahan
Perbedaan varian Omicron dan varian Delta berikutnya adalah tingkat keparahan infeksi. Dari segi keparahan, varian Delta menunjukkan infeksi yang lebih parah, sedangkan pasien yang terinfeksi Omicron memiliki risiko 70% lebih kecil mengalami gejala yang parah. Selain itu, penderita Omicron juga berisiko 80% lebih kecil menjalani rawat inap di rumah sakit dibandingkan varian Covid-19 lainnya.
Dalam suatu temuan yang menunjukkan bahwa peningkatan rawat inap tidak sebanyak jumlah kasus yang meningkat. Hal ini membuat para ilmuwan percaya bahwa Omicron mungkin memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan Delta.
3. Tingkat penyebaran
Tingkat penyebaran merupakan perbedaan Omicron dan Delta lainnya. Varian Omicron dipercaya jauh lebih menular dibandingkan Delta. Selain itu, varian Omicron juga dapat menginfeksi orang yang perna terkena Covid-19 sebelumnya. Oleh karena itu, meski hingga kini penelitian menemukan gejala Omicron cenderung ringan, namun Anda tetap perlu waspada karena penularannya yang jauh lebih tinggi.
Itulah beberapa perbedaa varian Covid-19 varian Omicron dan Delta yang perlu Anda ketahui. Namun demikian, hingga saat ini penelitian mengenai varian Omicron masih terus dilakukan, sehingga perubahan data masih mungkin terjadi.
Untuk mencegah penularan varian Omicron dan Delta, pastikan Anda tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat, seperti masker, hand sanitizer, rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, serta menghindari kerumunan. Selain itu, terapkan juga pola hidup sehat, seperti berolahraga dan mengonsumsi makanan bergizi.