Infeksi Paru-Paru: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan

Infeksi Paru-Paru- Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan

Infeksi Paru-Paru: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Infeksi paru-paru adalah peradangan pada paru-paru akibat infeksi virus, bakteri, atau jamur. Kondisi ini ditandai dengan gejala-gejala, misalnya nyeri dada, sesak napas, batuk, dan demam. Jika tidak ditangani dengan tepat, infeksi paru-paru bisa menimbulkan komplikasi yang membahayakan nyawa.

Gejala infeksi paru-paru bisa bersifat ringan hingga berat. Infeksi paru-paru ringan bisa sembuh tanpa penanganan medis, namun diperlukan penanganan medis yang intensif untuk mengatasi infeksi paru-paru yang berat. Lalu, apa saja penyebab dan gejala infeksi paru-paru, serta bisakah diatasi? Berikut penjelasannya.

Penyebab Infeksi Paru-Paru

Penyebab umum infeksi paru-paru adalah infeksi virus, bakteri, dan jamur. Berikut jenis virus yang umum menjadi penyebab infeksi paru-paru:

  • Influenza.
  • Respiratory syncytial virus (RSV).
  • SARS-CoV-2.

Sedangkan jenis bakteri yang umum menyebabkan infeksi paru-paru, yaitu:

  • Chlamydia pneumoniae.
  • Streptococcus pneumoniae.
  • Legionella pneumophila.

Meski jarang ditemukan, jamur juga bisa menyebabkan infeksi paru-paru, yaitu:

  • Histoplasma.
  • Cryptococcus.
  • Coccidioides.

Faktor Risiko Infeksi Paru-Paru

Ada beragam faktor yang bisa meningkatkan risiko infeksi paru-paru, yaitu:

  • Perokok aktif atau terpapar asap rokok terus-menerus (perokok pasif).
  • Ada riwayat asma atau alergi.
  • Bekerja di lokasi dengan paparan debu dan polusi yang tinggi.
  • Mengidap GERD.
  • Mengidap kelainan pada saluran napas, misalnya polip hidung atau deviasi septum.
  • Mengidap penyakit paru-paru, misalnya penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Mengidap kelainan anatomi pada bagian leher, kepala, wajah, atau saluran pernapasan.
  • Mengidap kanker darah.
  • Tinggal di lingkungan padat penduduk.
  • Daya tahan tubuh lemah, misalnya pengidap HIV/AIDS atau mengonsumsi obat imunosupresan.
  • Belum divaksin, terutama vaksin pneumonia atau vaksin influenza.

Infeksi paru-paru juga lebih berisiko dialami oleh anak-anak dengan beragam kondisi berikut:

  • Terlahir prematur.
  • Berjenis kelamin laki-laki.
  • Berusia di bawah 6 tahun.
  • Tinggal di rumah dengan banyak penghuni.
  • Mengidap penyakit jantung bawaan atau penyakit paru-paru bawaan.
  • Ibu yang merokok saat hamil.
  • Tinggal dengan anggota keluarga yang merokok.
  • Memakai empeng.
  • Sering berada di tempat dengan banyak orang, misalnya tempat penitipan anak atau sekolah.
  • Minum susu dengan dot atau botol.

Gejala Infeksi Paru-Paru

Ada beragam gejala infeksi paru-paru yang perlu diwaspadai. Berikut di antaranya:

  • Batuk berdahak.
  • Batuk kering.
  • Demam atau menggigil.
  • Mengi.
  • Hidung mampet, suara serak, dan sakit tenggorokan.
  • Keringat dingin.

Jika infeksi paru-paru tergolong parah, ada beragam gejala yang mungkin muncul, yaitu:

  • Batuk berdarah.
  • Sesak napas.
  • Napas pendek atau cepat.
  • Nyeri dada, terutama ketika menarik napas.
  • Suara berderak ketika bernapas.
  • Kesadaran menurun atau mengantuk terus-menerus.
  • Jari-jari dan bibir berwarna kebiruan.

Selain itu, ada beragam gejala yang mungkin menyertai infeksi paru-paru, yaitu:

  • Nyeri sendi.
  • Nyeri otot.
  • Lelah.
  • Diare.
  • Mual dan muntah.
  • Tidak nafsu makan.

Kapan Harus ke Dokter?

Infeksi paru-paru yang ringan bisa sembuh tanpa penanganan medis. Namun, diperlukan pemeriksaan dan penanganan dari dokter jika muncul gejala-gejala berikut:

Anak-anak

  • Usia di bawah 3 bulan dengan suhu di atas 38 derajat Celsius.
  • Usia di atas 3 bulan dengan suhu di atas 38,9 derajat Celsius.
  • Rewel, sakit kepala parah, atau muntah terus-menerus.
  • Demam yang tidak sembuh selama 3 hari.
  • Menangis terus-menerus.

Dewasa

  • Nyeri dada yang parah.
  • Gejala tidak sembuh hingga lebih dari 2 minggu.
  • Demam di atas 39,4 derajat Celsius yang tidak sembuh selama 3 hari.
  • Jantung berdebar-debar.
  • Batuk berdarah atau berwarna kecokelatan.
  • Mengidap gangguan pernapasan menahun, seperti PPOK.

Anda juga perlu segera ke IGD jika mengalami demam yang disertai keluhan-keluhan berikut:

  • Leher kaku.
  • Sesak napas.
  • Kejang.
  • Nyeri dada.
  • Halusinasi.
  • Muntah terus-menerus.
  • Penurunan kesadaran, misalnya mengantuk terus-menerus atau linglung.

Diagnosis Infeksi Paru-Paru

Sebelum mendiagnosis infeksi paru-paru, dokter akan mengajukan pertanyaan terkait gejala yang dialami, riwayat merokok, riwayat penyakit pasien dan keluarganya, obat-obatan yang sedang dikonsumsi, dan pekerjaan atau kebiasaan sehari-hari.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk mengetahui kondisi pasien, misalnya mendeteksi suara napas yang tidak normal dengan stetoskop.

Selain itu, dokter bisa melakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis infeksi paru-paru, yaitu:

  • CT scan dan foto Rontgen paru, untuk memeriksa kondisi paru-paru.
  • Tes spirometri, untuk memeriksa fungsi paru-paru.
  • Tes darah lengkap, untuk memeriksa apakah ada tanda infeksi atau peradangan.
  • Usap tenggorokan atau hidung, untuk memeriksa jenis infeksi yang dialami oleh pasien.
  • Oksimetri, untuk memeriksa kadar oksigen.

Penanganan Infeksi Paru-Paru

Penanganan infeksi paru-paru disesuaikan dengan penyebab dan kondisi pasien. Infeksi paru-paru ringan bisa ditangani secara mandiri di rumah, namun infeksi paru-paru yang parah memerlukan penanganan dari dokter. 

Berikut penanganan infeksi paru-paru ringan di rumah yang bisa diterapkan:

  • Tidur yang cukup. 
  • Banyak minum air putih.
  • Mengonsumsi madu.
  • Mengonsumsi obat yang dijual bebas tanpa resep dokter, misalnya ibuprofen dan paracetamol untuk mengurangi gejala.
  • Berkumur air garam.
  • Penggunaan pelembap udara (humidifier).

Sedangkan penanganan medis untuk mengatasi infeksi paru-paru yang lebih parah perlu dilakukan oleh dokter, yaitu:

  • Infus antibiotik, untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
  • Pemberian obat antijamur, misalnya ketoconazole dan fluconazole, untuk infeksi akibat jamur.
  • Terapi oksigen, untuk memastikan kadar oksigen dalam darah terjaga.
  • Bantuan napas dengan ventilator, untuk pasien yang mengalami gagal napas.

Komplikasi Infeksi Paru-Paru

Jika tidak ditangani dengan tepat, infeksi paru-paru yang parah bisa menimbulkan komplikasi serius, yaitu:

  • Hipoksia.
  • Serangan asma pada orang yang memiliki riwayat asma atau perburukan PPOK pada orang yang memiliki PPOK.
  • Gagal napas.

Selain itu, infeksi paru-paru kronis yang tidak ditangani sepenuhnya bisa menyebabkan komplikasi berikut:

  • Infeksi paru-paru yang sering kambuh dalam jangka panjang.
  • Penurunan fungsi paru-paru dalam jangka panjang.
  • Risiko terkena PPOK meningkat, terutama pada orang yang belum pernah mengalami kondisi tersebut.

Pencegahan Infeksi Paru-Paru

Untuk menurunkan risiko infeksi paru-paru, ada beragam cara yang bisa diterapkan, yaitu:

  • Memastikan kebersihan diri terjaga, misalnya rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun dan menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit.
  • Mendapatkan vaksin influenza dan vaksin pneumonia tahunan.
  • Penggunaan alat pelindung diri yang memadai, terutama ketika beraktivitas di tempat dengan paparan debu atau polusi yang tinggi.
  • Tidak merokok.
  • Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
  • Tidur yang cukup agar daya tahan tubuh terjaga.
  • Rutin berolahraga.
  • Tidak berbagi alat makan dengan orang lain.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout