Impoten: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan
Impotensi atau disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan penis untuk ereksi atau mempertahankan ereksi meski ada rangsangan seksual. Kondisi ini sebenarnya normal dan tidak berbahaya. Namun, jika muncul terus-menerus atau semakin parah, impotensi dapat menyebabkan masalah ketika berhubungan seksual, baik pada penderia maupun pasangannya.
Impotensi yang tidak ditangani dengan tepat bisa menyebabkan kesulitan untuk meraih ereksi atau mempertahankan ereksi ketika berhubungan seksual. Penderita impotensi juga sulit mencapai klimaks ketika berhubugan seksual, kehilangan gairah seksual, dan tidak bisa ejakulasi. Lalu, apa penyebab dan gejala impotensi, serta bisakah disembuhkan? Berikut informasi selengkapnya.
Penyebab Impotensi
Ada beragam faktor yang menyebabkan impotensi, misalnya gaya hidup tidak sehat, proses penuaan, cedera, gangguan psikologis, atau efek samping obat-obatan. Selain itu, ada beragam penyakit yang bisa meningkatkan risiko impotensi, yaitu:
- Diabetes.
- Gangguan hormon.
- Penyakit jantung.
- Hipertensi.
Komplikasi Impotensi
Jika tidak ditangani dengan tepat, impotensi bisa menyebabkan beragam gangguan fisik atau mental, misalnya depresi atau bahkan kemandulan. Kondisi tersebut dapat mengganggu konsentrasi ketika bekerja dan memengaruhi keharmonisan hubungan penderita dengan pasangan.
Gejala Impotensi
Gejala umum impotensi adalah penis tidak dapat mencapai ereksi, meski sudah menerima rangsangan ketika berhubungan seksual. Dikutip dari National Institute of Health, impotensi bisa menimbulkan masalah jangka pendek atau jangka panjang.
- Mampu ereksi, namun tidak bertahan lama untuk mencapai kepuasan seksual.
- Hanya bisa ereksi sesekali.
- Sulit ereksi, terutama ketika berhubungan seksual.
Impoten mungkin bisa menimbulkan gejala yang tidak disebutkan di atas. Oleh karena itu, jika Anda memiliki kekhawatiran terkait tanda dan gejala impotensi, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Kapan Harus ke Dokter?
Anda perlu segera ke dokter jika mengalami gejala impotensi yang disertai keluhan-keluhan berikut:
- Mengidap kondisi komorbid, misalnya penyakit jantung, diabetes, atau gangguan kesehatan lain yang berkaitan dengan impotensi.
- Ada dugaan terkait ereksi atau pengalaman masalah seksual lain, misalnya ejakulasi dini, impotensi, atau telat ejakulasi.
- Mengidap impotensi yang disertai dengan gejala-gejala lain.
Penanganan Impotensi
Penanganan impotensi akan disesuaikan dengan penyebabnya. Ada beragam jenis pengobatan yang diberikan oleh dokter untuk mengatasi impotensi, yaitu:
- Penggunaan obat tertentu. Pemberian obat untuk meningkatkan aliran darah ke penis selama ada rangsangan seksual, misalnya vardenafil, tadalafil, dan sildenafil atau viagra.
- Psikoterapi. Untuk mengurangi stres atau kecemasan akibat impotensi, dokter akan merujuk pasien ke psikolog untuk dilakukan konseling.
- Pemasangan vakum penis. Vakum penis adalah alat yang dapat menarik darah ke penis, sehingga bisa ereksi. Metode ini dilakukan jika pemberian obat tidak berhasil atau menimbulkan efek samping.
- Implan penis. Implan penis akan direkomendasikan oleh dokter jika beragam metode di atas tidak berhasil menyembuhkan impotensi. Implan penis adalah operasi yang bertujuan untuk memasang alat khusus pada penis untuk memungkinkan ereksi.
Pencegahan Impotensi
Impotensi bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan mengatasi penyakit yang menyebabkan impotensi. Misalnya, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.