Hipertermia: Penyebab, Gejala, dan Penanganan
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh hingga di atas 38,5 derajat Celsius. Hipertermia disebabkan oleh ketidakmampuan sistem yang mengendalikan pendinginan suhu tubuh. Bila dibiarkan, hipertermia, dapat memicu gangguan otak, kram otot, dan gangguan sistem saraf.
Hipertermia tidak boleh dianggap enteng. Pada kasus yang parah, hipertermia berisiko menyebabkan heatstroke, yaitu kondisi berbahaya yang dapat memicu tekanan darah rendah dan kerusakan otak permanen. Simak informasi selengkapnya mengenai penyebab, gejala, dan penanganan hipertermia di artikel ini.
Penyebab Hipertermia
Paparan suhu panas berlebihan di tubuh adalah penyebab umum hipertermia. Ada beragam faktor yang memicu kondisi tersebut, yaitu:
- Ketidakmampuan tubuh membuang keringat atau anhidrosis.
- Suhu yang tinggi di lingkungan, misalnya karena gelombang panas.
- Produksi panas berlebihan di tubuh, misalnya karena krisis tiroid atau keracunan obat, seperti obat MDMA dan obat antikolinergik.
Selain itu, berikut beragam kondisi yang meningkatkan risiko hipertermia:
- Dehidrasi.
- Usia di bawah 4 tahun atau di atas 65 tahun.
- Penggunaan pakaian ketat saat cuaca panas.
- Paparan sinar matahari berlebihan.
- Pengidap penyakit tertentu, misalnya cystic fibrosis.
- Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya stimulan, obat diuretik, obat antihipertensi, dan obat jantung.
- Mengidap gangguan elektrolit.
- Konsumsi alkohol berlebihan.
- Obesitas atau berat badan kurang.
- Pengidap penyakit tertentu, misalnya diabetes insipidus, penyakit jantung, penyakit tiroid, dan hipertensi.
Gejala Hipertermia
Ada beragam gejala yang umum ditemukan pada pengidap hipertermia, yaitu:
- Sakit kepala.
- Pusing.
- Suhu tubuh di atas 38,5 derajat Celsius.
- Haus, gerah, dan lelah.
- Mual.
- Lemah.
Deteksi dini hipertermia penting untuk mencegah risiko komplikasi serius, yaitu:
- Gagal ginjal.
- Kerusakan sel-sel otot.
- Koma.
- Perdarahan.
- Kematian.
Anda perlu segera ke dokter atau IGD jika mengalami gejala-gejala berikut:
- Kulit kemerahan.
- Denyut nadi lemah atau cepat.
- Gangguan koordinasi.
- Tidak berkeringat meski suhu tubuh tinggi.
- Perubahan perilaku, misalnya mudah marah, gelisah, dan linglung.
Penanganan dan Pencegahan Hipertermia
Penanganan hipertermia tingkat ringan adalah menstabilkan suhu tubuh. Ada beragam cara yang perlu diterapkan untuk menstabilkan suhu tubuh:
- Minum air putih atau minuman elektrolit. tetapi hindari konsumsi minuman yang terlalu dingin karena dapat memicu kram perut.
- Hentikan aktivitas yang sedang dilakukan dan beristirahat
- Melindungi diri dari paparan sinar matahari, misalnya di ruangan sejuk dengan aliran udara yang baik.
- Kompres dingin di area kepala, wajah, dan leher.
- Hindari penggunaan pakaian ketat.
- Pantau suhu tubuh secara berkala dengan penggunaan termometer.
Jika cara-cara di atas sudah diterapkan, namun suhu tubuh tidak turun, segera ke dokter untuk diberikan penanganan medis. Dokter umumnya akan memberikan pengobatan berupa infus yang didinginkan atau pemberian obat dantrolene, kemudian mengatasi penyakit yang mendasari hipertermia.
Selain itu, hipertermia bisa dicegah dengan menerapkan beragam cara berikut:
- Pastikan tubuh terhidrasi dengan banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi.
- Tidak melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang berat saat cuaca panas dan lembap.
- Beristirahat di ruangan yang sejuk dengan ventilasi yang baik.
- Penggunaan AC di rumah, terutama saat cuaca panas.
- Penggunaan pakaian yang longgar di luar ruangan saat cuaca panas.
- Penggunaan topi dan sunscreen untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari.
- Jika Anda berolahraga atau beraktivitas di cuaca yang panas, tingkatkan durasi secara bertahap dan tidak tergesa-gesa.