Herpes Labialis: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan
Bibir melepuh adalah kondisi yang tidak boleh dianggap sepele. Lepuhan di mulut bisa disebabkan oleh beragam faktor, salah satunya infeksi virus, seperti herpes labialis. Apa itu herpes labialis dan penyebabnya?
Herpes labialis atau herpes oral adalah infeksi di area mulut dan ditandai dengan lepuh yang menimbulkan rasa nyeri di gusi, bibir, atau tenggorokan. Simak informasi selengkapnya mengenai herpes labialis di artikel ini.
Penyebab Herpes Labialis
Penyebab utama herpes labialis adalah infeksi virus herpes simplex tipe 1 (HSV-1). Penularannya bisa melalui air liur, luka terbuka, atau kontak langsung. Berikut beberapa cara penularan virus herpes simplex tipe 1 (HSV-1):
- Menyentuh luka lepuh di area mulut orang yang terinfeksi.
- Berciuman.
- Berbagi alat makan, lipstik, atau alat cukur dengan orang yang terinfeksi.
Selain itu, herpes labialis bisa disebabkan oleh virus herpes simplex tipe 2 (HSV-2). Penularannya bisa melalui seks oral dengan orang yang terinfeksi. Meski demikian, herpes labialis karena HSV-2 tergolong jarang terjadi.
Gejala Herpes Labialis
Setelah terinfeksi, seseorang akan menunjukkan gejala herpes labialis dalam 1 hingga 3 minggu. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut gejala-gejala umum herpes labialis:
- Lepuh berukuran kecil yang berisi cairan di area sekitar bibir atau terkadang muncul di area hidung atau pipi.
- Rasa gatal dan kesemutan di area sekitar bibir sebelum muncul bintik keras dan nyeri, dan lepuh meletus.
- Lepuh pecah dan mengeras.
Selain itu, muncul gejala herpes labialis lanjutan, yaitu:
- Sakit tenggorokan.
- Demam.
- Nyeri otot.
- Nyeri saat menelan.
- Kelenjar getah bening di leher.
Penanganan Herpes Labialis
Herpes labialis sebenarnya bisa sembuh tanpa penanganan medis. Namun, untuk mempercepat penyembuhan, Anda bisa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Jika hasil pemeriksaan membuktikan Anda terkena herpes labialis, dokter akan meresepkan obat-obatan berikut:
- Famsiklovir.
- Asiklovir.
- Valasiklovir.
Pemberian obat-obatan tersebut bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah penularan virus ke orang lain.
Selain pemberian obat-obatan dari dokter, ada beragam penanganan yang bisa dilakukan di rumah untuk mengurangi gejala, yaitu:
- Minum obat pereda nyeri.
- Kompres es di area munculnya lepuh untuk mengurangi rasa nyeri.
- Mencuci lecet dengan air dan sabun antiseptik untuk mencegah penyebaran virus ke area tubuh lainnya.
- Berkumur dengan air dingin.
- Tidak mengonsumsi makanan pedas dan asin, serta minuman panas.
Pencegahan Herpes Labialis
Ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko penularan herpes labialis, yaitu:
- Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan dan setelah buang air kecil atau besar.
- Tidak berbagi peralatan pribadi dengan orang lain, misalnya peralatan makan, peralatan mandi, peralatan makeup, pakaian, atau handuk.
- Menerapkan pola hidup sehat, misalnya mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, rutin berolahraga, tidur yang cukup, dan menghindari paparan sinar matahari berlebihan.
- Herpes labialis bisa kambuh kapan saja. Salah satu faktor pemicunya adalah stres. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan tepat, misalnya meditasi, yoga, latihan pernapasan, aromaterapi, mendengarkan musik favorit, dan mengungkapkan keluh kesah Anda kepada orang yang dipercaya.
Faktor Risiko Herpes Labialis
Herpes labialis bisa dialami oleh siapa saja. Namun, kondisi ini lebih berisiko dialami oleh anak-anak dan orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Selain itu, orang yang sebelumnya mengalami herpes labialis, bisa kambuh kembali. Ada beragam faktor yang meningkatkan risiko kekambuhan gejala herpes labialis, yaitu:
- Stres.
- Demam.
- Cedera fisik.
- Menstruasi.
- Paparan cahaya matahari dalam jangka panjang.
- Operasi.
Cara Penularan Herpes Labialis
Cara penularan virus penyebab herpes labialis atau HSV-1 adalah melalui kontak langsung atau sentuhan pada area kulit yang terluka. Namun, tidak menutup kemungkinan herpes labialis menular dari penderita herpes labialis tanpa gejala.
Dikutip dari American Academy of Dermatology, penularan herpes labialis bisa melalui orang yang terinfeksi melalui sentuhan langsung pada kulit, ciuman, atau berbagi barang-barang pribadi.
Kapan Harus ke Dokter?
Anda perlu segera ke dokter jika muncul gejala-gejala herpes labialis yang disebutkan sebelumnya, terutama jika disertai dengan gejala-gejala berikut:
- Luka lepuh meluas yang disertai dengan nyeri yang parah.
- Luka lepuh yang tidak sembuh lebih dari 10 hari.
- Luka yang disertai dengan bengkak dan nyeri di gusi dan mulut.
- Daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menjalani kemoterapi atau menderita penyakit tertentu, misalnya diabetes, kanker, atau HIV/AIDS.
- Herpes labialis meluas hingga ke mata.
Diagnosis Herpes Labialis
Sebelum mendiagnosis herpes labialis, dokter akan mengajukan pertanyaan terkait riwayat kesehatan pasien dan gejala yang dialami. Setelah itu, akan dilakukan pemeriksaan pada luka di bibir.
Meski diagnosis herpes labialis bisa dilakukan hanya dengan pemeriksaan luka di bibir, namun, jika diperlukan dokter bisa melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, yaitu:
- Kultur virus, untuk mengetahui virus HSV-1 penyebab herpes.
- Tes PCR, untuk mengetahui virus HSV-1 melalui pemeriksaan sampel dari luka di bibir.
- Tes Tzanck, untuk mengetahui virus penyebab herpes melalui pemeriksaan sampel dari luka herpes.
Komplikasi Herpes Labialis
Jika tidak ditangani dengan tepat, herpes labialis bisa menimbulkan beberapa komplikasi, yaitu:
- Penyebaran virus ke area kulit lain atau ke mata.
- Herpes labialis kambuh kembali.
- Infeksi sekunder, yaitu infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam luka.
Selain itu, jika bayi mengalami herpes labialis, segera bawa ke dokter. Hal ini dikarenakan herpes labialis pada bayi bisa meningkatkan risiko komplikasi yang membahayakan nyawanya, misalnya kerusakan mata, kejang, dehidrasi, infeksi yang meluas ke otak, atau bahkan kematian.
(Lanjutan Pencegahan Herpes Labialis)
- Memastikan kebersihan kulit dan area bibir yang melepuh tetap kering.
- Hindari mencukur area bibir dan kulit yang terinfeksi.
- Memeriksakan diri kembali ke dokter jika gejala kambuh sebanyak lebih dari 4-6 kali per tahun, terutama ketika gejala semakin parah dan disertai demam dan kencing nanah.
Jika Anda mengalami gejala-gejala yang diduga herpes labialis yang parah, misalnya sesak napas, sakit kepala parah, atau sakit mata yang memicu ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas, segera ke dokter.
Jika ada pertanyaan terkait cara-cara mencegah herpes labialis, konsultasikan ke dokter untuk diberikan saran yang tepat.