Hemoglobin Rendah, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

hemoglobin adalah

Hemoglobin Rendah, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Hemoglobin (Hb) adalah protein kaya zat besi dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengedarkan ke seluruh tubuh dan memberi warna merah pada darah. Tubuh yang kekurangan hemoglobin bisa menimbulkan beragam gangguan kesehatan, salah satunya anemia.

Jika tidak ditangani dengan tepat bisa menimbulkan komplikasi berupa kerusakan pada organ tubuh, seperti otak dan jantung. Lalu, apa penyebab dan gejala hemoglobin rendah, serta bisakah diatasi? Berikut informasi selengkapnya.

Penyebab Hb Rendah

Kekurangan hemoglobin bisa disebabkan oleh anemia defisiensi besi. Kondisi ini menyebabkan tubuh kekurangan zat besi yang berperan penting untuk produksi hemoglobin.

Selain itu, ada beragam kondisi medis yang menyebabkan penurunan produksi Hb dalam tubuh, yaitu:

  • Anemia aplastik.
  • Gagal ginjal kronis.
  • Kekurangan nutrisi yang berperan penting untuk produksi sel darah merah, seperti asam folat atau vitamin B12.
  • Hipotiroidisme.
  • Kanker darah.
  • Efek samping obat-obatan tertentu, misalnya obat antiretroviral (ARV) untuk infeksi HIV dan obat kemoterapi.

Kadar hemoglobin rendah umumnya tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Namun, pada kondisi yang parah, Hb rendah bisa menimbulkan beragam gejala, misalnya sesak napas, sakit kepala, dan mudah lelah. Munculnya gejala tersebut juga bisa menandakan penyakit anemia. 

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Cara Mengatasi Hemoglobin Rendah

Penanganan hemoglobin rendah bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin atau mengatasi penyakit yang menyebabkan kadar Hb rendah. Jika penyebabnya sudah dipastikan, dokter akan memberikan beberapa penanganan, yaitu:

1. Meningkatkan asupan vitamin B12, zat besi, dan asam folat

Vitamin B12, zat besi, dan asam folat dibutuhkan untuk produksi sel darah merah yang kaya hemoglobin. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan kaya vitamin B12, zat besi, dan asam folat, yaitu:

  • Daging.
  • Hati ayam atau hati sapi.
  • Makanan laut, misalnya udang, ikan, dan kerang.
  • Sayuran hijau, misalnya brokoli, bayam, dan kale.
  • Kacang-kacangan, misalnya kacang merah, kacang hijau, dan kedelai.
  • Sereal yang diperkaya dengan asam folat dan zat besi.

2. Terapi eritropoietin

Terapi eritropoietin dilakukan untuk menstimulasi produksi sel darah merah, terutama pada penderita anemia yang disebabkan oleh ginjal berat. Terapi ini juga dilakukan untuk mengatasi anemia akibat gangguan sumsum tulang, efek samping kemoterapi, dan anemia yang disebabkan oleh kanker.

3. Transfusi darah

Transfusi darah dilakukan untuk meningkatkan hemoglobin pada tubuh yang tidak mampu memproduksi Hb secara normal, misalnya penyakit thalasemia dan anemia sel sabit. Selain itu, transfusi darah dilakukan untuk mengatasi anemia berat.

Kekurangan hemoglobin adalah kondisi yang tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kadar Hb normal dengan melakukan tes hemoglobin di rumah sakit, puskesmas, atau klinik.

Jika Anda mengalami gejala-gejala kekurangan hemoglobin atau mengidap penyakit yang bisa menyebabkan penurunan kadar Hb, konsultasikan ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai kondisi Anda, sehingga risiko komplikasi bisa dikurangi.

Jika ada pertanyaan terkait pencegahan hemoglobin rendah, konsultasikan ke dokter untuk saran dan rekomendasi yang tepat.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout