Gejala, Penyebab, dan Diagnosa Hipertermia

diagnosa hipertermia

Gejala, Penyebab, dan Diagnosa Hipertermia

Hipertermia adalah suhu tubuh naik hingga di atas 38,5 derajat Celsius. Hipertermia berbeda dengan demam. Demam adalah respon alami tubuh untuk melawan infeksi virus atau bakteri. Sedangkan, hipertermia adalah kondisi yang disebabkan oleh paparan suhu panas berlebihan. Ketahui lebih lanjut mengenai penyebab, gejala, dan diagnosa hipertermia.

Hipertermia adalah kondisi yang tidak boleh dianggap enteng. hipertermia yang parah berisiko heatstroke, yaitu kondisi darurat yang menyebabkan kerusakan permanen di otak dan organ penting lainnya. Informasi mengenai penyebab, gejala, dan diagnosa hipertermia, baca selengkapnya di artikel ini.

Penyebab dan Faktor Risiko Hipertermia

Hipertermia disebabkan oleh paparan suhu panas berlebihan. Kondisi ini menghambat sistem pengaturan suhu tubuh untuk mengontrol suhu, sehingga suhu tubuh meningkat. Selain itu, berikut beragam penyebab hipertermia:

  • Suhu yang tinggi di lingkungan, misalnya gelombang panas.
  • Produksi panas berlebihan di tubuh, misalnya olahraga atau aktivitas fisik berlebihan, keracunan obat, dan penyakit tiroid.
  • Ketidakmampuan tubuh untuk mengeluarkan panas, misalnya anhidrosis.

Selain itu, ada beragam faktor yang meningkatkan risiko hipertermia, yaitu:

  • Beraktivitas di bawah paparan sinar matahari dalam waktu yang lama.
  • Usia di bawah 4 tahun atau di atas 65 tahun.
  • Dehidrasi berat.
  • Penggunaan pakaian tebal saat cuaca panas.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya stimulan, obat diuretik, obat antihipertensi, obat penenang, dan obat jantung.
  • Konsumsi alkohol berlebihan.
  • Pengidap penyakit yang mengganggu pengeluaran keringat, misalnya cystic fibrosis.
  • Mengidap gangguan elektrolit.
  • Mengidap penyakit tertentu, misalnya penyakit jantung, hipertensi, penyakit tiroid, dan diabetes insipidus.
  • Obesitas atau berat badan kurang.

Gejala Hipertermia

Ada beragam gejala yang umum dialami oleh penderita hipertermia, yaitu:

  • Lemah.
  • Suhu tubuh di atas 38,5 derajat Celsius.
  • Kehausan dan kegerahan.
  • Pusing.
  • Sakit kepala.
  • Mual.

Anda perlu segera ke dokter untuk diberikan penanganan jika muncul gejala-gejala berikut:

  • Gangguan koordinasi.
  • Perubahan perilaku, misalnya gelisah, linglung, dan mudah marah.
  • Kulit kemerahan.
  • Denyut nadi tidak teratur atau lemah.
  • Tidak berkeringat meski suhu tubuh tinggi.

Diagnosa Hipertermia

Diagnosa hipertermia penting agar penanganan yang diberikan efektif. Untuk mendiagnosa hipertermia, dokter akan bertanya tentang gejala yang dialami dan aktivitas yang dilakukan oleh pasien. Setelah dipastikan gejala dan aktivitasnya, dokter akan mengukur suhu pasien dan melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan apakah pasien terkena hipertermia. Selain itu, dokter akan menanyakan apakah pasien mengonsumsi obat-obatan tertentu atau mengidap penyakit tertentu, misalnya ginjal, penyakit jantung, atau tirotoksikosis.

Penanganan Hipertermia

Untuk gejala hipertermia yang ringan, penanganan difokuskan pada pengendalian suhu tubuh. Berikut beragam cara yang bisa diterapkan agar suhu tubuh normal:

  • Hindari beraktivitas di bawah matahari dan istirahat di rumah hingga gejala hipertermia hilang.
  • Minum air putih atau minuman elektrolit untuk mencegah dehidrasi.
  • Berada di ruangan yang sejuk dengan sirkulasi udara yang baik untuk mencegah paparan sinar matahari berlebihan.
  • Mengenakan pakaian yang ringan, tipis, atau longgar.
  • Kompres dingin di wajah, leher, kepala, atau area tubuh yang kram.
  • Memantau suhu tubuh dengan penggunaan termometer.

Jika Anda sudah menerapkan cara-cara mengatasi hipertemia di atas, namun suhu tubuh tidak turun, segera ke dokter untuk perawatan dan pengobatan yang tepat.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout