Blog

Berikut gejala kekurangan zat besi pada ibu hamil yang perlu diwaspadai.

Gejala Kekurangan Zat Besi Pada Ibu Hamil, Waspada!

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Saat hamil, zat besi merupakan salah satu nutrisi yang penting untuk ibu dan janin di dalam kandungan. Kekurangan zat besi saat hamil dapat meningkatkan risiko terjadinya anemia yang bisa memengaruhi kesehatan ibu dan janin. 

Anemia pada ibu hamil bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya, seperti persalinan prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Sedangkan, pada ibu hamil, anemia bisa meningkatkan risiko depresi pasca persalinan dan kematian pasca persalinan. Berikut gejala kekurangan zat besi pada ibu hamil yang perlu diwaspadai.

Gejala Kekurangan Zat Besi Pada Ibu Hamil

Saat hamil, ibu membutuhkan lebih banyak sel darah untuk mendukung perkembangan janin. Kekurangan zat besi pada ibu hamil bisa menyebabkan kebutuhan tersebut tidak mencukupi, sehingga oksigen yang disalurkan pada jaringan tubuh menjadi terbatas. 

Perlu diingat, gejala anemia kekurangan zat besi pada ibu hamil terkadang tampak mirip dengan gejala kehamilan pada umumnya. Namun, jika anemia semakin parah, ibu hamil bisa merasakan beberapa ciri berikut:

  • Kulit tampak pucat.
  • Cepat lelah dan merasa lemah.
  • Denyut jantung tidak teratur.
  • Nyeri dada.
  • Sesak napas.
  • Sakit kepala.

Selain itu, ada juga beberapa ciri yang jarang muncul berikut:

  • Perubahan pada indera perasa.
  • Merasa gatal-gatal.
  • Telinga berdenging.
  • Rambut rontok.
  • Sariawan di pinggir mulut.

Untuk memastikan terjadinya anemia kekurangan zat besi pada ibu hamil, perlu dilakukan tes darah. Ibu hamil disebut mengalami anemia jika kadar hemoglobin (Hb) rendah dan kurang dari normal. Tes darah biasanya dilakukan pada pemeriksaan kehamilan yang pertama, kemudian dilakukan satu kali lagi selama kehamilan.

Cara Mengatasi Anemia Kekurangan Zat Besi Saat Hamil

Untuk mencegah anemia kekurangan zat besi pada ibu hamil, berikut beberapa cara yang perlu dilakukan:

1. Mengonsumsi suplemen zat besi

Suplemen zat besi yang umum diberikan adalah ferrous sulphate, yang dikonsumsi 2-3 kali per hari. Namun, ada beberapa efek samping yang mungkin muncul, seperti sakit perut, nyeri ulu hati, diare, konstipasi, mual, serta tinja yang berwarna gelap. Konsultasi ke dokter jika Anda merasakan efek samping tersebut, terutama setelah mengonsumsi suplemen zat besi.

2. Menambah asupan makanan tinggi zat besi

Kekurangan zat besi bisa dicegah dengan memperbanyak konsumsi makanan tinggi zat besi. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang, kemudian tambahkan minimal tiga porsi makanan tinggi zat besi, termasuk salah satunya buah naga merah. Beberapa jenis makanan yang tinggi zat besi, antara lain:

  • Sayur berwarna gelap.
  • Ikan, daging merah, dan ayam.
  • Telur dan tahu.
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian.
  • Sereal yang sudah difortifikasi zat besi.

3. Memenuhi kebutuhan vitamin C

Agar tubuh dapat menyerap zat besi lebih optimal, diperlukan vitamin C, yang bisa ditemukan dalam stroberi, jeruk, tomat, dan kiwi. Kombinasikan makanan yang tinggi akan zat besi dan tinggi vitamin C, untuk asupan optimal.


Jangan sepelekan peranan penting zat besi, karena kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat mengganggu perkembangan janin dan kondisi kesehatan ibu hamil secara keseluruhan. Jika ibu hamil mengalami gejala kekurangan zat besi di atas, konsultasikan kepada dokter untuk menjalani pemeriksaan zat besi dalam darah dan mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout