Gejala dan Penyebab Kanker Rahim di Usia Muda

Gejala dan penyebab kanker rahim di usia muda

Gejala dan Penyebab Kanker Rahim di Usia Muda

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Banyak yang beranggapan bahwa kanker rahim hanya menyerang wanita yang memasuki masa menopause. Namun, dikutip dari data World Health Organization (WHO) pada 2020, sekitar 604.127 atau 6,5% wanita mengalami kanker rahim di usia 14-44 tahun. Ketahui lebih lanjut mengenai gejala dan penyebab kanker rahim di usia muda.

Kanker rahim adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak terkendali yang membentuk massa pada rahim dan berisiko menyebar ke organ lain. Kanker rahim adalah salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita. Lalu, apa gejala dan penyebab kanker rahim di usia muda? Berikut informasi selengkapnya.

Gejala Kanker Rahim

Mendeteksi gejala kanker rahim sejak dini penting agar bisa ditangani dengan tepat dan mencegah komplikasi yang membahayakan nyawa. Berikut gejala-gejala awal kanker rahim yang perlu dikenali:

  • Perdarahan abnormal. Misalnya, perdarahan di antara siklus menstruasi, perdarahan setelah menopause, atau perdarahan setelah berhubungan seksual.
  • Keputihan berbau dan mengandung darah dan berwarna merah muda atau cokelat.
  • Nyeri yang disertai perdarahan setelah berhubungan seksual.
  • Nyeri panggul yang disertai nyeri pada perut bagian bawah pusar.
  • Nyeri ketika buang air kecil. Hal ini mungkin disebabkan oleh pertumbuhan sel kanker yang menekan saluran kemih dan kandung kemih.

Selain itu, kanker rahim bisa menimbulkan gejala berupa berat badan turun secara drastis, tidak nafsu makan, lelah tanpa alasan yang jelas, serta nyeri punggung.

Penyebab Kanker Rahim di Usia Muda

Ada beragam faktor yang menyebabkan kanker rahim di usia muda. Berikut penjelasannya:

  1. Human Papilloma Virus (HPV)

Human Papilloma Virus (HPV) adalah penyebab umum kanker rahim. Ada sekitar 100 jenis virus HPV yang sebagian besar tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi ada beberapa jenis yang dapat menyebabkan kanker rahim. Penularan virus HPV umumnya melalui hubungan seksual dan berbagi barang-barang pribadi dengan orang yang terinfeksi virus HPV. 

2. Usia dan aktivitas seksual 

Penyebab kanker rahim berikutnya adalah perilaku seksual yang tidak aman, misalnya berganti-ganti pasangan seksual, berhubungan seksual tanpa kondom, dan berhubungan seksual sejak usia dini. 

Perempuan berusia 35-55 tahun berisiko tinggi terkena kanker rahim, terutama mereka yang aktif berhubungan seksual sejak usia dini. Hal ini dikarenakan berhubungan seksual pada usia dini bisa meningkatkan risiko kanker rahim sebanyak dua kali lipat dibandingkan perempuan yang baru berhubungan seksual pada usia 20 tahun ke atas.

3. Faktor hormonal

Ketidakseimbangan hormon juga bisa menjadi penyebab kanker rahim pada usia muda. Kadar hormon estrogen yang berlebihan dapat memicu pertumbuhan sel abnormal, sehingga menyebabkan kanker rahim, kanker payudara, hingga kanker prostat pada pria. Kondisi ini ditandai dengan abnormalitas siklus menstruasi, abnormalitas jumlah darah menstruasi, dan frekuensi keputihan sebelum dan setelah periode menstruasi.

4. Faktor keturunan

Memiliki riwayat keluarga pengidap kanker rahim bisa meningkatkan risiko kanker rahim pada wanita. Oleh karena itu, jika Anda memiliki faktor risiko ini, lakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter secara rutin dan mendapatkan vaksinasi HPV sebagai upaya pencegahan kanker rahim di usia muda.

5. Pola hidup tidak bersih

Tidak menjaga organ kewanitaan secara teratur meningkatkan risiko terjadinya berbagai infeksi pada rahim, yang bila berlangsung terus menerus dapat meningkatkan risiko kanker rahim. Misalnya, penggunaan cairan atau bahan kimia yang berbahaya, penggunaan air kotor untuk membasuh area vagina, dan penggunaan pembalut berbahan yang tidak sehat dengan kandungan dioksin.

6. Faktor psikologis

Faktor psikologis diperkirakan merupakan salah satu penyebab kanker rahim di usia muda yang perlu diwaspadai, misalnya stres berkepanjangan. Ketika stres, tubuh akan mengeluarkan hormon-hormon kewaspadaan secara berlebihan, misalnya kortisol, noradrenalin, dan adrenalin.

Ketika diproduksi secara berlebihan, hormon adrenalin bisa menyebabkan tubuh dalam keadaan siaga penuh, jantung bekerja keras memompa darah, dan sel-sel tubuh semakin siaga dan mengalami ketegangan. Kondisi ini diduga berkaitan dengan risiko terjadinya kanker rahim, tetapi hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

7. Merokok

Kebiasaan merokok bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker rahim di usia muda. Dikutip dari penelitian yang dipublikasikan pada British Journal of Cancer, asap rokok adalah faktor risiko terjadinya kondisi cervical neoplasia atau pertumbuhan sel-sel abnormal. Cervical neoplasia adalah kelainan sel di leher rahim sebelum menjadi sel kanker. 

Ada beragam zat kimia dalam rokok yang bisa meningkatkan risiko kanker rahim, yaitu:

  • Gas nitrogen yang memicu nitrosamine yang bersifat karsinogen.
  • Asetonitril dan dioksin.
  • Zat Polynuclear Aromatic Hydrocarbons (PAH) dalam tar yang bersifat merusak DNA.
  • Polonium.
  • Asetaldehid yang bersifat karsinogen, terutama pada kulit.
  • Dietilstilbestrol yang bisa menyebabkan kanker rahim, kanker hati, dan penyakit pada vagina.

8. Faktor gizi dan kurang nutrisi

Ketika kekurangan nutrisi, sistem kekebalan tubuh akan menurun. Kondisi ini menyebabkan tubuh rentan terinfeksi virus akibat melemahnya sel imun. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi harian agar terhindar dari infeksi berbagai virus, termasuk virus HPV. Berikut beragam nutrisi yang perlu dicukupi kebutuhannya setiap hari:

  • Antioksidan. Zat antioksidan, misalnya vitamin A, vitamin E, vitamin C, dan beta karoten, bisa ditemukan dalam buah-buahan dan sayur. Antioksidan bermanfaat untuk mencegah kerusakan DNA akibat paparan radikal bebas.
  • Asam folat atau vitamin B9. Asam folat bermanfaat untuk meningkatkan produksi sel darah merah, mencegah infeksi virus HPV melalui reseptor folat di sel serviks, serta membentuk DNA. Untuk mencukupi kebutuhan asam folat, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi sayuran, seperti selada, bayam, jagung, kubis, brokoli, lobak, dan jamur, serta buah-buahan, seperti jeruk, pisang, dan blewah.
  • Vitamin B2. Vitamin ini bermanfaat untuk mengatur metabolisme, mendukung pertumbuhan sel, produksi sel darah merah, dan meningkatkan kesehatan mata. Vitamin B2 juga berperan penting dalam siklus metilasi untuk mencegah virus HPV semakin banyak. Untuk mencukupi kebutuhan vitamin B2, konsumsi jagung, almond, kangkung, pisang, buncis, kacang tanah, jamur, asparagus, dan daun katuk. Sedangkan dari sumber hewani meliputi daging, ikan, keju, susu, dan yoghurt.

Jika Anda mengalami gejala-gejala kanker rahim di atas, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang tepat, sehingga risiko komplikasi bisa dikurangi.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout