Fungsi Sel Darah Merah dan Darah Putih dalam Tubuh Manusia

imak informasi selengkapnya mengenai fungsi sel darah merah dan sel darah putih di artikel ini.

Fungsi Sel Darah Merah dan Darah Putih dalam Tubuh Manusia

Darah adalah cairan di tubuh manusia yang berperan untuk mendistribusikan oksigen yang diperlukan agar kinerja jaringan dan organ tubuh optimal. Sel darah merah dan sel darah putih adalah komponen darah yang umum dikenal. Ketahui lebih lanjut mengenai fungsi sel darah merah dan sel darah putih dalam tubuh manusia.

Sel darah merah dan sel darah putih dibutuhkan tubuh untuk menjalankan fungsinya dengan optimal. Selain mendistribusikan oksigen, darah berperan untuk pengatur suhu, perlindungan, dan pengatur tingkat pH tubuh. Meski demikian, ada perbedaan antara sel darah merah dan sel darah putih. Simak informasi selengkapnya mengenai fungsi sel darah merah dan sel darah putih di artikel ini.

Fungsi Sel Darah Merah

Sel darah merah atau eritrosit adalah komponen darah yang berperan untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh dan mengedarkan nutrisi dan hormon ke seluruh tubuh manusia. Fungsi sel darah merah berasal dari hemoglobin, yaitu protein yang berfungsi untuk mendistribusikan oksigen ke organ dan jaringan tubuh dan menghilangkan karbondioksida dari jaringan dan organ tubuh. Kandungan zat besi yang tinggi pada hemoglobin menyatu dengan oksigen, sehingga menghasilkan warna merah pada darah. Kadar hemoglobin dalam tubuh yang normal adalah 40-45 persen. Sel darah merah bertahan hingga 100-120 hari di tubuh. Setelah 120 hari, sel darah merah akan dihilangkan melalui sistem peredaran darah. Namun, umur sel darah merah bisa berkurang, terutama jika Anda mengidap penyakit kronis.

Fungsi Sel Darah putih

Sel darah putih atau leukosit adalah komponen darah yang berperan untuk melawan infeksi virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebabkan beragam penyakit. Fungsi sel darah putih berasal dari protein khusus yang disebut antibodi yang berfungsi untuk mendeteksi dan menangkal zat asing yang berisiko mengganggu kesehatan tubuh. Sel darah putih dibedakan menjadi granulosit dan agranulosit. Berbeda dengan sel darah merah, kadar sel darah putih hanya sebesar 1 persen dari total keseluruhan darah. Selain itu, sel darah putih tidak berwarna merah, karena tidak menyimpan hemoglobin. Sel darah putih bisa bertahan hingga 12-20 hari di tubuh. Setelah 20 hari, sel darah putih dihilangkan melalui sistem limfatik. Sedangkan, sel darah putih yang belum matang dihasilkan dari sumsum tulang ke tepi darah. Umur sel darah putih dipengaruhi oleh usia. Misalnya, kadar sel darah putih pada bayi baru lahir lebih tinggi dibandingkan kadar sel darah putih orang dewasa. Selain itu, umur sel darah putih bisa berbeda selama kehamilan, karena kadar sel darah putih pada ibu hamil lebih tinggi dibandingkan orang pada umumnya.

Itulah penjelasan mengenai perbedaan fungsi sel darah merah dan sel darah putih. Agar kesehatan terjaga dan terhindar dari risiko penyakit serius, penting untuk menjaga keseimbangan kadar sel darah merah dan sel darah putih di tubuh, misalnya mengonsumsi makanan bergizi, tidak merokok, dan membatasi makanan tinggi kolesterol, lemak jenuh, dan gula. Jika Anda mengalami gangguan kesehatan terkait kadar sel darah merah dan sel darah putih, konsultasikan ke dokter untuk perawatan dan pengobatan yang tepat.

Daftar Makanan untuk Mencegah Kurang Darah

Untuk mencegah dan mengatasi kurang darah atau anemia, Anda perlu mencukupi kebutuhan zat besi harian. Zat besi dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hemoglobin di sel darah merah. Hemoglobin berfungsi untuk mengikat dan mengirim oksigen ke seluruh tubuh, sehingga organ tubuh bisa berfungsi secara optimal.

Agar kebutuhan zat besi harian tercukupi, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi beragam makanan kaya akan zat besi. Berikut daftar makanan penambah darah yang direkomendasikan:

1. Sayuran hijau

Ada beragam jenis sayuran hijau kaya zat besi yang perlu dikonsumsi setiap hari, misalnya sawi, brokoli, bayam, dan pakcoy. Selain itu, sayuran tersebut mengandung vitamin C yang bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi di tubuh.

2. Daging merah dan unggas

Sumber zat besi hewani, seperti daging merah dan unggas, adalah makanan penambah darah yang direkomendasikan lainnya. Dalam 100 gram daging sapi dan daging kambing, menyediakan sekitar 2 mg zat besi yang bisa mencukupi setidaknya 15% kebutuhan zat besi harian. Sedangkan dalam 100 gram daging unggas, misalnya bebek dan ayam, menyediakan sekitar 10% kebutuhan zat besi harian.

3. Makanan laut

Beragam makanan laut, misalnya kerang, udang, tiram, dan kepiting, juga bisa menjadi pilihan makanan penambah darah. Selain itu, beragam jenis ikan, seperti ikan kembung, tuna, dan salmon, kaya akan zat besi yang penting untuk mencukupi kebutuhan zat besi harian.

4. Jeroan

Selain daging, sumber zat besi hewani bisa ditemukan dalam jeroan atau organ dalam, misalnya otak, hati, jantung, dan ginjal. Namun, Anda dianjurkan untuk membatasi konsumsi jeroan untuk mengurangi risiko kolesterol tinggi. Selain itu, ibu hamil dianjurkan untuk tidak mengonsumsi jeroan, terutama hati, untuk mencegah komplikasi kehamilan.

5. Biji-bijian

Daftar makanan penambah darah berikutnya adalah biji-bijian, misalnya biji rami, biji bunga matahari, atau biji labu. Biji-bijian juga kaya akan vitamin B, vitamin E, kalium, seng, dan selenium, yang dapat meningkatkan energi dan daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

6. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan bisa dikonsumsi sebagai camilan sehat penambah darah, misalnya kedelai, mete, almond, pistachio, dan pinus. Misalnya, dalam 28 gram kacang pinus, menyediakan 2 mg zat besi.

7. Sereal

Sereal yang diperkaya dengan beragam nutrisi, salah satunya zat besi, adalah makanan penambah darah yang tidak boleh dilewatkan. Untuk mencukupi kebutuhan zat besi harian Anda, konsumsi sereal sebagai sarapan. Namun, hindari sereal dengan tambahan gula tambahan.

Selain mengonsumsi beragam makanan penambah darah, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan kaya akan vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi di tubuh, sehingga kebutuhan zat besi harian tercukupi secara optimal. Beragam makanan dengan kandungan vitamin C yang tinggi, misalnya tomat, paprika, melon, dan jeruk.

Jika ada pertanyaan terkait cara-cara meningkatkan asupan zat besi yang tepat, konsultasikan ke dokter untuk mengetahui rekomendasi menu makanan penambah darah yang sesuai dengan kondisi Anda. Jika gejala anemia yang dialami tidak berkurang setelah mengonsumsi beragam makanan penambah darah di atas, segera ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout