Efek Vaksin Pfizer, Ini Gejala yang Perlu Anda Antisipasi
Pfizer atau BNT162b2 merupakan vaksin untuk mencegah infeksi virus COVID-19. Vaksin ini dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, dan perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer, sejak 2020. Seperti Moderna, Pfizer termasuk vaksin mRNA, sehingga efek samping Pfizer berbeda dengan vaksin bukan mRNA.
Vaksin mRNA adalah jenis vaksin yang memicu sistem kekebalan tubuh membentuk spike protein, yang membantu tubuh membentuk antibodi yang dapat melawan virus COVID-19. Berdasarkan uji klinis tahap 3, vaksin Pfizer memiliki nilai efikasi sebesar 95%. Apa saja efek samping Pfizer yang perlu Anda perhatikan? Simak penjelasannya berikut.
Persiapan Sebelum Mendapatkan Vaksin Pfizer
Seperti halnya Moderna, Pfizer juga termasuk vaksin mRNA dengan nilai efikasi yang tinggi, yaitu 95%. Hal ini memicu beberapa efek samping yang berbeda dengan vaksin yang bukan termasuk vaksin mRNA. Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mendapatkan vaksin Pfizer:
- Sebaiknya beri tahu dokter terlebih dahulu jika Anda memiliki riwayat alergi. Vaksin Pfizer tidak boleh diberikan kepada orang yang alergi terhadap kandungan dalam vaksin tersebut.
- Vaksin Pfizer dianjurkan hanya untuk remaja dan dewasa berusia di atas 16 tahun dan dalam kondisi sehat.
- Jika Anda atau orang yang tinggal serumah dengan Anda mengalami demam, batuk, sesak napas, atau gejala COVID-19 lainnya, beri tahu dokter. Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada orang yang terkena COVID-19.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang mengidap beberapa gangguan kesehatan, seperti ISPA, gangguan pembekuan darah, kelemahan pada sistem kekebalan tubuh, HIV/AIDS, diabetes, autoimun, ginjal, hipertensi, paru, jantung, kanker, dan kelainan darah.
- Jika Anda sedang menjalani pengobatan, seperti obat pengencer darah, obat imunosupresan, suplemen, atau produk herbal lainnya, beri tahu dokter.
- Jika Anda sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19 sebelumnya, beri tahu dokter.
- Vaksin ini bisa diberikan kepada ibu hamil dan ibu menyusui. Untuk ibu hamil, pemberiannya bisa dimulai pada usia kehamilan di atas 12 minggu dan paling lambat pada usia 33 minggu dan di bawah pengawasan dokter.
- Jika Anda mengalami reaksi alergi setelah vaksinasi, segera ke dokter.
Peraturan Vaksin Pfizer
Vaksin Pfizer diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter dan disuntikkan ke dalam otot. Sebelum dan sesudah vaksin, area kulit yang disuntikkan harus dibersihkan dengan alkohol swab. Kemudian, alat suntik sekali pakai yang sudah digunakan akan dibuang ke safety box tanpa ditutup kembali jarumnya.
Untuk mencegah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius, maka penerima vaksin harus tetap tinggal di tempat layanan vaksinasi selama 30 menit setelah divaksin. KIPI adalah kondisi medis yang bisa terjadi setelah vaksinasi, termasuk efek samping Pfizer dan reaksi alergi terhadap vaksin.
Setelah divaksin, Anda tetap harus mematuhi protokol kesehatan, yaitu mencuci tangan, menjaga jarak fisik dengan orang lain, mengenakan masker saat berada di luar rumah, serta menghindari kerumunan.
Efek Samping Vaksin Pfizer
Setelah mengetahui beberapa persiapan sebelum mendapatkan vaksin Pfizer, Anda juga perlu memperhatikan beberapa efek samping Pfizer berikut:
- Sakit Kepala
- Nyeri otot dan nyeri sendi
- Nyeri, kemerahan, atau bengkak di area bekas suntikan
- Deman ringan
- Menggigil
- Mual atau tidak enak badan
- Bengkak di kelenjar getah bening
Jika Anda mengalami efek samping atau reaksi alergi yang serius setelah vaksinasi, sebaiknya segera ke dokter.