Disebut Tekan DBD, Ini Ciri-Ciri Nyamuk Wolbachia yang Perlu Diketahui
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Apa itu nyamuk wolbachia? Dikutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention, nyamuk wolbachia adalah nyamuk Aedes aegypti yang sudah disuntikkan dengan bakteri wolbachia. Wolbachia adalah jenis bakteri yang umum ditemukan pada serangga, termasuk nyamuk. Ketahui lebih lanjut mengenai ciri-ciri nyamuk wolbachia.
Bakteri wolbachia yang dimasukkan ke tubuh nyamuk Aedes aegypti bertujuan untuk menghambat replikasi virus dengue di tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga tidak bisa ditularkan ke manusia. Lalu, apa saja ciri-ciri nyamuk wolbachia dan efektifkah menekan penyebaran DBD? Berikut informasi selengkapnya.
Ketahui Ciri-Ciri Nyamuk Wolbachia
Pro dan kontra seputar penggunaan nyamuk wolbachia menimbulkan kebingungan di masyarakat. Untuk mencegah kesalahpahaman, berikut ciri-ciri nyamuk wolbachia yang perlu Anda ketahui:
- Bukan hasil rekayasa genetik. Dikutip dari Kementerian Kesehatan RI, nyamuk wolbachia dihasilkan secara alami. Wolbachia adalah bakteri alami yang dapat menghambat replikasi virus dengue dan tidak mengganggu ekosistem mikroorganisme lain.
- Menghambat replikasi virus dengue. Dikutip dari Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Siti Nadia Tarmizi, wolbachia efektif menghambat replikasi virus dengue, sehingga menekan penularan virus dengue ke tubuh manusia.
- Terbukti menurunkan kasus DBD.Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa penggunaan nyamuk wolbachia efektif menekan penyebaran DBD di 9 negara, yaitu Brasil, Meksiko, Vietnam, Fiji, Kaledonia Baru, Australia, Vanuatu, Sri Lanka, dan Kiribati.
- Sudah diuji sejak 2011. Pada 2011, World Mosquito Program (WMP) melakukan pengujian terhadap efektivitas nyamuk wolbachia untuk menurunkan kasus DBD di Yogyakarta. Pengujian ini dilakukan dengan penyebaran nyamuk wolbachia. Hasilnya, nyamuk wolbachia efektif menekan penyebaran kasus DBD di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.
- Sosialisasi di pusat penyebaran nyamuk wolbachia. Sosialisasi nyamuk wolbachia terus dilakukan di Indonesia, salah satunya Semarang. Semarang adalah salah satu kota yang menjadi proyek awal penggunaan nyamuk wolbachia untuk menurunkan kasus DBD dengan meluncurkan program Wolbachia Ing Kota (Wingko) Semarang di Kecamatan Tembalang pada Mei lalu. Kecamatan Tembalang adalah wilayah yang padat penduduk, penuh pepohonan, dan genangan air. Diperlukan waktu enam bulan untuk membuktikan efektivitas proyek tersebut.
Berbahayakah Gigitan Nyamuk Wolbachia?
Peneliti nyamuk wolbachia dari Universitas Gadjah Mada Dr Riris Andono Ahmad menyatakan bahwa gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sudah dimasukkan bakteri wolbachia atau tanpa bakteri memiliki efek yang sama. Ia menambahkan, meski efek gigitan nyamuk wolbachia sama dengan nyamuk Aedes aegypti, namun nyamuk wolbachia tidak menularkan virus dengue ke tubuh manusia. Selain itu, ia membantah dugaan bahwa bakteri wolbachia di tubuh nyamuk Aedes aegypti bisa menular ke hewan atau manusia. Hal ini dikarenakan bakteri wolbachia hanya bisa bertahan hidup di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti dan tidak dapat mereplikasi diri di luar serangga inangnya.
Peneliti utama nyamuk wolbachia dan Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Adi Untarini juga menyatakan bahwa gigitan nyamuk wolbachia hanya memicu efek samping yang tidak berbahaya dan sama seperti gigitan nyamuk pada umumnya, yaitu gatal, kemerahan, dan bintik di area yang digigit nyamuk.