Diet OCD: Manfaat, Cara Melakukan, dan Efek Samping
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Diet OCD adalah salah satu metode penurunan berat badan yang sempat populer di Indonesia, diperkenalkan oleh Deddy Corbuzier.
Pola makan ini mengatur waktu makan dan waktu berpuasa tanpa membatasi jenis makanan secara spesifik.
Konsep dasarnya mirip dengan intermittent fasting (IF), yaitu pola makan yang mengatur kapan Anda boleh makan dan kapan harus berpuasa. Bagaimana cara melakukan diet OCD yang benar?
Apa Itu Diet OCD?
Diet OCD (Obsessive Corbuzier’s Diet) sebenarnya menerapkan prinsip yang sama seperti intermittent fasting.
Pola makan ini bukan sekadar diet yang mengatur apa yang Anda makan, tapi lebih fokus pada kapan Anda makan.
Artinya, tidak ada pantangan makanan tertentu, namun Anda harus disiplin dengan jadwal makan yang ditetapkan.
Dalam waktu berpuasa, Anda tidak boleh mengonsumsi makanan, namun masih diperbolehkan minum air putih, teh tanpa gula, atau kopi hitam tanpa tambahan pemanis.
Tujuan dari diet OCD bukan hanya menurunkan berat badan, tapi juga membantu tubuh beradaptasi dengan ritme metabolisme yang lebih efisien.
Diet ini tidak punya aturan ketat tentang jenis makanan, jadi banyak orang merasa metode ini lebih fleksibel dan mudah diterapkan dibandingkan diet lain.
Manfaat Diet OCD
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan manfaat diet OCD, tetapi beberapa manfaat yang mungkin Anda rasakan dari menjalani diet OCD antara lain:
- Membantu menurunkan berat badan dan lemak tubuh secara alami.
- Meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
- Mengurangi peradangan yang bisa memicu berbagai penyakit kronis.
- Meningkatkan fungsi otak dan melindungi sel saraf.
- Membantu detoksifikasi tubuh secara alami.
- Meningkatkan energi dan fokus selama beraktivitas.
Cara Melakukan Diet OCD yang Benar
Diet OCD memiliki beberapa metode yang bisa Anda pilih sesuai kemampuan dan kebiasaan makan.
Setiap metode memiliki durasi waktu puasa dan jendela makan yang berbeda. Berikut penjelasannya:
1. Metode 16/8
Metode ini berarti Anda berpuasa selama 16 jam dan hanya boleh makan dalam jendela waktu 8 jam.
Biasanya, orang yang menjalani pola ini akan makan mulai pukul 12.00 siang dan berhenti makan pada pukul 8 malam, lalu berpuasa hingga siang hari berikutnya.
Metode 16/8 sering disarankan bagi pemula karena tubuh masih dapat beradaptasi dengan cukup mudah.
Wanita biasanya dianjurkan untuk memulai dengan puasa 14 jam terlebih dahulu sebelum mencoba 16 jam.
Pola ini efektif membantu mengatur kadar gula darah dan berat badan bila dilakukan dengan konsisten.
2. Metode 5:2
Dalam metode 5:2, Anda makan seperti biasa selama 5 hari dan mengurangi asupan kalori pada 2 hari lainnya.
Pada hari puasa, pria umumnya hanya mengonsumsi sekitar 600 kalori, sementara wanita sekitar 500 kalori.
Biasanya, hari puasa dijadwalkan tidak berturut-turut. Misalnya Senin dan Kamis, agar tubuh tetap punya waktu untuk beradaptasi.
Metode ini cocok bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan tanpa harus berpuasa setiap hari.
3. Puasa 12 Jam
Metode ini termasuk yang paling mudah dilakukan dan cocok bagi pemula. Anda cukup menentukan jendela waktu puasa selama 12 jam, misalnya dari pukul 7 malam hingga 7 pagi. Sebagian besar waktu puasa terjadi saat tidur, sehingga metode OCD ini terasa lebih ringan.
Puasa 12 jam dapat membantu tubuh mengubah cadangan lemak menjadi energi dan mendorong penurunan berat badan secara alami.
4. Puasa Selang-Seling
Cara puasa ini dilakukan dengan berpuasa setiap 2 hari sekali. Pada hari puasa, ada yang benar-benar tidak makan sama sekali, ada juga yang masih mengonsumsi sekitar 500 kalori. Hari berikutnya Anda bisa makan seperti biasa.
Puasa selang-seling tergolong ekstrem dan tidak disarankan bagi pemula atau orang dengan kondisi medis tertentu.
Karena cukup berat, metode ini lebih cocok bagi yang sudah terbiasa dengan pola puasa jangka panjang.
Tips Menjalani Diet OCD
Agar diet OCD lebih mudah dijalani dan hasilnya maksimal, Anda bisa mengikuti beberapa tips berikut:
- Tetap terhidrasi: Minum air putih, teh herbal, atau kopi hitam tanpa gula agar tubuh tidak kekurangan cairan.
- Alihkan pikiran dari makanan: Isi waktu puasa dengan aktivitas ringan seperti membaca, menulis, atau menonton film agar tidak tergoda untuk makan.
- Istirahat yang cukup: Hindari olahraga berat saat berpuasa, tetapi Anda tetap bisa melakukan aktivitas ringan seperti yoga atau jalan santai.
- Pilih makanan bergizi: Saat makan, konsumsi makanan tinggi protein, serat, dan lemak sehat seperti telur, ikan, kacang-kacangan, alpukat, dan sayuran.
- Konsumsi makanan rendah kalori tapi mengenyangkan: Misalnya buah-buahan dengan kadar air tinggi seperti semangka, melon, atau anggur.
- Gunakan bumbu alami: Tambahkan rempah, bawang putih, atau cuka untuk menambah rasa tanpa menambah kalori.
- Jaga pola makan seimbang: Setelah periode puasa selesai, pastikan Anda tetap mengonsumsi makanan bernutrisi untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Siapa yang Tidak Boleh Melakukan Diet OCD?
Meskipun diet OCD banyak digemari karena dianggap efektif dan fleksibel, tidak semua orang disarankan untuk mencobanya.
Ada beberapa kondisi yang membuat seseorang sebaiknya tidak melakukan diet OCD, karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Berikut kelompok yang sebaiknya menghindari diet OCD:
- Orang dengan gangguan pola makan, seperti anoreksia atau bulimia, karena puasa bisa memicu kambuhnya kebiasaan makan tidak sehat.
- Pengguna obat-obatan yang harus dikonsumsi bersama makanan, sebab melewatkan waktu makan bisa mengganggu efektivitas obat.
- Ibu hamil atau menyusui, karena tubuh membutuhkan asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan janin atau produksi ASI.
- Anak-anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan, sebab tubuh mereka masih membutuhkan energi dan nutrisi yang stabil setiap hari.
Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai diet OCD untuk memastikan keamanannya.
Efek Samping Diet OCD
Walaupun diet OCD adalah metode yang banyak memberikan manfaat, menjalani puasa dalam jangka waktu lama juga bisa menimbulkan efek samping, terutama jika tubuh belum terbiasa. Beberapa efek yang mungkin muncul antara lain:
- Pusing atau kepala terasa ringan.
- Mual, terutama saat awal menjalani puasa.
- Sulit tidur atau insomnia.
- Sakit kepala akibat perubahan pola makan.
- Tubuh terasa lemah atau lesu.
- Perubahan suasana hati (mood swing).
- Lebih sering buang air kecil.
Selain itu, beberapa penelitian juga menemukan bahwa diet OCD bisa menyebabkan penurunan massa otot jika dilakukan tanpa pengaturan nutrisi yang tepat.
Pada orang lanjut usia, penurunan berat badan yang terlalu drastis juga dapat memengaruhi kesehatan tulang, sistem kekebalan tubuh, dan tingkat energi harian.
Oleh karena itu, penting untuk menjalani diet OCD dengan cara yang aman, tidak berlebihan, dan tetap memperhatikan kebutuhan gizi agar hasil yang diperoleh benar-benar menyehatkan.
Secara sederhana, diet OCD adalah pola makan dengan prinsip puasa makan yang teratur, bukan pembatasan makanan secara ekstrem.
Metode ini membantu Anda menurunkan berat badan, menjaga kadar gula darah, hingga meningkatkan kesehatan otak.
Namun, sebelum memulai diet OCD, pastikan Anda memahami kondisi tubuh dan konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi agar hasilnya lebih aman dan optimal.
Selalu jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan beli suplemen dan obat terpercaya dari Pyfa Health!





