Diabetes Insipidus: Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, dan Penanganan
Meski sama-sama diabetes, namun diabetes insipidus sebenarnya berbeda dengan diabetes melitus. Diabetes insipidus adalah kondisi yang ditandai dengan dua keluhan utama, yaitu cepat haus dan sering buang air kecil. Apa penyebab dan gejala diabetes insipidus?
Berbeda dengan diabetes melitus, diabetes insipidus tidak berkaitan dengan peningkatan kadar gula darah, pola makan, atau gaya hidup. Selain itu, dibandingkan diabetes melitus, diabetes insipidus lebih jarang ditemukan. Simak informasi selengkapnya mengenai penyebab, gejala, dan penanganan diabetes insipidus di artikel ini.
Penyebab dan Faktor Risiko Diabetes Insipidus
Ketika fungsi hormon antidiuretik terganggu, yaitu mengendalikan kadar cairan tubuh, maka terjadilah kondisi yang disebut diabetes insipidus. Kondisi ini memicu produksi urine berlebih, sehingga pengidapnya menjadi sering buang air kecil dengan volume yang banyak.
Ada beberapa penyebab diabetes insipidus, misalnya tumor otak, komplikasi genetik, gangguan ginjal, dan efek samping obat-obatan. Gejala utama penyakit ini adalah volume urine yang banyak. Pada orang yang tidak mengidap diabetes insipidus, urine umumnya dikeluarkan sebanyak 1-2 liter atau buang air kecil 5-7 kali per hari. Namun, pada pengidap diabetes insipidus, volume urine yang dikeluarkan per hari bisa mencapai 3-20 liter atau buang air kecil setiap 15-20 menit per hari.
Gejala Diabetes Insipidus
Deteksi dini gejala diabetes insipidus penting agar ditangani dengan tepat. Berikut beberapa gejala diabetes insipidus yang perlu Anda waspadai:
- Sering buang air kecil dengan volume yang banyak.
- Cepat haus.
- Sulit konsentrasi.
- Mudah marah.
- Urine berwarna pucat atau tidak berwarna.
- Sering bangun di malam hari untuk buang air kecil.
Diabetes insipidus juga berisiko dialami oleh bayi dan anak. Meski demikian, gejala diabetes insipidus pada bayi dan anak jarang dikenali, karena ketidakmampuannya dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, berikut gejala-gejala diabetes insipidus pada bayi dan anak yang perlu Anda ketahui:
- Insomnia.
- Suhu tubuh naik atau hipertermia.
- Mudah marah.
- Berat badan turun drastis.
- Sembelit.
- Mengompol ketika tidur.
- Pertumbuhan melambat.
Penanganan Diabetes Insipidus
Agar hasilnya optimal, penanganan diabetes insipidus sebaiknya disesuaikan dengan penyebabnya. Berikut beberapa penanganan diabetes insipidus oleh dokter:
- Meresepkan obat-obatan, misalnya vasopressin, hydrochlorothiazide, dan desmopressin.
- Merekomendasikan pasien untuk menghindari dehidrasi dengan memperbanyak minum air putih.
Pasien juga dianjurkan untuk menerapkan pola makan rendah garam dan rendah protein untuk mencegah produksi urine berlebih. Selain itu, pasien dianjurkan untuk memantau jumlah dan frekuensi urine secara berkala.
Pencegahan Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah penyakit yang tidak bisa dihindari, terutama jika kondisi ini berkaitan dengan penyakit lain yang sulit dicegah, misalnya tumor dan kelainan genetik. Namun, pencegahan diabetes insipidus yang bertujuan untuk menghindari dehidrasi dan mengurangi gejala, bisa Anda lakukan dengan beragam cara berikut:
- Membatasi makanan tinggi protein dan garam. Jenis makanan tersebut berisiko meningkatkan rasa haus dan sering buang air kecil.
- Mencukupi cairan tubuh dengan minum air putih setidaknya 2,5 liter per hari.
- Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta hanya mengonsumsi makanan yang matang agar terhindar dari diare yang memperparah gejala diabetes insipidus.