Detak Jantung Normal Berapa BPM? Ini Penjelasannya

detak jantung normal berapa bpm

Detak Jantung Normal Berapa BPM? Ini Penjelasannya

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Detak jantung adalah frekuensi detak jantung seseorang per menit. Detak jantung normal bisa bervariasi tergantung pada usia, ukuran tubuh, aktivitas seseorang, kondisi jantung, penggunaan obat tertentu, dan suhu udara. Selain itu, detak jantung bisa dipengaruhi oleh emosi, misalnya ketika seseorang sedang takut atau bersemangat. Lalu, berapa detak jantung normal berdasarkan usia dan kondisi kesehatan, serta bagaimana cara menjaga detak jantung normal? Berikut informasi selengkapnya.

Detak Jantung Berdasarkan Usia dan Kondisi Kesehatan

Seperti disebutkan sebelumnya, detak jantung normal bervariasi pada setiap orang, tergantung pada usia, kondisi fisik, dan aktivitas seseorang. 

Namun, masih banyak yang mempertanyakan, detak jantung normal berapa BPM untuk orang dewasa yang sehat? Detak jantung normal pada orang dewasa umumnya tergantung pada kondisi fisik dan tingkat aktivitas, yaitu antara 60-100 kali per menit saat istirahat.

Berikut detak jantung normal berdasarkan usia dan kondisi kesehatan yang perlu Anda ketahui:

  1. Bayi dan anak-anak

Detak jantung normal pada bayi baru lahir hingga usia satu tahun berkisar antara 100 hingga 160 detak per menit. Sedangkan anak-anak berusia 1-10 tahun memiliki detak jantung normal sekitar 70 hingga 120 detak per menit.

2. Remaja dan orang dewasa

Untuk remaja hingga dewasa berusia di atas 10 tahun, detak jantung normal saat beristirahat adalah 60 hingga 100 detak per menit.

Namun, atlet atau seseorang yang memiliki kondisi fisik prima umumnya memiliki detak jantung normal saat beristirahat yang lebih rendah, yaitu antara 40 hingga 60 detak per menit.

3. Lansia

Detak jantung normal pada lansia di atas usia 60 tahun tidak jauh berbeda, yaitu antara 60 hingga 100 detak per menit. Namun, lansia kerap mengalami detak jantung yang bervariasi akibat penyakit kronis atau efek samping obat-obatan tertentu.

4. Kondisi khusus

Kondisi kesehatan tertentu juga bisa memengaruhi detak jantung normal, seperti demam, stres, atau kehamilan. Misalnya, ibu hamil mengalami peningkatan detak jantung sekitar 10 hingga 20 detak per menit dibandingkan sebelum hamil.

Jika Anda memiliki detak jantung di luar rentang tersebut, konsultasikan ke dokter untuk memastikan detak jantung normal berapa yang ideal sesuai dengan kondisi tubuh Anda.

Cara Menjaga Detak Jantung Normal

Detak jantung yang sehat turut mendukung kesehatan jantung secara keseluruhan. Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan untuk menjaga detak jantung normal:

  1. Rutin berolahraga 

Jarang bergerak adalah salah satu penyebab detak jantung tidak normal. Oleh karena itu, untuk melatih jantung tetap sehat, American Heart Association merekomendasikan aktivitas aerobik intensitas sedang setidaknya 150 menit per minggu atau aktivitas berat setidaknya 75 menit per minggu.

2. Mengelola stres

Stres dan kecemasan juga bisa meningkatkan detak jantung. Untuk meredakannya, Anda perlu mengelola stres dengan baik, seperti meditasi, latihan pernapasan, atau mendengarkan musik yang menenangkan.

3. Hindari kafein dan nikotin

Kafein dan rokok adalah stimulan yang bisa meningkatkan detak jantung. Oleh karena itu, batasi konsumsi kafein dan berhenti merokok untuk membantu menurunkan detak jantung saat istirahat. 

4. Menjaga berat badan ideal

Semakin berat beban tubuh, semakin keras tubuh harus bekerja untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Dengan menurunkan berat badan, Anda bisa menurunkan detak jantung secara efektif.

5. Tidur nyenyak

Tidur yang cukup penting untuk menjaga kesehatan jantung dan tubuh secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan tidur yang tidak teratur bisa mengganggu sistem kerja jantung.

Jika Anda mengalami gejala-gejala tertentu yang berkaitan dengan jantung, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Cara Mengukur Detak Jantung

Mengukur detak jantung bisa dilakukan secara mandiri. Berikut cara mengukur detak jantung yang bisa Anda terapkan di rumah:

  1. Temukan titik nadi

Dengan menggunakan dua jari (telunjuk dan jari tengah), temukan titik nadi pada tubuh, umumnya ada di pergelangan tangan (arteri radial) atau leher bagian samping (arteri karotis).

2. Hitung detak jantung

Selanjutnya, tekan jari secara perlahan pada titik nadi tersebut, lalu hitung jumlah denyut nadi selama 15 detik. Hasil hitungan denyut nadi tersebut akan dikalikan empat untuk mendapatkan hasil detak jantung per menit.

Agar hasilnya akurat, pastikan Anda dalam keadaan tenang dan tidak dalam kondisi stres saat mengukurnya.

3. Gunakan alat pengukur detak jantung

Penggunaan alat pengukur detak jantung, seperti smartwatch atau monitor denyut jantung elektronik juga bisa membantu Anda untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Selain itu, tensimeter digital modern bisa menampilkan detak jantung (pulse) selain tekanan darah (sistolik dan diastolik).

Gangguan Detak Jantung yang Bisa Terjadi

Ada beberapa gangguan detak jantung yang mungkin terjadi, seperti:

1. Takikardia

Takikardia adalah kondisi ketika detak jantung terlalu cepat, yaitu di atas 100 detak per menit saat istirahat. Kondisi ini bisa disebabkan oleh konsumsi kafein berlebihan, stres, demam, atau masalah serius, seperti gangguan irama jantung (aritmia).

2. Bradikardia

Bradikardia adalah kondisi ketika detak jantung terlalu lambat, yaitu di bawah 60 detak per menit dalam kondisi istirahat. Bradikardia umumnya terjadi pada para atlet, namun bisa juga terjadi pada orang lain dengan gangguan kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung atau gangguan tiroid.

3. Aritmia

Aritmia adalah ketidakteraturan irama detak jantung yang ditandai dengan detak yang terlalu cepat, lambat, atau tidak teratur. Gejala aritmia bisa berupa sesak napas, pusing, atau nyeri dada. Jika diabaikan, aritmia bisa meningkatkan risiko stroke atau gagal jantung.

4. Fibrilasi Atrium

Fibrilasi atrium adalah jenis aritmia yang paling umum ditemukan, yaitu jantung berdetak dengan sangat cepat dan tidak teratur. Fibrilasi atrium ditandai dengan beberapa gejala, seperti sesak napas, jantung berdebar, dan kelelahan. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko pembekuan darah dan stroke. 

5. Ekstrasistol

Ekstrasistol atau denyut tambahan adalah detak jantung tambahan yang muncul di antara detak jantung normal. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya, namun jika sering terjadi dan disertai dengan gejala lain, diperlukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut oleh dokter.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout