Demensia: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan

demensia adalah

Demensia: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan

Demensia adalah penurunan daya ingat dan daya pikir yang memengaruhi gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, dan aktivitas sehari-hari seseorang. Ketahui lebih lanjut mengenai penyebab dan gejala demensia.

Demensia kerap disalahartikan sebagai pikun. Padahal, demensia dan pikun adalah dua kondisi yang berbeda. Pikun adalah penurunan daya pikir dan daya ingat akibat pertambahan usia, namun tidak menyebabkan ketergantungan terhadap orang lain. Lalu, apa penyebab dan gejala demensia, serta bisakah disembuhkan? Berikut informasi selengkapnya.

Penyebab Demensia

Penyebab umum demensia adalah kerusakan sel saraf dan hubungan antarsaraf pada otak. Berikut penyebab demensia berdasarkan jenisnya:

  • Penyakit Alzheimer. Meski belum bisa dipastikan, namun para ahli menduga perubahan genetik bisa meningkatkan risiko penyakit ini. Selain itu, kelainan protein dalam otak bisa merusak sel saraf sehat dalam otak.
  • Demensia vaskular. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan pembuluh darah di otak.

Selain itu, ada beragam kondisi yang bisa meningkatkan risiko demensia, yaitu:

  • Pola makan tidak sehat.
  • Riwayat keluarga pengidap demensia.
  • Jarang olahraga.
  • Perokok aktif.
  • Kecanduan alkohol.
  • Pengidap penyakit tertentu, misalnya kolesterol tinggi, diabetes, hipertensi, sindrom Down, obesitas, sleep apnea, dan depresi.

Gejala Demensia

Perubahan pola pikir dan penurunan daya ingat adalah gejala umum demensia. Ada beragam gejala demensia berdasarkan tahapannya, yaitu:

Tahap 1

Otak penderita masih berfungsi secara normal, sehingga tidak menimbulkan gejala yang signifikan.

Tahap 2

Penderita mulai sulit beraktivitas sehari-hari, sulit memecahkan masalah, dan sulit berbicara.

Tahap 3

Gangguan mental organik yang ditandai dengan sulit mempelajari hal baru, perubahan kepribadian, suasana hati kurang bersemangat, dan sulit bersosialisasi.

Tahap 4

Penderita membutuhkan orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari, misalnya mandi dan berpakaian. Penderita juga sulit membaca dan menulis, sulit tidur, apatis, mudah marah, berhalusinasi, kasar, dan mudah marah.

Tahap 5

Pada tahap, penderita tidak mampu hidup secara mandiri. Selain itu, penderita sulit duduk atau berjalan, tidak memahami bahasa, dan tidak mengenali anggota keluarga.

Penanganan Demensia

Penanganan demensia dilakukan untuk mengurangi gejala, memungkinkan penderita beradaptasi dengan kondisinya, dan mencegah komplikasi. Berikut penanganan demensia yang diberikan oleh dokter:

1. Terapi khusus

Berikut beragam jenis terapi untuk mengatasi demensia:

  • Terapi stimulasi kognitif. Terapi untuk meningkatkan daya ingat, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan perbahasa.
  • Terapi okupasi. Terapi yang bertujuan agar pasien mampu beraktivitas sehari-hari dan mengontrol emosinya.
  • Terapi mengingat. Terapi yang bertujuan untuk meningkatkan daya ingat pasien terkait riwayat hidupnya.
  • Rehabilitasi kognitif. Terapi yang bertujuan untuk melatih bagian otak pasien yang tidak berfungsi dengan penggunaan bagian otak yang sehat.

2. Obat-obatan

Dokter bisa meresepkan beragam jenis obat pada pasien demensia, misalnya piracetam, memantine, rivastigmine, antipsikotik, antiansietas, dan antidepresan.

3. Operasi

Operasi akan dilakukan untuk mengatasi demensia yang disebabkan oleh cedera otak, tumor otak, atau hidrosefalus. Prosedur ini bertujuan untuk mengurangi gejala jika belum ada kerusakan permanen pada otak.

Pencegahan Demensia

Demensia bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. Berikut beragam upaya pencegahan demensia yang bisa dilakukan:

  • Rutin berolahraga.
  • Tidak merokok.
  • Tidur yang cukup.
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang/
  • Mengonsumsi suplemen untuk kesehatan otak.
  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout