Ciprofloxacin: Fungsi, Cara Penggunaan, dan Efek Samping
Ciprofloxacin merupakan antibiotik untuk mengobati beragam jenis infeksi bakteri. Kandungan bahan aktif ciprofloxacin Hcl dalam obat ciprofloxacin berfungsi untuk menghentikan pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, obat ini tidak digunakan untuk mengobati infeksi virus, seperti batuk pilek atau flu.
Ciprofloxacin dapat mengobati beberapa jenis bakteri, antara lain infeksi saluran kemih, diare, anthraks, infeksi saluran pernapasan, infeksi menular seksual, serta infeksi lain di bagian perut, mata, kulit, dan tulang. Ingin mengenal lebih dalam mengenai obat ini? Simak penjelasan berikut.
Cara Menggunakan Ciprofloxacin dengan Aman
Selain dalam bentuk tablet, ciprofloxacin juga tersedia dalam bentuk tetes mata. Berikut cara menggunakan ciprofloxacin tablet dan ciprofloxacin tetes mata secara aman:
1. Ciprofloxacin tablet
Untuk menelan tablet ciprofloxacin secara utuh, minum segelas air putih untuk menelannya. Tablet jangan dibelah, dihancurkan, atau dikunyah. Ciprofloxacin sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk mencegah maag. Agar lebih aman, pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya.
Selain itu, usahakan untuk mengonsumsi ciprofloxacin pada jam yang sama setiap harinya agar obat dapat bekerja dengan optimal. Jika lupa mengonsumsi tablet ciprofloxacin, sebaiknya Anda segera mengonsumsinya, jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika jadwalnya sudah dekat, sebaiknya abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Jangan hentikan pengobatan ciprofloxacin tanpa seizin dokter, walau gejala yang dialami telah membaik. Hal ini dikarenakan jika hal itu dilakukan, bakteri dapat kebal terhadap pengobatan dan risiko infeksi kambuh akan meningkat. Simpanlah ciprofloxacin pada suhu ruangan di dalam wadah tertutup agar terhindar dari paparan sinar matahari, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
2. Ciprofloxacin tetes mata
Sebelum menggunakan ciprofloxacin jenis ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Kocok botol tetes mata sebelum digunakan agar larutan tercampur sempurna.
- Cuci tangan hingga bersih sebelum menggunakan obat tetes mata.
- Arahkan wajah menghadap ke atas, kemudian tarik kelopak mata bagian bawah dengan jari tangan secara perlahan.
- Arahkan obat tetes ke area mata, namun jangan sampai menyentuh bola mata. Kemudian, teteskan cairan obat dengan menekan botol obat.
- Tutup mata selama 2-3 menit agar obat dapat menyebar ke seluruh bagian mata. Jangan berkedip atau mengucek mata dengan tangan.
- Berikan sedikit tekanan dan bersihkan cairan di sekitar mata dengan tisu.
- Jika obat diberikan pada kedua mata, Anda dapat melakukan langkah yang sama pada mata sebelahnya.
- Setelah selesai, tutup kembali botol obat tetes mata dan cucilah tangan hingga bersih.
- Jika Anda merasa kesulitan melakukannya sendiri, mintalah bantuan orang lain untuk meneteskan obat ke mata Anda.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Mengonsumsi Ciprofloxacin
Sebelum mengonsumsi ciprofloxacin, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko efek samping:
- Beri tahu dokter jika ada riwayat alergi. Ciprofloxacin tidak dianjurkan untuk orang dengan alergi obat ini.
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang mengidap penyakit tertentu, misalnya penyakit liver, diabetes, gangguan tulang dan sendi, penyakit ginjal, atau gangguan elektrolit.
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang mengidap penyakit jantung, serangan jantung, hipertensi, aritmia, atau henti jantung mendadak.
- Beri tahu dokter jika mengidap gangguan mental, misalnya depresi.
- Beri tahu dokter jika mengidap gangguan saraf, misalnya neuropati perifer.
- Beri tahu dokter jika mengidap tumor otak atau epilepsi.
- Setelah mengonsumsi ciprofloxacin, hindari melakukan aktivitas yang memerlukan fokus dan konsentrasi, misalnya mengoperasikan alat berat atau berkendara, karena obat ini memicu pusing.
- Beri tahu dokter jika akan menjalani vaksinasi. Penggunaan ciprofloxacin selama vaksinasi akan mengurangi efektivitas vaksin tertentu, misalnya vaksin tifoid.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, sedang menjalani program kehamilan, atau menyusui.
- Beri tahu dokter jika sedang mengonsumsi obat tertentu, misalnya produk herbal atau suplemen, untuk mencegah interaksi obat.
- Jika Anda ingin menjalani prosedur medis tertentu, beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi ciprofloxacin.
- Beri tahu dokter jika pernah melakukan transplantasi organ, misalnya transplantasi hati atau transplantasi ginjal.
- Jika Anda ingin memberikan ciprofloxacin kepada lansia, konsultasika ke dokter terkait manfaat dan risiko ciprofloxacin. Ciprofloxacin berisiko gangguan jantung, gangguan sendi, dan kerusakan pembuluh darah.
- Jika ada reaksi alergi atau kelebihan dosis setelah mengonsumsi ciprofloxacin, segera ke dokter.
Interaksi Ciprofloxacin dengan Obat Lain
Penggunaan ciprofloxacin dan obat lain secara bersamaan berisiko interaksi obat, yaitu:
- Jika dikonsumsi secara bersamaan dengan teofilin meningkatkan risiko gagal jantung, serangan jantug, atau kejang.
- Jika dikonsumsi secara bersamaan dengan tizanidine berisiko hipotensi.
- Jika dikonsumsi secara bersamaan dengan obat antiinflamasi nonsteroid, berisiko kejang.
- Jika dikonsumsi secara bersamaan dengan clozapine, methotrexate, dan ropinirole, berisiko efek samping.
- Jika dikonsumsi secara bersamaan dengan warfarin, berisiko perdarahan.
- Jika dikonsumsi secara bersamaan dengan obat kortikosteroid, berisiko gangguan pada sendi.
Efek Samping dan Bahaya Ciprofloxacin
Ada beragam risiko efek samping penggunaan ciprofloxacin yang perlu diantisipasi, yaitu:
- Diare.
- Mual atau muntah.
- Sakit maag.
- Sakit kepala.
- Pusing.
- Sulit tidur.
- Gatal atau keputihan di vagina.
Segera ke dokter jika efek samping di atas berlangsung terus-menerus. Anda juga perlu menghentikan penggunaan ciprofloxacin dan segera ke dokter jika muncul efek samping serius atau reaksi alergi, yaitu:
- Kesemutan atau mati rasa di kaki atau tangan.
- Bengkak di area bekas infusan.
- Nyeri berat dan mendadak di dada, perut, atau punggung, yang disertai dengan batuk dan sesak napas.
- Kram perut.
- Diare terus menerus.
- Darah atau lendir di tinja.
- Gejala gangguan liver, misalnya nyeri perut, urin berwarna gelap, dan mata menguning.
- Gejala hipoglikemia, misalnya kulit pucat, gemetar, jantung berdebar, keringat dingin, dan gangguan penglihatan.
- Mudah memar atau berdarah.
- Gejala gangguan ginjal, misalnya urin berwarna merah atau perubahan volume urin.
- Gejala infeksi baru, misalnya demam atau sakit tenggorokan terus-menerus.
- Perubahan suasana hati dan perilaku, misalnya cemas, depresi, atau keinginan untuk bunuh diri.
- Gejala myasthenia gravis, misalnya lemah otot.
- Gejala tendon robek, misalnya bengkak, nyeri, atau sulit menggerakkan sendi.