Cedera Saraf Tulang Belakang: Penyebab, Gejala, dan Penanganan
Saraf tulang belakang berfungsi untuk membawa sinyal dari otak ke seluruh tubuh. Jika saraf tulang belakang terganggu, misalnya cedera, berisiko mengganggu fungsi tubuh. Ketahui lebih lanjut mengenai penyebab dan gejala cedera saraf tulang belakang.
Cedera saraf tulang belakang berisiko komplikasi yang serius jika tidak segera ditangani. Lalu, apa penyebab dan gejala cedera saraf tulang belakang, serta bagaimana penanganannya? Berikut informasi selengkapnya.
Penyebab Cedera Saraf Tulang Belakang
Berdasarkan penyebabnya, ada dua tipe cedera saraf tulang belakang, yaitu traumatis dan nontraumatis. Berikut penjelasannya:
- Cedera saraf tulang belakang traumatis.
Jenis cedera saraf tulang belakang yang disebabkan oleh patah, tulang punggung terkilir, kecelakaan, kekerasan fisik, atau jatuh saat beraktivitas.
- Cedera saraf tulang belakang nontraumatis.
Jenis cedera saraf tulang belakang yang disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya arthritis, osteoporosis, kanker, atau kelainan tulang belakang sejak lahir, dan peradangan di tulang belakang.
Gejala Cedera Saraf Tulang Belakang
Cedera saraf tulang belakang ditandai dengan ketidakmampuan motorik berupa gangguan sensorik, misalnya mati rasa, dan kelemahan otot. Selain itu, berdasarkan tingkat keparahannya, berikut gejala-gejala cedera saraf tulang belakang yang perlu Anda ketahui:
- Gejala tidak menyeluruh, misalnya penurunan kemampuan bergerak atau merasakan sesuatu.
- Gejala menyeluruh, yaitu kehilangan kemampuan motorik dan sensorik sepenuhnya, sehingga tidak bisa bergerak atau merasakan sesuatu sama sekali.
Penanganan Cedera Saraf Tulang Belakang
Agar optimal, penanganan cedera saraf tulang belakang disesuaikan dengan penyebabnya, traumatis atau nontraumatis. Cedera saraf tulang belakang akibat tumor diobati dengan beragam cara, misalnya kemoterapi atau radioterapi. Sedangkan, cedera saraf tulang belakang karena peradangan di sendi diobati dengan fisioterapi atau pemberian obat antiradang.
Untuk cedera saraf tulang belakang yang disebabkan oleh kecelakaan, pasien akan dipasangkan alat penyangga leher untuk mencegah gerakan di tulang belakang yang berisiko memperparah cedera. Selanjutnya, pasien akan dipindahkan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Jika kondisi pasien kritis, dokter akan memberikan tindakan yang bertujuan untuk mencegah syok, memastikan kemampuan bernapas pasien tetap terjaga, dan memastikan tulang belakang tetap stabil.
Jika pasien sudah stabil, dokter akan melakukan beragam upaya untuk mengatasi cedera saraf tulang belakang, yaitu:
- Pemasangan traksi. Pemasangan penyangga punggung dan leher atau tempat tidur spesifik agar punggung dan leher tidak bergerak. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah kondisi memburuk dan memulihkan susunan tulang belakang.
- Pembedahan. Prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki susunan tulang belakang yang patah agar kembali normal dan membuang benda asing, potongan-potongan tulang, atau retakan tulang belakang yang menekan saraf tulang belakang.
Selain itu, pasien akan diberikan terapi pendukung, misalnya selang makan, infus cairan dan nutrisi, dan kateter urine. Pemasangan ventilator juga diperlukan untuk kondisi-kondisi tertentu.
Fisioterapi akan dilakukan jika kondisi pasien membaik, baik traumatis maupun nontraumatis. Meski demikian, durasi penanganan berbeda-beda, tergantung tingkat keparahan. Pada masa pemulihan, pasien direkomendasikan oleh dokter untuk melatih kemampuan bergerak dan kekuatan otot. Dokter juga meresepkan obat pereda nyeri jika diperlukan. Cedera saraf tulang belakang membutuhkan waktu 1 minggu hingga 6 bulan untuk pemulihan. Namun, pada kondisi tertentu, masa pemulihan pasien membutuhkan waktu hingga 2 tahun.