Cacar Monyet: Penyebab, Gejala, dan Pencegahan 

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Pada 2022, cacar monyet menggemparkan dunia. Cacar monyet bahkan ditetapkan menjadi Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) oleh World Health Organization (WHO). Pada 2023, cacar monyet kembali menjadi sorotan setelah dua kasus cacar monyet terkonfirmasi di DKI Jakarta. 

Dikutip dari Tim Kerja Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kementerian Kesehatan, Chita Septiawati, per 14 Oktober 2023, total kasus konfirmasi cacar monyet di Jakarta adalah dua kasus. Lalu, apa saja penyebab dan gejala cacar monyet yang perlu diwaspadai, serta bagaimana penanganan dan pencegahannya? Simak informasi selengkapnya di artikel ini.

Mengenal Cacar Monyet

Cacar monyet adalah infeksi virus menular yang ditemukan di Republik Demokratik Kongo pada 1970. Gejala umum cacar monyet adalah bintil bernanah di kulit yang dapat disertai dengan munculnya benjolan di ketiak, leher, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening. Cacar monyet ditularkan ke manusia dari hewan pengerat dan primata, misalnya monyet, tikus, atau tupai. Penularan cacar monyet bisa melalui beragam cara, misalnya terpapar cairan tubuh atau ruam orang atau hewan yang terinfeksi, memegang permukaan yang terkontaminasi virus penyebab cacar monyet, serta berciuman atau berpelukan dengan orang yang terinfeksi.

Penyebab dan Faktor Risiko Cacar Monyet

Virus monkeypox yang termasuk kelompok Orthopoxvirus adalah penyebab cacar monyet. Ada dua cara penularan virus ini, yaitu dari hewan ke manusia, misalnya tikus, monyet, atau tupai, dan dari manusia ke manusia melalui paparan cairan tubuh orang yang terinfeksi, misalnya hidung, mata, mulut, atau luka di kulit. Cara penularan cacar monyet juga bisa melalui benda atau pakaian yang terkontaminasi virus penyebab cacar monyet. Selain itu, ada beragam kondisi yang meningkatkan risiko cacar monyet, yaitu:

  • Menyentuh monyet yang terinfeksi virus cacar monyet.
  • Kontak langsung dengan hewan liar tanpa penggunaan alat pelindung diri.
  • Menangani pasien cacar monyet, misalnya tenaga medis.
  • Mengonsumsi daging atau bagian tubuh binatang liar lainnya, terutama jika tidak dimasak hingga benar-benar matang.
  • Orang yang meneliti virus monkeypox di laboratorium.

Gejala Cacar Monyet

Gejala awal cacar monyet muncul 1 atau 2 minggu setelah seseorang tertular virus monkeypox. Sebelum munculnya bintil-bintil bernanah di kulit, berikut gejala-gejala awal cacar monyet yang perlu diwaspadai:

  • Lemas.
  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Menggigil.
  • Nyeri otot.
  • Sakit kepala.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening, yang disertai dengan benjolan di ketiak, leher, atau selangkangan.

Gejala-gejala awal cacar monyet di atas berlangsung setidaknya 3 hari atau lebih. Setelah itu, akan muncul ruam di wajah dan meluas hingga ke tungkai atau lengan. Ruam tersebut bisa menjadi bintil berisi cairan atau bahkan berisi nanah yang pecah dan berkerak. Efeknya, akan muncul borok di permukaan kulit. Jika Anda mengalami gejala-gejala cacar monyet di atas, segera ke dokter untuk diperiksa penyebabnya dan diberikan penanganan yang tepat. Dengan begitu, risiko komplikasi serius bisa dikurangi.

Kapan Harus ke Dokter?

Anda perlu segera ke dokter jika muncul bintil berair dengan ciri-ciri berikut:

  • Ada kontak dengan hewan yang terinfeksi, misalnya tupai atau monyet.
  • Baru melakukan perjalanan ke negara dengan kasus cacar monyet yang tinggi.
  • Bintil berisi nanah.

Diagnosis Cacar Monyet

Jika muncul gejala-gejala cacar monyet yang disebutkan sebelumnya, Anda perlu segera ke dokter untuk dipastikan penyebabnya. Pemeriksaan yang mencakup gejala, jenis ruam, dan riwayat perjalanan dari negara dengan kasus cacar monyet, akan dilakukan oleh dokter. Meski demikian, gejala berupa ruam bisa menandakan gangguan kesehatan lain. Oleh karena itu, untuk memastikannya, pemeriksaan lanjutan akan dilakukan oleh dokter untuk mendeteksi virus di tubuh, yaitu:

  • Tes usap tenggorokan.
  • Tes darah.
  • Biopsi kulit, yaitu pengambilan sampel jaringan kulit untuk diperiksa dengan penggunaan mikroskop.

Penanganan Cacar Monyet

Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang efektif mengatasi cacar monyet. Untuk gejala yang ringan, cacar monyet dapat sembuh tanpa penanganan medis dalam 2 minggu atau 1 bulan. Selain itu, risiko penularan cacar monyet bisa dikurangi dengan vaksin cacar (smallpox). Penggunaan tecovirimat untuk mengatasi cacar monyet diterapkan di beberapa negara. Tecovirimat adalah obat yang dilaporkan dapat mengurangi perkembangan virus cacar monyet dan mengurangi risiko penularan ke orang lain. Meski demikian, penggunaan tecovirimat umumnya hanya ditujukan untuk pasien dewasa dengan berat badan minimal 40 kg dan anak dengan berat badan minimal 13 kg. Penanganan medis akan diperlukan untuk kondisi cacar monyet yang serius. Pasien cacar monyet akan dirawat di ruang isolasi agar kondisinya bisa dipantau oleh dokter secara berkala dan mengurangi risiko penularan cacar monyet.

Komplikasi Cacar Monyet

Cacar monyet adalah penyakit dengan skala kesembuhan yang tinggi dan jarang memicu komplikasi. Namun, pada beberapa kasus, cacar monyet berisiko komplikasi serius. Ada beragam kondisi yang meningkatkan risiko komplikasi cacar monyet, misalnya orang yang belum divaksin cacar, orang yang hidup di area dengan sanitasi buruk atau negara endemis, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah, seperti anak-anak dan lansia. Berikut risiko komplikasi cacar monyet yang perlu diwaspadai:

  • Infeksi paru-paru.
  • Infeksi bakteri.
  • Infeksi kornea (keratitis).
  • Radang otak (ensefalitis).

Pencegahan Cacar Monyet

Ada beragam upaya pencegahan yang bisa diterapkan untuk meminimalisir risiko penyebaran virus cacar monyet, yaitu:

  • Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air. Jika tidak ada sabun dan air, penggunaan hand sanitizer bisa menjadi pilihan.
  • Menghindari kontak dengan hewan pengerat dan hewan primata, misalnya tupai dan monyet. Selain itu, hindari kontak dengan orang yang terinfeksi.
  • Tidak menyentuh hewan liar atau mengonsumsi daging hewan liar.
  • Tidak berbagi barang-barang pribadi dengan orang lain, terutama orang yang terinfeksi cacar monyet, misalnya peralatan makan, handuk, selimut, atau pakaian.
  • Memasak makanan, terutama daging, hingga benar-benar matang.

Selain itu, pemberian vaksin smallpox, terutama pada tenaga medis yang menangani pasien cacar monyet, adalah upaya pencegahan cacar monyet yang efektif. Agar pencegahannya optimal, tenaga medis juga dianjurkan untuk memakai alat pelindung diri selama menangani pasien. Untuk pemilik hewan peliharaan yang mungkin terinfeksi virus cacar monyet, segera ke dokter hewan agar hewan tersebut bisa dikendalikan dan ditangani dengan baik. Untuk mengurangi risiko penularan cacar monyet, pastikan Anda memakai masker dan sarung tangan sebelum memegang hewan peliharaan. Ada beragam gejala cacar monyet pada hewan yang perlu dideteksi sejak dini untuk mencegah penyebaran cacar monyet, misalnya mata merah, batuk, demam, tidak nafsu makan, hidung berair, bulu rontok, dan bintik merah atau ruam di kulit.