Cara Mengobati Penyakit Autoimun

Cara Mengobati Penyakit Autoimun

Cara Mengobati Penyakit Autoimun

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Autoimun merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang secara keliru menyerang tubuhnya sendiri. Ada sekitar 80 jenis penyakit autoimun dengan berbagai gejalanya masing-masing. 

Penyakit autoimun terdiri dari dua kategori, yaitu yang menyerang spesifik organ dan gangguan non-organ spesifik, yang berarti banyak organ terpengaruh. Untuk mengurangi gejalanya, berikut beberapa cara mengobati penyakit autoimun. 

Cara Mengobati Penyakit Autoimun

Hingga saat ini, tidak ada perawatan yang dapat menyembuhkan penyakit autoimun. Namun, ada beberapa obat yang bisa digunakan untuk mengontrol respons imun yang terlalu aktif dan menurunkan peradangan atau setidaknya mengurangi rasa sakit dan peradangan. Berikut di antaranya:

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), misalnya ibuprofen dan naproxen.
  • Perawatan yang tersedia untuk meredakan gejala, seperti nyeri, ruam kulit, kelelahan, dan bengkak.
  • Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
  • Berolahraga secara teratur untuk membantu penderita merasa lebih baik.

Selain itu, ada beberapa perawatan yang diketahui dapat mengurangi gejala penyakit autoimun, yaitu:

  • Obat kortikosteroid, untuk mengurangi peradangan. Obat ini terkadang juga digunakan untuk mengobati gejala akut.
  • Obat imunosupresan, untuk menghambat aktivitas sistem kekebalan.
  • Terapi fisik, untuk membantu mendorong mobilitas.
  • Obat pereda nyeri, seperti parasetamol dan kodein.
  • Pengobatan untuk defisiensi, misalnya, suntikan insulin dalam kasus diabetes.
  • Imunosupresi dosis tinggi, atau penggunaan obat penekan sistem kekebalan dalam dosis yang diperlukan untuk mengobati kanker atau mencegah penolakan organ transplantasi. 
  • Operasi, misalnya, untuk mengobati penyumbatan usus dalam kasus penyakit Crohn.

Gejala Penyakit Autoimun dan Cara Mendiagnosis

Secara umum, ada beberapa gejala penyakit autoimun yang biasanya muncul, yaitu:

  • Otot pegal.
  • Kelelahan.
  • Bengkak dan kemerahan.
  • Demam ringan.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Rambut rontok.
  • Ruam kulit.
  • Mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki.

Meski demikian, setiap pengidap penyakit autoimun bisa memiliki gejala yang spesifik. Misalnya, diabetes tipe 1 menyebabkan rasa haus yang ekstrem, kelelahan, dan penurunan berat badan. Sedangkan, infeksi usus dapat menyebabkan diare, sakit perut, dan kembung. 

Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala di atas, ditambah ada anggota keluarga yang mengidap penyakit autoimun, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapat pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut.

Anda mungkin juga perlu mengunjungi dokter spesialis, tergantung pada jenis penyakit yang dialami, misalnya:

  • Ahli rheumatologi untuk mengobati penyakit sendi, seperti rheumatoid arthritis, serta penyakit autoimun lainnya, seperti SLE dan sindrom Sjogren.
  • Ahli endokrin untuk menangani kondisi kelenjar, seperti penyakit Addison, penyakit Graves, dan tiroiditis Hashimoto.
  • Dokter kulit untuk merawat kondisi kulit, seperti psoriasis.
  • Ahli gastroenterologi untuk mengobati penyakit pada saluran pencernaan, seperti celiac dan penyakit Crohn.

Untuk mendiagnosis sebagian besar penyakit autoimun, tidak ada tes tunggal. Dokter akan menggunakan kombinasi tes dan tinjauan gejala dan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis.

Namun, tes antibodi antinuklear (ANA) sering kali merupakan salah satu tes pertama yang dilakukan dokter ketika gejala menunjukkan penyakit autoimun. Tes positif berarti Anda mungkin mengidap salah satu penyakit autoimun, namun tidak bisa memastikan secara jelas penyakit apa yang terjadi.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout