Cara Mengatasi Batuk pada Ibu Hamil dan Pencegahannya
Ketika hamil, daya tahan tubuh ibu umumnya melemah, sehingga lebih berisiko terinfeksi virus dan bakteri, termasuk batuk. Meski demikian, ibu hamil tidak dianjurkan mengonsumsi obat apa pun tanpa resep dokter. Ketahui lebih lanjut mengenai cara mengatasi batuk pada ibu hamil yang aman.
Untuk menjaga kesehatan diri dan pertumbuhan janin, ibu hamil sebaiknya tidak sembarangan minum obat ketika batuk. Oleh karena itu, agar tetap aman, berikut cara mengatasi batuk pada ibu hamil yang tepat.
Beragam Cara Mengatasi Batuk pada Ibu Hamil yang Aman
Organ vital bayi terbentuk pada 12 minggu pertama kehamilan. Oleh karena itu, ibu hamil tidak dianjurkan untuk menggunakan obat-obatan apa pun di trimester pertama kehamilan. Ada beberapa cara mengatasi batuk pada ibu hamil yang aman, yaitu:
- Berkumur dengan menggunakan air garam hangat untuk meringankan batuk atau radang tenggorokan.
- Mandi air hangat dan menghirup uapnya untuk melegakan pernapasan.
- Mengonsumsi sup ayam hangat untuk meringankan hidung yang tersumbat dan mengurangi peradangan.
- Aplikasikan balsam atau minyak gosok, misalnya minyak kutus-kutus, untuk memberikan sensasi hangat di dada. Anda juga bisa mengaplikasikannya sedikit di bawah hidung.
- Tempatkan bantal ekstra agar posisi kepala saat tidur lebih tinggi. Cara ini bertujuan untuk mencegah cairan dahak mengalir ketika tidur dan mengganggu dinding tenggorokan.
- Mengonsumsi teh rendah kafein yang dicampurkan dengan madu atau lemon. Cara ini bertujuan untuk meringankan radang tenggorokan.
- Tempatkan balsam, segelas air hangat, atau obat-obatan lain di area dekat tempat tidur ibu hamil agar mudah diakses ketika dibutuhkan.
- Konsumsi obat sesuai resep dokter.
Cara Mencegah Batuk pada Ibu Hamil
Agar daya tahan tubuh ibu hamil terjaga, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Makan makanan bergizi, terutama vitamin prenatal.
- Perbanyak minum air putih.
- Istirahat yang cukup.
- Rutin berolahraga, misalnya jalan santai atau peregangan kaki.
- Mengelola stres dengan tepat, misalnya teknik relaksasi atau aromaterapi.
- Memastikan kebersihan rumah, terutama kamar tidur.
- Rutin mencuci tangan, terutama sebelum makan atau setelah memegang benda kotor.
- Menjaga jarak dengan penderita batuk atau pilek agar tidak tertular.
- Posisi tidur ibu hamil juga membantu kesehatan ibu hamil terjaga.
Pentingnya Vaksinasi untuk Mencegah Batuk
Vaksinasi tidak hanya dibutuhkan oleh bayi dan anak, namun juga ibu hamil. Vaksinasi selama kehamilan penting untuk mencegah komplikasi flu, misalnya infeksi sinus, bronkitis, dan pneumonia, yang meningkatkan risiko bayi lahir cacat atau prematur. Salah satu vaksin yang perlu diberikan pada trimester ketiga kehamilan adalah vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus).
Vaksin untuk ibu hamil sebaiknya dilakukan ketika kandungan berusia 27-63 minggu. Dua minggu paska vaksinasi, kadar antibodi ibu hamil sudah terbentuk dan sebagian antibodi ditransfer ke bayi untuk mencegah batuk rejan di masa awal kehidupannya. Jika ibu hamil mengalami batuk di malam hari lebih dari tujuh hari, sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk ditangani dengan tepat.
Selain itu, ibu hamil perlu segera ke dokter jika batuk disertai dengan beberapa gejala berikut:
- Pusing.
- Muntah-muntah yang parah.
- Sulit bernapas.
- Pendarahan di vagina.
- Nyeri dada.
- Demam tidak sembuh setelah minum obat.
- Pergerakan janin di kandungan melemah.