Bolehkah Bayi Tidur Miring? Ketahui Fakta dan Risikonya
Keamanan bayi dalam semua aspek penting untuk diperhatikan oleh orang tua, termasuk posisi tidurnya. Posisi telentang umum diterapkan oleh orang tua pada bayi, karena struktur tulang dan ototnya yang belum sempurna. Namun, bolehkah bayi tidur miring?
Meski ditempatkan telentang, terkadang bayi bergerak saat tidur, sehingga posisinya berubah miring. Posisi miring masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan orang tua, ada yang menghindari posisi ini, namun ada juga yang memperbolehkannya. Lalu, bolehkah bayi tidur miring? Berikut informasi selengkapnya.
Bolehkah Bayi Tidur Miring? Cek Faktanya
Sebagian besar waktu bayi digunakan untuk tidur. Tidak mengherankan jika bayi bisa tidur dengan beragam posisi, termasuk posisi miring. Lalu, bolehkah bayi tidur miring? Faktanya, posisi miring saat tidur tidak direkomendasikan untuk bayi, terutama bayi usia 0-6 bulan. Pada usia tersebut, posisi miring sebaiknya dihindari oleh orang tua, karena berisiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) pada bayi.
Selain itu, posisi miring berisiko menjadi posisi tengkurap yang berbahaya untuk bayi. Bayi yang tidur dengan posisi tengkurap akan sulit bernapas, terutama jika ada banyak barang di sekitarnya, misalnya guling, bantal, atau boneka. Jika posisi tidur bayi miring, orang tua dianjurkan untuk segera mengubah posisinya menjadi posisi yang aman untuk bayi, misalnya telentang.
Posisi tidur telentang memiliki banyak manfaat untuk bayi, misalnya mencegah sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Pertahankan posisi telentang hingga bayi berusia 6 bulan. Selain itu, agar posisi bayi tidak mudah bergeser, gunakan kasur yang tidak terlalu empuk atau bedong bayi dengan kuat, namun jangan terlalu ketat.
Adakah Risiko Bayi Tidur Miring?
Selain SIDS, ada beragam risiko bayi tidur miring lainnya yang tidak boleh diabaikan, yaitu:
1. Kepala datar (Plagiocephaly)
Kepala bayi datar atau plagiocephaly adalah risiko kesehatan pada bayi baru lahir yang tidur miring. Kondisi ini disebabkan karena tengkorak bayi masih lunak dan lentur. Oleh karena itu, ketika bayi tidur miring berulang kali akan menyebabkan tengkorak rata.
2. Tersedak
Risiko kesehatan bayi yang tidur miring berulang kali berikutnya adalah tersedak. Hal ini dikarenakan trakea yang terpuntir karena tidur miring, memicu bayi sulit bernapas. Jika dibiarkan terus-menerus, bayi berisiko tidak sadar, bahkan gagal napas yang membahayakan nyawanya.
3. Perubahan warna kulit
Perubahan warna kulit juga bisa dialami oleh bayi yang tidur miring berulang kali. Meski penyebabnya tidak bisa dipastikan, namun dokter menduga perubahan warna kulit pada bayi yang tidur miring disebabkan karena sel darah merah yang menumpuk akibat gravitasi.
4. Gangguan otot leher
Gangguan otot leher atau tortikolis adalah risiko kesehatan yang perlu diwaspadai jika bayi tidur miring terus-menerus. Tortikolis merupakan proses pemendekan otor leher yang menghubungkan kepala ke tulang selangka. Kondisi ini bisa menyebabkan perkembangan otot dan pertumbuhan tulang yang tidak optimal.
Jika bayi tidur miring atau tengkurap, orang tua harus segera mengubah posisinya menjadi telentang agar terhindar dari risiko kesehatan di atas. Jika ingin tahu lebih lanjut mengenai posisi tidur bayi yang aman atau seputar tumbuh kembang bayi, konsultasikan ke dokter.