Bisakah Kanker Payudara Disembuhkan? Ini Penjelasannya
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Kanker payudara adalah kondisi ketika sel-sel pada jaringan di payudara tumbuh secara tidak terkendali, sehingga menimbulkan benjolan di payudara. Kanker payudara terjadi di kelenjar penghasil air susu atau di jaringan lemak dalam payudara. Penyakit ini umumnya dialami oleh wanita dan kerap menjadi kekhawatiran tersendiri, karena risiko dan pengobatannya. Bahkan, masih banyak yang mempertanyakan apakah kanker payudara bisa sembuh? Jawabannya, tergantung tingkat keparahannya. Jika terdeteksi sejak dini, risiko kanker menyebar ke luar area payudara yang menyebabkan komplikasi bisa dicegah. Lalu, apa saja metode penyembuhan kanker payudara yang bisa dilakukan? Berikut informasi selengkapnya.
Terapi Hormon Tanpa Operasi
Terapi hormon dilakukan jika kondisi kesehatan penderita tidak memungkinkan untuk melakukan prosedur operasi, radioterapi, atau kemoterapi. Pada sebagian besar kasus, penderita harus menjalani terapi hormon selama 5 tahun atau lebih setelah menjalani prosedur operasi.
Namun, untuk jenis kanker payudara yang tidak sensitif terhadap hormon, terapi ini tidak bisa dilakukan. Ada beberapa obat yang diberikan pada penderita yang menjalani prosedur terapi hormon, yaitu:
- Inhibitor Aromatase. Obat ini umumnya diberikan pada wanita yang sudah menopause. Obat ini bekerja dengan cara memblokir aromatase, yaitu zat yang memproduksi estrogen setelah menopause.
- Tamoxifen. Obat ini bekerja dengan cara menghambat efek estrogen di payudara. Dengan begitu, perkembangan sel kanker di area tersebut bisa dicegah dan diatasi.
- Ablasi atau supresi ovarium. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan kerja ovarium. Efeknya, penderita akan mengalami menopause dini ketika memutuskan mengonsumsi obat.
Pertumbuhan beberapa kanker payudara distimulasi oleh hormon estrogen atau progesteron, yang ditemukan secara alami di tubuh. Kondisi tersebut juga dikenal sebagai kanker reseptor hormon positif.
Terapi hormon dapat menurunkan kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh atau menghentikan efeknya. Terapi hormon yang diberikan tergantung pada:
- Hormon yang sensitif terhadap kanker
- Stadium dan tingkat kanker
- Usia pengidap
- Apakah pernah mengalami menopause
- Jenis perawatan lain yang dijalani
Pemberian terapi hormon bisa berbeda-beda, ada yang menjalaninya setelah operasi dan kemoterapi, namun ada juga yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor, sehingga lebih mudah diangkat. Hal ini akan tergantung pada hasil pemeriksaan dokter terhadap kondisi masing-masing pasien.
Proses Pengangkatan Payudara
Operasi kanker payudara adalah salah satu metode penanganan kanker payudara yang dilakukan dengan cara mengangkat sel kanker. Operasi bisa dilakukan secara independen atau dikombinasikan dengan perawatan lain, seperti terapi hormon, kemoterapi, atau terapi radiasi.
Operasi juga dapat dipertimbangkan untuk orang dengan risiko kanker payudara yang tinggi agar risiko kanker payudara di kemudian hari bisa diminimalisir.
Operasi kanker payudara meliputi berbagai prosedur, seperti:
- Operasi untuk mengangkat seluruh payudara (mastektomi).
- Pembedahan untuk mengangkat sebagian jaringan payudara (lumpektomi).
- Pembedahan untuk mengangkat kelenjar getah bening di sekitarnya.
- Pembedahan untuk rekonstruksi payudara setelah mastektomi.
Prosedur operasi yang dilakukan tergantung pada stadium dan ukuran kanker. Pemilihan metode operasi umumnya dilakukan oleh dokter yang disesuaikan dengan kondisi kanker dan keinginan masing-masing pasien.
Sedangkan, radiasi adalah jenis terapi bertarget yang menggunakan sinar-X berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker dan mencegah penyebaran kanker. Namun, metode perawatan ini umumnya direkomendasikan pada tahap awal kanker payudara, setelah lumpektomi untuk kanker payudara stadium 0. Selain itu, terapi ini bisa digunakan bersamaan dengan perawatan lain.
Terapi radiasi diketahui dapat menurunkan risiko kanker payudara. Metode perawatan ini umumnya diberikan 5 hari per minggu selama 5 hingga 7 minggu.
Waspadai Kondisi Kanker Payudara Berulang
Tahukah Anda, sel kanker payudara bisa kambuh kembali, bahkan setelah dilakukan operasi pengangkatan. Sel kanker tersebut bisa tumbuh dalam hitungan bulan atau tahun. Hal ini dikarenakan sel kanker bisa bersembunyi di area lain, sehingga tidak sepenuhnya diangkat. Sel kanker tersebut bisa tidak aktif, sehingga tidak terdeteksi saat operasi pengangkatan dilakukan.
Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan kanker payudara kambuh kembali, yaitu:
- Berusia di bawah 35 tahun.
- Memiliki tumor payudara.
- Tidak menerima terapi radiasi yang maksimal.
- Sel kanker memiliki sifat karakteristik tertentu.
Untuk menurunkan risiko kanker payudara kambuh kembali, konsultasikan ke dokter jika muncul gejala-gejala, seperti benjolan baru di payudara atau perubahan warna kulit yang ditandai dengan kemerahan. Semakin cepat ditangani, semakin kecil risiko munculnya komplikasi yang membahayakan.
Pola Makan Sehat untuk Proses Penyembuhan Kanker Payudara
Setelah diberikan pengobatan dan perawatan, pasien kanker payudara yang sudah sembuh harus mengevaluasi kembali pola makan dan kondisi kesehatan secara menyeluruh.
Dikutip dari National Cancer Institute, berikut pola hidup sehat yang harus diterapkan oleh penyintas kanker payudara untuk mencegah kanker payudara kambuh kembali:
- Mengurangi asupan lemak.
- Meningkatkan asupan sayuran, buah, dan biji-bijian.
- Membatasi asupan makanan yang diasamkan dan diasap.
- Menjaga berat badan ideal.
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
Pencegahan Kanker Payudara
Selain menerapkan pola makan sehat, Anda perlu menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah kanker payudara kambuh kembali:
- Rutin berolahraga
Rutin melakukan aktivitas fisik bisa menurunkan risiko kanker payudara. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk melakukan olahraga intensitas sedang, seperti bersepeda, gym, dan jalan cepat, selama 2 jam 30 menit per minggu.
2. Berhenti merokok
Penelitian menemukan bahwa orang yang pernah merokok memiliki risiko mengalami kanker payudara sebesar 6-9% lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak pernah merokok sama sekali. Bahkan, risiko mengalami kanker payudara bisa lebih tinggi pada perokok aktif, yaitu sekitar 7-13%.
3. Menyusui bayi secara teratur
Untuk Anda yang sedang dalam masa menyusui, pastikan untuk sering menyusui si kecil. Hal ini dikarenakan menyusui adalah salah satu cara untuk menurunkan risiko terkena kanker payudara hingga 20%.
Hingga saat ini belum bisa dipastikan mengapa menyusui bisa mencegah kanker payudara. Namun, para ahli menduga bahwa menyusui bisa membantu keseimbangan hormon, mencegah paparan zat pemicu kanker, dan menghindari kerusakan sel payudara.
4. Menghindari paparan radiasi
Tahukah Anda, wanita yang menjalani pengobatan kanker payudara dengan terapi radiasi di dada sebelum usia 30 tahun lebih berisiko mengalami kanker payudara. Oleh karena itu, penting untuk menghindari paparan radiasi sebagai salah satu upaya pencegahan kanker payudara.
Jika ada pertanyaan terkait metode penyembuhan kanker payudara, konsultasikan ke dokter untuk saran dan rekomendasi yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.
Yuk, terapkan pola hidup sehat sekarang dengan beragam produk kesehatan, mulai dari obat hingga suplemen, hanya di Pyfa Health!





