Batu Empedu: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahannya

batu empedu karena apa

Batu Empedu: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahannya

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Penyakit batu empedu atau cholelithiasis adalah kondisi yang ditandai dengan sakit perut yang muncul tiba-tiba karena terbentuknya batu di dalam kantong empedu. Kantong empedu merupakan organ yang berfungsi untuk menyimpan cairan empedu yang berperan penting dalam proses pencernaan. Batu empedu umumnya berasal dari endapan kolesterol yang mengeras dan membentuk batu. Batu empedu umumnya ringan dan tidak membutuhkan penanganan medis. Namun, jika batu empedu menyumbat saluran empedu, diperlukan penanganan medis untuk mencegah komplikasi. Lalu, apa penyebab dan gejala batu empedu, serta bisakah disembuhkan? Berikut informasi selengkapnya.

Penyebab Batu Empedu

Peneliti menduga bahwa batu empedu muncul karena cairan empedu yang tidak dapat melarutkan kolesterol atau bilirubin berlebih dari hati. Zat tersebut kemudian mengendap di dalam kantong empedu. Seiring berjalannya waktu, zat tersebut akan membentuk serpihan kristal kecil, yang berkembang menjadi batu empedu.

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu, yaitu:

  • Obesitas, yang menyebabkan hati memproduksi lebih banyak kolesterol.
  • Perubahan hormon, misalnya menjalani terapi hormon atau sedang hamil.
  • Usia 40 tahun ke atas, yang lebih berisiko karena berkurangnya kemampuan tubuh dalam menjaga keseimbangan cairan empedu.
  • Pola makan tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi lemak, tinggi kolesterol, dan rendah serat.
  • Berat badan turun drastis, yang menyebabkan hati melepaskan lebih banyak kolesterol ke dalam empedu.
  • Riwayat penyakit tertentu, seperti penyakit liver, diabetes, gangguan pencernaan, atau kelainan darah.
  • Keturunan, terutama jika orang tua atau saudara kandung memiliki riwayat batu empedu.
  • Konsumsi obat penurun kolesterol, yang bisa meningkatkan kadar kolesterol yang dibuang ke empedu.

Gejala Batu Empedu

Gejala batu empedu umumnya dirasakan oleh penderitanya ketika batu menyumbat saluran empedu, yaitu berupa nyeri di perut kanan atas atau tengah, yang bisa menyebar hingga ke bahu atau punggung.

Nyeri perut tersebut muncul tiba-tiba, terasa seperti diremas, dan bisa berlangsung selama beberapa menit hingga berjam-jam, terutama setelah makan. Selain itu, batu empedu bisa menimbulkan beberapa gejala, yaitu:

  • Perut terasa penuh atau kembung
  • Mual dan muntah
  • Nafsu makan berkurang
  • Berkeringat berlebih
  • Gangguan pencernaan, seperti sakit maag atau diare
  • Jantung berdebar cepat

Kapan harus ke dokter

Segera ke dokter jika Anda mengalami nyeri perut mendadak yang disertai dengan gejala-gejala batu empedu di atas. Selain itu, Anda perlu segera ke dokter jika mengalami nyeri yang berlangsung lebih dari 8 jam yang disertai demam, kulit dan mata menguning, serta menggigil.

Jika dibiarkan, batu empedu bisa menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, deteksi dini dan konsultasi ke dokter diperlukan agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan tepat.

Diagnosis Batu Empedu

Sebelum mendiagnosis batu empedu, dokter akan mengajukan pertanyaan terkait gejala yang dialami dan melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien. Dalam pemeriksaan fisik, pasien akan diminta untuk menarik napas, lalu dokter akan menekan perut bagian kanan atas. Jika terasa nyeri, pasien diduga mengalami peradangan di kantong empedu.

Selanjutnya, dokter akan memeriksa penyakit kuning dengan memeriksa apakah warna mata dan kulit menguning. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan tingkat keparahan batu empedu, yaitu dengan pemindaian berikut:

  • USG perut, pemeriksaan utama untuk mendeteksi batu, ukuran, jumlah, serta kondisi kantong empedu dan saluran empedu.
  • CT scan perut, dilakukan jika hasil USG kurang jelas atau muncul dugaan komplikasi peradangan dan kerusakan jaringan empedu.
  • MRI/MRCP (Magnetic Resonance Cholangiopancreatography), untuk melihat kondisi saluran empedu dan pankreas secara detail, termasuk batu yang tersangkut atau pelebaran saluran empedu.
  • ERCP (endoscopic retrograde cholangio-pancreatography), yaitu pemeriksaan endoskopi untuk menilai lebih lanjut batu dan penyumbatan saluran empedu.
  • Tes darah, untuk mendeteksi adanya peradangan atau komplikasi, misalnya pankreatitis.

Penanganan Batu Empedu

Penanganan batu empedu akan disesuaikan dengan ada tidaknya gejala. Jika tidak ada gejala, dokter umumnya hanya melakukan pemantauan rutin dan tidak memerlukan terapi khusus. 

Jika ada gejala, terutama nyeri di bagian kanan atas perut, dokter akan melakukan tindakan untuk mengobati gejala dan mencegah komplikasi, seperti:

  • Obat-obatan

Untuk batu empedu bergejala ringan atau berukuran kecil, dokter bisa meresepkan obat, seperti ursodeoxycholic acid. Obat ini bekerja dengan cara melarutkan batu empedu secara bertahap melalui urin dan umumnya diberikan pada pasien yang tidak bisa menjalani operasi, misalnya obesitas berat.

Namun, pemberian obat jarang menjadi pilihan utama karena beberapa faktor, seperti:

  • Membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan untuk melarutkan sebagian besar batu empedu
  • Jika konsumsi obat dihentikan, batu empedu bisa muncul kembali
  • Pemberian obat hanya dilakukan untuk menangani batu empedu yang disebabkan oleh kolesterol
  • Obat bisa menyebabkan diare ringan
  • Operasi

Operasi akan dilakukan oleh dokter untuk mengangkat kantong empedu atau disebut dengan prosedur kolesistektomi (cholecystectomy). Prosedur ini terdiri dari dua jenis, yaitu kolesistektomi laparoskopi dan kolesistektomi terbuka.

Selama tindakan kolesistektomi, dokter mungkin akan melakukan eksplorasi pada saluran empedu untuk melihat batu yang menyumbat di saluran empedu.

Komplikasi Batu Empedu

Jika tidak ditangani dengan tepat, posisi batu empedu bisa berpindah dan menyumbat saluran empedu, serta menimbulkan komplikasi. Berikut beberapa komplikasi batu empedu yang perlu diketahui:

  • Kolesistitis akut (radang kantong empedu)
  • Kolesistitis gangrenosa dan peritonitis
  • Kolangitis akut
  • Penyakit kuning
  • Ileus batu empedu
  • Pankreatitis akut
  • Kanker kantong empedu

Pencegahan Batu Empedu

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko batu empedu, misalnya usia dan riwayat keluarga. Untuk menurunkan risiko, berikut beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan:

  • Rutin berolahraga
  • Menerapkan pola makan sehat, seperti mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, seperti sayur, buah, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan, serta membatasi makanan tinggi karbohidrat olahan, lemak jenuh, dan tinggi gula.
  • Berhenti merokok
  • Menjaga berat badan ideal dan menghindari penurunan berat badan yang drastis

Jika Anda mengalami gejala-gejala batu empedu di atas, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda, sehingga risiko komplikasi bisa dicegah.

Jika ada pertanyaan terkait pencegahan dan penanganan batu empedu, konsultasikan ke dokter untuk diberikan saran dan rekomendasi yang tepat.

Yuk, terapkan pola hidup sehat sekarang dengan beragam produk kesehatan, mulai dari obat hingga suplemen, hanya di Pyfa Health!

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout