Batu Empedu: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahannya

apa itu batu empedu

Batu Empedu: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahannya

Penyakit batu empedu atau cholelithiasis adalah kondisi terbentuknya batu di dalam kantong empedu atau saluran empedu yang ditandai dengan sakit perut mendadak. Sebagian besar batu empedu terbentuk dari endapan kolesterol yang mengeras, sehingga membentuk batu. Penyakit batu empedu umumnya tidak berbahaya dan tidak memerlukan penanganan medis. Namun, jika menyumbat saluran empedu, batu empedu bisa berbahaya dan memerlukan penanganan medis untuk mencegah komplikasi. Simak informasi selengkapnya mengenai penyebab, gejala, penanganan, dan pencegahannya di artikel ini.

Penyebab Batu Empedu

Para ahli menduga bahwa batu empedu terjadi karena cairan empedu yang tidak bisa melarutkan kolesterol atau bilirubin berlebih dari hati. Zat tersebut akan mengendap di dalam kantong empedu dan membentuk serpihan kristal kecil dan berkembang menjadi batu empedu.

Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu, yaitu:

  • Obesitas, yang menyebabkan hati memproduksi lebih banyak kolesterol
  • Usia 40 tahun ke atas. Kelompok usia ini lebih rentan terkena batu empedu, karena penurunan kemampuan tubuh dalam menjaga keseimbangan cairan empedu
  • Perubahan hormon, misalnya sedang menjalani terapi hormon atau sedang hamil
  • Pola makan tidak sehat, misalnya konsumsi makanan tinggi lemak, tinggi kolesterol, dan rendah serat
  • Berat badan turun drastis, yang menyebabkan hati melepaskan lebih banyak kolesterol ke dalam empedu
  • Keturunan, terutama jika orang tua atau saudara kandung memiliki riwayat batu empedu
  • Riwayat penyakit tertentu, seperti penyakit liver, diabetes, gangguan pencernaan, atau kelainan darah
  • Konsumsi obat penurun kolesterol, karena bisa meningkatkan jumlah kolesterol yang dibuang ke empedu

Gejala Batu Empedu

Batu empedu umumnya tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Namun, gejala utamanya bisa terasa ketika batu menyumbat saluran empedu, yaitu nyeri di perut kanan atas atau tengah, yang bisa menyebar ke bahu atau punggung.

Nyeri tersebut bisa muncul tiba-tiba, terasa seperti diremas, dan bisa berlangsung selama beberapa menit hingga berjam-jam, terutama setelah makan.

Selain itu, batu empedu bisa menimbulkan beberapa gejala, seperti:

  • Perut terasa penuh atau kembung
  • Mual dan muntah
  • Gangguan pencernaan, seperti sakit maag atau diare
  • Nafsu makan berkurang
  • Berkeringat berlebih
  • Jantung berdebar cepat

Kapan harus ke dokter

Anda perlu segera ke dokter jika mengalami nyeri perut mendadak yang disertai dengan gejala batu empedu yang sudah disebutkan sebelumnya. Selain itu, Anda perlu segera ke dokter jika mengalami nyeri yang berlangsung lebih dari 8 jam, disertai menggigil, demam, atau kulit dan mata menguning.

Meski umumnya tidak menimbulkan gejala, namun batu empedu bisa menyebabkan komplikasi jika diabaikan. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter untuk deteksi dini. Jika sudah terdeteksi, dokter bisa memberikan penanganan secepatnya, sehingga risiko komplikasi bisa dicegah.

Diagnosis Batu Empedu

Sebelum mendiagnosis batu empedu, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait gejala yang dialami dan melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien.

Selama pemeriksaan fisik, pasien akan diminta untuk menarik napas, kemudian menekan perut bagian kanan atas. Jika terasa sakit, pasien diduga mengalami peradangan di kantong empedu.

Selain itu, dokter akan memeriksa gejala penyakit kuning dengan cara memastikan apakah warna mata dan kulit menguning. Setelah itu, untuk memastikan tingkat keparahan batu empedu, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan dengan pemindaian berikut:

  • USG perut, pemeriksaan utama untuk mengetahui batu, jumlah, ukuran, serta kondisi kantong dan saluran empedu
  • CT scan perut, dilakukan jika hasil USG kurang jelas atau ada dugaan komplikasi peradangan dan kerusakan jaringan empedu.
  • ERCP (endoscopic retrograde cholangio-pancreatography), yaitu pemeriksaan endoskopi untuk menilai lebih lanjut batu dan penyumbatan saluran empedu.
  • MRI/MRCP (Magnetic Resonance Cholangiopancreatography), untuk membantu melihat kondisi saluran empedu dan pankreas secara detail, termasuk batu yang tersangkut atau pelebaran saluran empedu.
  • Tes darah, untuk mendeteksi adanya peradangan atau komplikasi, misalnya pankreatitis.

Penanganan Batu Empedu

Penanganan batu empedu tergantung pada ada atau tidaknya gejala. Jika tidak disertai gejala, tidak diperlukan terapi khusus, hanya pemantauan rutin oleh dokter.

Jika disertai gejala, terutama nyeri di bagian kanan atas perut, dokter akan melakukan beberapa metode pengobatan untuk mengatasi gejala dan mencegah komplikasi, seperti:

  1. Obat-obatan

Jika batu empedu berukuran kecil atau gejalanya ringan, dokter bisa memberikan obat, seperti ursodeoxycholic acid, misalnya Ursolic atau Urlicon. Obat ini bekerja dengan cara melarutkan batu empedu secara bertahap melalui urin, dan umumnya juga diberikan pada pasien yang tidak memungkinkan menjalani operasi, misalnya pengidap obesitas berat.

Namun, pemberian obat jarang dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:

  • Membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan untuk melarutkan sebagian besar batu empedu
  • Jika konsumsi obat dihentikan, batu empedu bisa muncul kembali
  • Obat bisa menyebabkan diare ringan
  • Obat hanya bisa digunakan untuk batu empedu yang disebabkan oleh kolesterol

2. Operasi

Untuk mengangkat kantong empedu, dokter akan melakukan operasi yang dikenal dengan prosedur kolesistektomi (cholecystectomy). Operasi ini terdiri dari dua jenis, yaitu kolesistektomi laparoskopi dan kolesistektomi terbuka.

Saat melakukan kolesistektomi, dokter mungkin juga akan melakukan eksplorasi pada saluran empedu untuk melihat batu yang menyumbat di saluran empedu.

Komplikasi Batu Empedu

Jika tidak ditangani dengan tepat, batu empedu bisa berpindah posisi dan menyumbat saluran empedu, serta memicu terjadinya komplikasi. Berikut beberapa komplikasi batu empedu yang bisa terjadi:

  • Kolesistitis akut (radang kantong empedu)
  • Kolesistitis gangrenosa dan peritonitis
  • Penyakit akut
  • Kolangitis akut
  • Ileus batu empedu
  • Pankreatitis akut
  • Kanker kantong empedu

Pencegahan Batu Empedu

Pertambahan usia dan riwayat keluarga bisa meningkatkan risiko batu empedu. Untuk menurunkan risiko batu empedu, berikut beberapa cara yang bisa diterapkan:

  • Rutin berolahraga
  • Menerapkan pola makan sehat, seperti memperbanyak konsumsi sayur, buah, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, serta membatasi makanan tinggi karbohidrat olahan, lemak jenuh, dan tinggi gul.
  • Berhenti merokok
  • Menjaga berat badan ideal dan menghindari penurunan berat badan yang drastis

Jika Anda mengalami gejala-gejala batu empedu di atas atau memiliki faktor risiko batu empedu, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. 

Jika ada pertanyaan terkait pencegahan dan penanganan batu empedu, konsultasikan ke dokter untuk saran dan rekomendasi yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.

Yuk, terapkan pola hidup sehat sekarang dengan beragam produk kesehatan, mulai dari obat hingga suplemen, hanya di Pyfa Health!

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout