Aturan Jam Makan yang Baik untuk Penderita Asam Lambung
Penyakit asam lambung atau yang dikenal dengan istilah Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah melemahnya otot di kerongkongan, sehingga memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan. Kondisi ini memicu beragam keluhan, misalnya heartburn dan mual. Oleh karena itu, menerapkan jam makan yang baik untuk penderita asam lambung penting untuk mencegah gejala.
Menerapkan jam makan yang tepat untuk penderita asam lambung bertujuan untuk memperlambat pergerakan makanan dari lambung ke usus dan meminimalisir tekanan di otot antara kerongkongan dan lambung. Simak informasi selengkapnya mengenai jam makan yang baik untuk penderita asam lambung di artikel ini.
Ketahui Jam Makan yang Baik untuk Penderita Asam Lambung
Gejala asam lambung naik bisa dipicu oleh pola makan yang tidak tepat, termasuk jam atau frekuensi makan setiap hari. Oleh karena itu, jam makan yang baik untuk penderita asam lambung perlu diterapkan untuk mencegah kambuhnya gejala asam lambung. Penderita asam lambung dianjurkan untuk sarapan tidak melewati pukul 9 pagi, makan siang tepat waktu di pukul 12-1 siang, dan makan malam pukul 6-7 malam. Mengonsumsi camilan sehat di antara waktu makan juga penting untuk penderita asam lambung. Pilih camilan tinggi serat yang sehat dan mengenyangkan, misalnya buah-buahan, oatmeal, yoghurt, dan kacang-kacangan.
Makanan yang Direkomendasikan untuk Pengidap Asam Lambung
Selain menerapkan jam makan yang baik untuk penderita asam lambung, pemilihan makanan yang tepat penting untuk mencegah gejala asam lambung. Berikut daftar makanan yang direkomendasikan untuk penderita asam lambung:
- Sayur dan buah.
Sayur yang direkomendasikan untuk penderita asam lambung adalah brokoli, kembang kol, kentang, asparagus, dan mentimun. Sedangkan, buah-buahan yang aman untuk asam lambung, misalnya apel, melon, pir, dan pisang.
2. Makanan tinggi lemak sehat.
Ada beragam makanan tinggi lemak tak jenuh yang dianjurkan untuk penderita asam lambung, yaitu:
- Minyak zaitun, minyak biji bunga matahari, minyak kanola, dan minyak wijen.
- Makanan berbahan kacang kedelai, misalnya tempe, tahu, dan susu.
- Ikan yang kaya akan asam lemak omega-3, misalnya tuna, bandeng, nila, dan kakap.
- Kacang-kacangan dan biji-bijian.
- Alpukat.
3. Makanan rendah lemak.
Makanan tinggi lemak berisiko menghambat pengosongan perut yang memicu gejala asam lambung naik. Oleh karena itu, penderita asam lambung dianjurkan untuk mengonsumsi daging rendah lemak, misalnya dada ayam tanpa kulit, ikan, dan kalkun.
4. Oatmeal.
Oatmeal adalah makanan yang direkomendasikan untuk penderita asam lambung lainnya. Makanan ini tinggi karbohidrat kompleks dan serat yang mengoptimalkan fungsi esofagus atau pergerakan kerongkongan ketika makanan dialirkan dari mulut ke lambung, sehingga meminimalisir gejala asam lambung.
5. Jahe
Jahe juga aman dikonsumsi oleh penderita asam lambung, karena tinggi antioksidan yang dapat mencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh paparan radikal bebas. Kandungan senyawa fenolik pada jahe juga efektif mengurangi iritasi di saluran pencernaan dan mengurangi kontraksi lambung, sehingga mencegah peradangan di lambung dan mengurangi produksi asam yang berisiko naik dari perut ke kerongkongan. Untuk mendapatkan manfaatnya, campurkan jahe ke makanan yang dikonsumsi sehari-hari.