Apakah Anemia Bisa Menyebabkan Telat Haid? Ini Penjelasannya
Menstruasi yang tidak teratur, termasuk telat haid, sering membuat banyak wanita merasa khawatir.
Salah satu kondisi yang bisa memengaruhi siklus menstruasi adalah anemia, yaitu kurangnya jumlah sel darah merah sehat akibat defisiensi zat besi atau vitamin tertentu.
Tidak jarang, kekurangan zat besi menyebabkan tubuh lebih fokus menjaga fungsi vital lainnya dibanding sistem reproduksi.
Lantas, apakah anemia bisa menyebabkan telat haid dan bagaimana hubungan anemia dengan menstruasi?
Apakah Anemia Bisa Menyebabkan Telat Haid?
Kekurangan zat besi dapat membuat tubuh memprioritaskan fungsi-fungsi penting untuk bertahan hidup dibandingkan dengan fungsi reproduksi.
Hal ini bisa memicu ketidakseimbangan hormon yang pada akhirnya berpengaruh pada siklus menstruasi.
Anemia yang disebabkan oleh rendahnya kadar zat besi, kekurangan vitamin, kondisi peradangan, atau penyakit tertentu, berpotensi menimbulkan menstruasi yang tidak teratur, bahkan sampai telat haid.
Dalam kondisi seperti ini, dokter biasanya akan menyarankan konsumsi suplemen zat besi, yang dikombinasikan dengan perawatan lain sesuai kebutuhan, agar siklus haid bisa kembali lebih teratur.
Apakah Anemia Menyebabkan Pendarahan Haid Lebih Banyak?
Kadar zat besi yang rendah juga bisa melemahkan kekuatan dinding pembuluh darah dan menurunkan jumlah sel darah merah yang cukup untuk membantu proses pembekuan.
Akibatnya, menstruasi bisa menjadi lebih deras atau berlangsung lebih lama dari biasanya.
Beberapa perempuan melaporkan bahwa mereka merasa terbantu dengan mengonsumsi suplemen zat besi saat mengalami haid yang lebih banyak.
Namun, penting diingat bahwa anemia defisiensi zat besi tidak hanya disebabkan oleh menstruasi yang deras.
Oleh karena itu, jika Anda mengalami perdarahan menstruasi yang tidak normal, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai.
Apakah Anemia Memperparah Gejala PMS?
Kadar zat besi dalam tubuh dapat memengaruhi tingkat energi, karena rendahnya hemoglobin membuat suplai oksigen ke organ-organ penting jadi terbatas. Hal ini bisa membuat tubuh terasa lemah dan kurang bertenaga.
Sebuah penelitian menemukan bahwa kadar hemoglobin rendah dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami gejala PMS yang lebih berat.
Menurut studi tahun 2021, zat besi juga berhubungan dengan produksi serotonin, yaitu neurotransmitter yang berperan menjaga kestabilan mood.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang memiliki kadar zat besi lebih tinggi justru berpotensi terlindungi dari beberapa gejala PMS.
Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa kadar zat besi yang rendah tidak selalu langsung dikaitkan dengan gejala PMS.
Selain itu, studi kecil pada tahun 2020 menemukan bahwa kekurangan zat besi bisa menyebabkan gangguan perilaku dan menurunkan fungsi kognitif. Hal ini bisa memicu gejala emosional tertentu.
Dengan kata lain, anemia defisiensi zat besi berpotensi memperburuk gejala PMS, terutama yang terkait dengan suasana hati dan energi.
Menariknya, gejala anemia dan PMS sering kali saling tumpang tindih. Keduanya sama-sama bisa menyebabkan sakit kepala, kelelahan, depresi, perubahan nafsu makan, hingga ngidam makanan tertentu.
Apakah Anemia Menghentikan Menstruasi?
Hingga kini, penelitian yang secara langsung menghubungkan anemia defisiensi zat besi dengan menstruasi yang lebih ringan masih terbatas.
Namun, ada temuan menarik bahwa sekitar 50% perempuan dengan anemia defisiensi zat besi juga mengalami amenore, yaitu kondisi ketika menstruasi berhenti sepenuhnya.
Sebuah studi pada hewan di tahun 2020 menunjukkan bahwa pembatasan zat besi bisa menurunkan fungsi ovarium, menghambat perkembangan folikel, dan memengaruhi kesuburan.
Hal ini memperlihatkan bahwa zat besi memang punya peran penting dalam kesehatan reproduksi.
Meski begitu, dokter biasanya tidak langsung mengaitkan anemia defisiensi zat besi sebagai penyebab utama amenore.
Jika seseorang mengalami kedua kondisi tersebut sekaligus, biasanya dokter akan memeriksa lebih lanjut untuk memastikan penyebab pastinya.
Apakah Pendarahan Haid yang Banyak Menyebabkan Anemia?
Menstruasi yang terlalu deras atau berkepanjangan bisa menjadi salah satu penyebab anemia defisiensi zat besi. Meski begitu, kondisi ini sebenarnya tidak selalu terjadi pada semua perempuan.
Jika Anda merasa anemia yang dialami berhubungan dengan pendarahan haid yang berlebihan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk memastikan penyebab pastinya.
Haid dianggap berlebihan bila Anda perlu mengganti pembalut setiap kurang dari 2 jam, atau jika darah menstruasi keluar bersama gumpalan besar seukuran koin.
Jika pendarahan haid yang banyak memicu anemia, biasanya gejala yang muncul antara lain:
- Mudah lelah atau merasa lemas
- Sesak napas meski hanya melakukan aktivitas ringan
- Kulit terlihat pucat
- Sering pusing atau hampir pingsan
- Sakit kepala
- Sulit berkonsentrasi atau kurang fokus
Gejala-gejala ini muncul karena tubuh kehilangan terlalu banyak zat besi, sehingga produksi sel darah merah terganggu dan suplai oksigen ke jaringan tubuh berkurang.
Cara Mengatasi Anemia
Mengatasi anemia bisa dilakukan dengan dua langkah utama, yaitu menangani penyebab (misalnya haid terlalu deras) dan mengembalikan kadar zat besi serta nutrisi penting lainnya dalam tubuh.
Dengan perawatan yang tepat, perubahan siklus menstruasi akibat anemia juga dapat membaik. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Konsumsi Makanan Tinggi Zat Besi
Zat besi merupakan mineral penting untuk pembentukan sel darah merah. Sumber zat besi terbaik berasal dari daging merah dan makanan laut, tapi banyak juga makanan nabati yang kaya zat besi, seperti bayam, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
2. Kombinasikan dengan Vitamin C
Agar zat besi dari sumber nabati lebih mudah diserap tubuh, konsumsilah bersama makanan yang mengandung vitamin C.
Contohnya paprika, brokoli, melon, kembang kol, jeruk, kiwi, sayuran hijau, mangga, pepaya, stroberi, ubi, dan tomat.
Sebaliknya, hindari makanan dan minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi dalam waktu 2 jam sebelum atau sesudah makan, seperti teh hitam, kopi, produk susu, telur, suplemen kalsium, anggur merah, peppermint tea, serta obat antasida.
3. Makan Makanan Tinggi Vitamin B12
Vitamin B12 sangat penting untuk menjaga kesehatan darah. Kekurangan vitamin ini bisa menyebabkan anemia megaloblastik, yaitu kondisi ketika sel darah merah menjadi besar, abnormal, dan tidak matang sempurna.
Sumber vitamin B12 alami terutama ada pada produk hewani, seperti daging sapi, kambing, atau ayam, ikan, produk olahan susu (susu, keju, yogurt), serta telur.
4. Konsumsi Suplemen
Jika asupan makanan belum mencukupi, suplemen penambah darah bisa menjadi pilihan.
Salah satunya Ferospat, suplemen dalam bentuk tablet effervescent yang mengandung zat besi, vitamin B12, vitamin C, asam folat, dan mineral lain.
Produk ini bermanfaat untuk membantu mencegah anemia, terutama pada ibu hamil, menyusui, wanita lanjut usia, maupun pria dengan risiko defisiensi zat besi.
5. Kelola Stres
Stres berlebihan dapat memengaruhi produksi sel darah merah karena hormon kortisol yang tinggi bisa mengganggu fungsi sumsum tulang. Bahkan, stres ekstrem juga dapat menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur.
Cobalah rutinitas yang menenangkan, seperti berjalan santai, menulis jurnal, latihan pernapasan, atau aktivitas lain yang membuat Anda lebih rileks.
Jadi, apakah anemia bisa menyebabkan telat haid? Jawabannya, ya, anemia dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan siklus menstruasi, termasuk menimbulkan keterlambatan haid. Namun, setiap orang bisa memiliki penyebab yang berbeda.
Jika Anda sering mengalami telat haid disertai gejala anemia seperti lemas, pusing, atau pucat, sebaiknya segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat serta perawatan sesuai kondisi Anda.Yuk, terus jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan beli suplemen dan obat dari Pyfa Health!