Apakah Anemia Berbahaya? Ini Risiko dan Cara Mengatasinya
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Apakah anemia berbahaya? Anemia biasanya menimbulkan gejala berupa kelelahan dan kulit pucat. Namun, anemia bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang lebih serius.
Anemia yang parah dan tidak ditangani bisa memengaruhi tingkat energi, fungsi jantung, otak, sistem kekebalan tubuh, serta organ internal lainnya. Anemia pun berbahaya bagi ibu hamil dan anak-anak. Ini ulasan lengkap mengenai bahaya anemia!
Gejala Anemia
Anemia berarti terjadi penurunan jumlah sel darah merah atau protein hemoglobin dalam sel-sel tersebut yang diperlukan untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Tanda dan gejala anemia cenderung meningkat secara bertahap seiring dengan semakin parahnya anemia. Gejala umum anemia meliputi:
- Kelelahan atau kekurangan energi
- Kelemahan
- Kulit pucat atau kekuningan
- Pusing
- Sakit kepala
- Sering merasa haus
- Mudah marah atau tersinggung
- Gampang memar
- Nyeri lidah
- Kram kaki saat berolahraga
Pada anemia berat, gejala serius lainnya termasuk:
- Sesak napas
- Pingsan
- Pernapasan cepat (takipnea)
- Detak jantung cepat (takikardia)
- Detak jantung tidak teratur (aritmia)
Karena anemia menyebabkan kekurangan oksigen di seluruh tubuh, otak juga bisa terkena dampaknya, yang kadang dapat menyebabkan kerusakan otak.
Bahaya Anemia
Sel darah merah punya peran penting untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jadi, ketika jumlahnya berkurang, tubuh otomatis kekurangan suplai oksigen.
Jika anemia dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini bisa menimbulkan berbagai komplikasi serius, bahkan memperburuk penyakit lain atau membuat pengobatannya jadi kurang efektif.
Berikut beberapa bahaya anemia yang perlu Anda waspadai:
1. Masalah Jantung
Pada penderita anemia, jantung harus bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh.
Beban ekstra ini bisa menyebabkan jantung berdetak tidak normal, pembesaran otot jantung, hingga gagal jantung. Akibatnya, anemia berbahaya bagi kesehatan jantung Anda.
2. Komplikasi Kehamilan
Anemia cukup sering terjadi pada ibu hamil, terutama di trimester kedua dan ketiga. Jika parah dan tidak ditangani, anemia bisa sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janin, ini risikonya:
- Bayi lahir dengan berat badan rendah.
- Persalinan prematur.
- Bayi lebih rentan mengalami anemia di masa awal kehidupannya.
- Meningkatkan risiko perdarahan hebat saat melahirkan, bahkan kematian ibu.
3. Depresi
Beberapa jenis anemia, seperti anemia pernisiosa, dapat merusak saraf dan memicu depresi.
Ibu hamil dengan anemia defisiensi besi juga lebih berisiko mengalami depresi pascapersalinan (postpartum depression).
4. Sistem Imun Lemah
Anemia defisiensi besi bisa menurunkan daya tahan tubuh, sehingga tubuh lebih mudah terkena infeksi.
Anemia juga dapat membuat pemulihan dari penyakit kronis atau pascaoperasi jadi lebih lama. Dalam kasus berat, penderitanya lebih rentan mengalami infeksi serius, seperti pneumonia.
5. Meningkatkan Risiko Stroke
Anemia berhubungan dengan meningkatnya risiko stroke, baik iskemik (sumbatan) maupun hemoragik (perdarahan di otak).
- Anemia defisiensi besi menurunkan kemampuan darah membawa oksigen, meningkatkan risiko stroke iskemik.
- Anemia hemolitik dapat merusak pembuluh darah dan memicu terbentuknya bekuan darah.
- Anemia defisiensi vitamin B12 bisa memengaruhi pembekuan darah dan meningkatkan risiko perdarahan otak.
Tak hanya itu, penderita anemia yang mengalami stroke cenderung pulih lebih lambat, mengalami kerusakan otak lebih berat, bahkan risiko kematian yang lebih tinggi.
6. Keterlambatan Tumbuh Kembang Anak
Anemia juga berbahaya bagi anak-anak, khususnya anemia defisiensi zat besi yang bisa mengganggu perkembangan otak.
Dampaknya meliputi keterlambatan motorik, bahasa, kemampuan belajar, hingga konsentrasi. Bahkan, beberapa gangguan ini bisa tetap terjadi meski anemia sudah diobati.
7. Sindrom Kaki Gelisah (Restless Legs Syndrome)
Anemia defisiensi besi juga bisa memicu sindrom kaki gelisah, yaitu kondisi saraf yang membuat penderitanya merasa tidak tahan untuk menggerakkan kaki, terutama pada malam hari.
Gangguan ini bisa mengganggu kualitas tidur dan menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Cara Mengatasi Anemia
Penanganan anemia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya, sesuai dengan diagnosis dan arahan dari dokter. Secara umum, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Memperbaiki Pola Makan
Mengatur pola makan menjadi langkah dasar untuk mengatasi dan mencegah anemia.
Konsumsilah makanan yang kaya zat besi, seperti daging merah, telur, kacang-kacangan, makanan yang diperkaya zat besi, seafood, kacang polong, serta sayuran hijau.
Asupan nutrisi ini membantu meningkatkan kadar hemoglobin dan sel darah merah dalam tubuh.
2. Konsumsi Suplemen
Jika kebutuhan zat besi, folat, atau vitamin B12 tidak tercukupi dari makanan, dokter biasanya akan menyarankan konsumsi suplemen.
Suplemen zat besi seperti ferrous sulfate tersedia dalam bentuk tablet maupun cairan, dan berfungsi meningkatkan produksi hemoglobin.
Ferospat adalah salah satu suplemen penambah darah yang mengandung zat besi, vitamin B12, vitamin C, asam folat, dan mineral penting lainnya.
Produk ini bermanfaat untuk ibu hamil dan menyusui, serta untuk lanjut usia. Ferospat tersedia dalam bentuk tablet effervescent sehingga lebih praktis dikonsumsi.
3. Pengobatan dan Tindakan Medis
Dalam kasus anemia yang lebih serius, dokter dapat merekomendasikan:
- Obat-obatan, misalnya eritropoietin untuk merangsang sumsum tulang memproduksi lebih banyak sel darah pada kasus penyakit ginjal kronis, atau obat imunosupresan bila anemia dipicu oleh gangguan autoimun.
- Transfusi darah, untuk mengganti sel darah merah yang hilang.
- Transplantasi sumsum tulang, bila anemia disebabkan oleh kerusakan sel punca di sumsum tulang.
- Operasi, jika anemia disebabkan oleh perdarahan internal yang perlu ditangani segera.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera cari bantuan medis darurat bila Anda sudah didiagnosis anemia dan gejalanya semakin parah, misalnya nyeri dada, kesulitan bernapas, atau detak jantung cepat dan tidak teratur.
Kondisi ini bisa menandakan adanya masalah serius pada jantung, termasuk gagal jantung. Kalau memungkinkan, mintalah orang lain untuk mengantar Anda ke rumah sakit.
Selain itu, sebaiknya segera ke dokter bila:
- Anda punya penyakit yang bisa memicu anemia, seperti penyakit ginjal, HIV/AIDS, kanker, atau penyakit Crohn, lalu mulai merasakan gejala anemia.
- Ada riwayat anemia keturunan dalam keluarga, pertimbangkan untuk melakukan tes genetik.
- Anda mengalami beberapa gejala anemia sekaligus. Ini bisa jadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius, misalnya kanker atau perdarahan internal kronis.
Anemia bukan penyakit ringan yang bisa dianggap sepele. Bahaya anemia bisa memengaruhi jantung, otak, kehamilan, bahkan tumbuh kembang anak. Karena itu, penting untuk mendeteksi anemia sejak dini dan segera mendapatkan perawatan yang sesuai.Yuk, terus jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan beli suplemen dan obat dari Pyfa Health!