Apa itu Virus West Nile? Ketahui Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Apa itu Virus West Nile_ Ketahui Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Apa itu Virus West Nile? Ketahui Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Wabah virus West Nile yang muncul di Israel menjadi sorotan dunia akhir-akhir ini. Virus ini menginfeksi sekitar 100 warga Israel dan ada sekitar delapan orang dalam kondisi kritis. Lalu, apa itu virus west nile?

Virus West Nile adalah salah satu jenis virus yang menular melalui gigitan nyamuk. Pada sebagian besar kasus, infeksi virus West Nile tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Namun, pada kondisi tertentu, virus ini bisa berakibat fatal. Simak informasi selengkapnya mengenai gejala, penyebab, dan penanganan virus West Nile di artikel ini.

 

Apa itu West Nile Virus?

Dikutip dari Mayo Clinic, virus West Nile adalah penyakit infeksi yang pertama kali ditemukan di Amerika Serikat pada 1999 dan menyebar hingga ke Eropa, Afrika, Asia, dan Timur Tengah. Infeksi virus West Nile disebabkan oleh gigitan nyamuk yang membawa virus tersebut. Virus ini umumnya hanya menimbulkan gejala yang ringan, misalnya sakit kepala dan demam. Namun, pada kasus yang langka, virus ini bisa menyebabkan gangguan serius pada otak, misalnya infeksi selaput otak (meningitis) dan ensefalitis.

 

Dikutip dari pusat pengendalian penyakit Amerika Serikat (CDC), sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi virus West Nile mengalami demam dan keluhan lain. Selain itu, 1 dari 150 orang yang terinfeksi virus bisa mengalami komplikasi serius akibat virus ini.

 

Gejala West Nile Virus

Seperti disebutkan sebelumnya, infeksi virus West Nile umumnya tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Namun, ada beberapa gejala yang dapat dialami oleh sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi virus West Nile, yaitu:

  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Diare.
  • Ruam kulit.
  • Mual dan muntah.
  • Nyeri sendi.
  • Nyeri di beberapa area tubuh.

  

Gejala-gejala ringan akibat infeksi virus West Nile umumnya bisa sembuh tanpa penanganan medis. Jika Anda mengalami kekhawatiran terkait gejala-gejala infeksi virus West Nile yang lebih serius, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

 

Penyebab dan Faktor Risiko Virus West Nile 

Gigitan nyamuk adalah cara penularan virus West Nile yang umum ditemukan. Nyamuk umumnya terinfeksi ketika mengisap darah burung, mamalia, atau manusia yang terinfeksi virus. Selanjutnya, nyamuk akan menularkan virus ketika mengisap darah binatang lain atau manusia.

 

Meski lebih jarang terjadi, virus West Nile juga bisa menular melalui beragam cara lain, yaitu:

 

  • Transfusi darah dan transplantasi organ.
  • Paparan di laboratorium.
  • Sedang hamil, menjalani persalinan, atau menyusui bayi.

 

Namun, virus ini tidak ditularkan melalui kontak langsung maupun tidak langsung antar manusia. Virus West Nile juga tidak menular melalui sentuhan hewan yang terinfeksi, baik yang masih hidup atau sudah mati, atau konsumsi daging hewan yang terinfeksi virus.

  

Selain itu, ada beragam faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi virus West Nile, yaitu:

 

  • Geografis. Virus West Nile umumnya ditemukan di Amerika Serikat. Namun, akhir-akhir ini, peningkatan kasus virus West Nile juga ditemukan di bagian barat tengah dan selatan.
  • Beraktivitas di luar rumah. Orang yang beraktivitas di luar rumah di area yang banyak nyamuk lebih berisiko terinfeksi virus West Nile.

 

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan faktor-faktor lain meningkatkan risiko infeksi virus West Nile.

 

Kapan Harus ke Dokter?

 

Anda perlu segera ke dokter jika muncul gejala-gejala infeksi virus West Nile yang lebih parah, yaitu:

 

  • Sakit kepala.
  • Demam tinggi.
  • Kesulitan berbicara.
  • Leher kaku.
  • Otot melemah.
  • Disorientasi atau linglung.
  • Tremor.
  • Kejang.
  • Koma.
  • Gangguan penglihatan.
  • Kelumpuhan.

 

Gejala-gejala di atas umumnya muncul akibat infeksi virus West Nile sudah mengganggu sistem saraf pusat dan otak, sehingga meningkatkan risiko komplikasi serius, misalnya meningitis dan ensefalitis. Komplikasi tersebut lebih berisiko dialami oleh pasien berusia di atas 60 tahun dan pasien yang menderita penyakit tertentu, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kanker, atau penyakit ginjal.

 

Jika Anda memiliki faktor-faktor risiko tersebut dan mengalami gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai kondisi Anda.

  

Diagnosis Virus West Nile

Sebelum mendiagnosis virus West Nile, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengajukan pertanyaan terkait riwayat kesehatan Anda. Untuk memastikan diagnosis, terutama jika pasien diduga mengalami meningitis atau ensefalitis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, yaitu:

 

  • Tes darah. Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara memeriksa kadar antibodi di dalam tubuh untuk memastikan apakah Anda terinfeksi virus West Nile. Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh tubuh ketika terinfeksi virus atau bakteri.

 

  • Spinal tap atau pungsi lumbal. Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengambil cairan serebrospinal yang ada ruang tulang belakang dan otak. Selanjutnya, dokter akan memeriksa apakah ada peningkatan kadar sel darah putih pada cairan serebrospinal, yang menandakan sistem kekebalan tubuh Anda yang sedang melawan virus.

 

  • Pemeriksaan otak. Dalam kasus tertentu, dokter akan melakukan electroencephalography (EEG), yaitu prosedur yang memeriksa aktivitas otak Anda.

 

Penanganan dan Pencegahan Virus West Nile

 

Penanganan virus West Nile bisa berupa pemberian obat untuk mengurangi gejala-gejala, seperti nyeri otot dan sakit kepala. Untuk gejala yang lebih parah, diperlukan rawat inap. Sebagian pasien umumnya bisa sembuh dalam 3-6 hari.

 

Hingga saat ini, belum ada vaksin yang bisa mencegah penularan virus West Nile. Namun, dikutip dari Medical News Today, ada beragam cara yang bisa diterapkan untuk menekan penyebaran virus West Nile, yaitu:

 

  • Hindari beraktivitas di luar rumah, terutama ketika nyamuk berkeliaran, yaitu di waktu matahari terbit dan terbenam.
  • Memakai pakaian berlengan panjang dan celana panjang, terutama ketika beraktivitas di luar ruangan.
  • Mengaplikasikan losion antinyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk.
  • Menguras wadah penampungan air secara rutin.
  • Mengubur barang-barang bekas yang berisiko menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
  • Hilangkan air yang menggenang di area sekitar rumah.
  • Ganti air dalam vas bunga dan bersihkan bagian dalam vas bunga secara rutin.
  • Untuk membasmi telur nyamuk, Bersihkan ember, piring pot, dan wadah lain. 
  • Pastikan saluran pembuangan tidak tersumbat dan hindari menutup saluran pembuangan dengan tanaman atau benda lain.

 

Jika Anda mengalami gejala-gejala virus West Nile di atas, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Jika ada pertanyaan terkait penanganan dan pencegahan virus West Nile, konsultasikan ke dokter untuk saran dan rekomendasi yang tepat.

  

 

 

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout