Apa itu Somnolen? Ketahui Penyebab, Gejala, dan Penanganannya
Somnolen atau penurunan kesadaran adalah ketidakmampuan untuk merespon rangsangan, sehingga sulit mengenali orang lain, waktu, tempat, dan diri sendiri. Lalu, apa penyebab somnolen dan berbahayakah kondisi ini?
Somnolen terdiri dari beberapa jenis dengan gejala yang berbeda-beda. Oleh karena itu, somnolen perlu ditangani sesuai jenisnya agar hasilnya efektif. Informasi selengkapnya mengenai penyebab, gejala, dan penanganan somnolen, baca di artikel berikut.
Jenis-Jenis Somnolen
Berikut jenis-jenis somnolen berdasarkan tingkat keparahannya yang perlu Anda ketahui:
- Kebingungan, yaitu ketidakmampuan seseorang berpikir jernih dan mengambil keputusan. Tanda-tandanya berupa terdiam mendadak ketika berbicara, berbicara tidak jelas, dan lupa di mana kapan dan di mana ia berada.
- Delirium, yaitu somnolen yang dipicu oleh gangguan pada otak tiba-tiba. Tanda-tandanya berupa gangguan berpikir, gangguan berperilaku, dan gangguan emosi, misalnya depresi dan cemas.
- Letargi, yaitu somnolen yang memicu penderitanya kelelahan fisik dan mental yang luar biasa. Tanda-tandanya berupa sulit berpikir dan mengingat, mengantuk berat, kewaspadaan berkurang, dan gangguan emosi, misalnya marah atau sedih.
- Stupor, yaitu ketidakmampuan untuk merespon percakapan dan hanya mampu merespon rangsangan fisik, misalnya garukan atau cubitan.
- Koma, yaitu hilang kesadaran sepenuhnya. Orang yang koma masih hidup secara medis, namun tidak mampu merespon, berpikir, bahkan bergerak. Penanganan medis secepatnya diperlukan untuk mengatasi koma.
Penyebab Somnolen
Ada beragam faktor yang menyebabkan somnolen, mulai dari penyakit hingga penggunaan obat-obatan tertentu. Berikut penjelasannya:
- Gangguan fungsi otak, misalnya infeksi otak, demensia, epilepsi, stroke, tumor otak, dan penyakit Alzheimer.
- Gangguan jantung dan pernapasan, misalnya gangguan irama jantung, penyakit paru-paru, kurangnya oksigen ke otak, dan gagal jantung.
- Cedera atau kecelakaan, misalnya cedera kepala, nyaris tenggelam, hipotermia, atau heat stroke.
- Penggunaan obat dan senyawa kimia, misalnya alkohol, NAPZA, logam berat, gas beracun, atau obat untuk psikosis, depresi, dan kejang.
Selain itu, ada beragam kondisi yang memicu penurunan kesadaran, misalnya gangguan elektrolit, gagal hati, gagal ginjal, syok, tekanan darah rendah atau tinggi, kadar gula darah rendah atau tinggi, kadar hormon tiroid yang rendah atau tinggi, kurang tidur, dan kelelahan berat.
Gejala Somnolen
Gejala somnolen berbeda-beda, tergantung tingkat keparahannya. Berikut beragam gejala somnolen yang perlu diwaspadai:
- Sulit berjalan.
- Ketidakseimbangan tubuh.
- Keringat berlebihan.
- Mudah jatuh.
- Jantung berdebar.
- Kepala berkunang-kunang.
- Sulit menahan buang air kecil dan buang air besar.
- Demam.
- Lemah di wajah dan tungkai.
- Kejang.
- Pingsan.
Penanganan Somnolen
Penanganan somnolen disesuaikan dengan faktor yang mendasarinya. Jika disebabkan oleh cedera kepala, penanganan somnolen berupa prosedur operasi. Sedangkan, jika disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, akan diberikan obat pengganti oleh dokter. Namun, ada jenis somnolen yang tidak bisa disembuhkan, misalnya yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer. Meski demikian, dokter bisa memberikan terapi atau obat untuk meminimalisir gejala, sehingga penderita mampu beraktivitas.
Somnolen bisa dicegah dengan melakukan pemeriksaan ke dokter, terutama jika Anda mengalami gejala-gejala penurunan kesadaran yang disebutkan sebelumnya. Jika penyebab dan gejala penurunan kesadaran telah dideteksi dan dipastikan, penanganannya juga akan semakin optimal.