Apa itu Penyakit Parkinson? Ketahui Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Apa penyebab dan gejala penyakit Parkinson yang perlu diwaspadai? Simak informasi selengkapnya di artikel ini. 

Apa itu Penyakit Parkinson? Ketahui Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Penyakit Parkinson adalah gangguan sistem saraf yang ditandai dengan  ketidakmampuan tubuh dalam mengendalikan keseimbangan dan gerakan. Agar bisa ditangani dengan tepat, penting untuk mengenali penyebab dan gejala penyakit Parkinson.

Penyakit Parkinson umum dialami oleh pria usia di atas 50 tahun dan memicu keluhan-keluhan tertentu, misalnya kaku otot, tremor, dan gangguan koordinasi. Apa penyebab dan gejala penyakit Parkinson yang perlu diwaspadai? Simak informasi selengkapnya di artikel ini. 

Penyebab Penyakit Parkinson

Hingga saat ini, penyebab utama Parkinson belum diketahui. Meski demikian, ada beragam faktor yang diduga menyebabkan penyakit ini, yaitu:

  • Perubahan di otak, misalnya gumpalan yang tidak bisa pecah.
  • Lingkungan.
  • Mutasi genetik yang spesifik.

Selain itu, ada beragam kondisi yang meningkatkan risiko penyakit Parkinson, yaitu:

  • Usia di atas 60 tahun.
  • Riwayat keluarga pengidap penyakit Parkinson.
  • Paparan racun, misalnya logam dan organohalogen.
  • Hubungan seksual. Pria berisiko menularkan Parkinson ketika berhubungan seksual.

Gejala Penyakit Parkinson

Gejala penyakit Parkinson berbeda-beda, tergantung tingkat keparahannya. Namun, ada beragam gejala yang umum ditemukan pada pengidap Parkinson, yaitu:

  • Otot kaku.
  • Tremor.
  • Pergerakan tubuh menurun.
  • Kejang atau kram.
  • Gangguan keseimbangan tubuh dan koordinasi tubuh.
  • Cara dan nada bicara berubah, misalnya melambat, cepat, atau tidak jelas.
  • Wajah tidak mampu berekspresi.
  • Kelainan postur tubuh.

Pengobatan Penyakit Parkinson

Meski tidak bisa disembuhkan, namun, gejala penyakit Parkinson bisa diminimalisir dengan pengobatan tertentu agar pengidapnya bisa hidup tenang dan nyaman. Berikut beragam pengobatan Parkinson yang diberikan:

  1. Terapi.

Berikut beragam jenis terapi yang diberikan untuk pengidap Parkinson:

  • Psikoterapi, untuk menangani depresi akibat penyakit yang dialami.
  • Fisioterapi, untuk mengoptimalkan kemampuan bergerak, serta mengoptimalkan stamina agar mampu menjalani aktivitas.
  • Terapi wicara, untuk pengidap yang sulit berbicara dan menelan air liur atau makanan.

2. Pemberian obat-obatan.

Kadar dopamin yang rendah di otak akibat Parkinson mengganggu kemampuan bergerak dan berjalan. Untuk menggantikan dopamin yang rendah di otak, berikut obat-obatan yang diberikan oleh dokter:

  • Levodopa yang dikombinasikan dengan carbidopa untuk meminimalisir efek samping, misalnya mual.
  • Carbidopa levodopa, yang diubah menjadi dopamin di otak oleh tubuh.
  • Agonis dopamin, yang menyerupai efek dopamin di otak.
  • Carbidopa levodopa inhalasi, untuk meminimalisir kambuhnya gejala akibat berkurangnya efektivitas obat sebelumnya.
  • Antikolinergik, untuk mengontrol getaran yang dipicu oleh penyakit.
  • Penghambat MAO B, untuk mengurangi kerusakan dopamin di otak dengan memblokir enzim otak monoamine oxidase B (MAO B).
  • Infus carbidopa levodopa, yang diberikan melalui selang makanan untuk memudahkan obat masuk ke usus kecil.

3. Operasi.

Prosedur operasi juga bisa menjadi pilihan pengobatan Parkinson. Elektroda akan ditanam ke area tertentu di otak dengan penggunaan generator di dada dekat tulang selangka. Listrik kemudian dikirimkan ke otak melalui generator, sehingga gejala Parkinson bisa dikurangi. Pengaturan alat akan disesuaikan dengan kondisi pasien.

4. Pengobatan lainnya.

Pengobatan lainnya bisa berupa perubahan gaya hidup agar keseimbangan tubuh terjaga dan mengoptimalkan kemampuan berbicara. Perawatan invasif minimal, misalnya ultrasound yang dipandu MRI (MRgFUS) juga bisa dilakukan oleh dokter untuk mengendalikan tremor yang dialami oleh pasien.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout