Apa itu Ovarium? Ketahui Fungsi dan Gangguannya

Apa itu Ovarium_ Ketahui Fungsi dan Gangguannya

Apa itu Ovarium? Ketahui Fungsi dan Gangguannya

Ovarium adalah organ pada sistem reproduksi wanita yang berkaitan dengan kesuburan, siklus menstruasi, dan kehamilan. Agar bisa berfungsi dengan baik dan terhindar dari gangguan sistem reproduksi wanita, penting untuk menjaga kesehatan ovarium.

Ovarium adalah kelenjar berukuran sekitar 4-6 cm atau sebesar buah kiwi yang berada di kedua sisi rahim. Meski berukuran kecil, namun ovarium berperan penting untuk kesehatan sistem reproduksi wanita. Simak informasi selengkapnya mengenai fungsi dan risiko gangguan ovarium di artikel ini. 

Fungsi Ovarium

Ovarium memiliki dua fungsi penting, yaitu tempat menghasilkan dan mengembangkan sel telur, serta menghasilkan hormon wanita. Berikut penjelasannya:

  1. Tempat sel telur dihasilkan dan dikembangkan

Sebagai tempat sel telur dihasilkan dan dikembangkan, ovarium akan menyimpan sel-sel telur yang telah dibuat dan belum matang hingga siap dibuahi oleh sperma.

Pada hari ke 6-14 siklus menstruasi, kelenjar pituitari akan melepaskan follicle stimulating hormone (FSH) untuk mematangkan sel telur di folikel ovarium. Ketika sel telur di folikel sudah matang, jumlah hormon luteinizing (LH) yang dilepaskan oleh kelenjar pituitari akan meningkat. Hormon luteinizing berfungsi untuk menstimulasi pelepasan sel telur atau disebut sebagai ovulasi.

2. Memproduksi hormon wanita

Ovarium juga berfungsi untuk memproduksi beberapa hormon wanita, yaitu:

  • Hormon estrogen, untuk pertumbuhan dan perkembangan kelenjar payudara, serta mengendalikan siklus menstruasi.
  • Hormon progesteron, untuk mempersiapkan rahim sebagai tempat bertumbuhnya hasil pembuahan sel telur dan sel sperma, serta menstimulasi kelenjar payudara untuk produksi ASI.
  • Hormon testosteron, untuk meningkatkan gairah seksual (libido).

Risiko Gangguan pada Ovarium

Ada beragam kondisi yang bisa meningkatkan risiko gangguan pada ovarium, yaitu:

  • Radang panggul. Gangguan pada panggul dan organ di dalamnya akibat infeksi bakteri. Kondisi ini bisa disebabkan oleh penyakit menular seksual, misalnya Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae.
  • Polycystic ovarian syndrome (PCOS). Kondisi ketika sel-sel telur tidak bisa berkembang dengan baik, sehingga gagal dilepaskan saat ovulasi. PCOA bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon reproduksi, terutama hormon androgen.
  • Kista ovarium. Munculnya kantung berisi cairan di ovarium. Meski tidak berbahaya, namun jika pecah, kista ovarium bisa menimbulkan nyeri parah yang disertai dengan mual atau muntah.
  • Endometriosis. Tumbuhnya endometrium di luar rahim, termasuk ovarium, dan menimbulkan iritasi dan jaringan parut pada ovarium.
  • Kanker ovarium. Pertumbuhan sel-sel ovarium yang tidak terkendali dan membentuk tumor. Ada beragam faktor yang meningkatkan risiko kanker ovarium, misalnya riwayat keluarga pengidap kanker ovarium, mengidap endometriosis atau obesitas, dan pernah menjalani terapi penggantian hormon pascamenopause.

Kesehatan ovarium perlu dijaga dengan menerapkan pola hidup sehat, misalnya rutin berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tidur yang cukup, tidak merokok, serta membatasi konsumsi minuman berkafein dan beralkohol.

Selain itu, penting untuk menerapkan perilaku seks yang aman untuk mencegah penyakit menular seksual, seperti penggunaan kondom ketika berhubungan seksual dan tidak berganti pasangan seksual.

Jika Anda mengalami gejala gangguan pada ovarium, misalnya menstruasi tidak teratur, nyeri parah di perut bagian bawah, dan keputihan yang tidak normal, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout