Apa itu Operasi Bariatrik? Kenali Manfaat dan Risikonya
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Akhir-akhir ini, muncul tren operasi potong lambung untuk mewujudkan tubuh yang ramping di kalangan artis. Apa itu operasi potong lambung? Dalam dunia medis, operasi potong lambung dikenal dengan istilah operasi bariatrik, yaitu prosedur untuk mengurangi berat badan pada pengidap obesitas dengan cara mengurangi daya tampung lambung atau mengurangi penyerapan nutrisi di usus halus.
Operasi bariatrik akan direkomendasikan oleh dokter pada pengidap obesitas yang tidak berhasil diatasi dengan diet, olahraga, dan obat-obatan. Prosedur ini juga direkomendasikan untuk mengurangi risiko komplikasi yang serius akibat obesitas, misalnya stroke dan penyakit jantung. Simak informasi selengkapnya mengenai jenis-jenis, manfaat, dan risiko operasi bariatrik di artikel ini.
Jenis-Jenis Operasi Bariatrik
Ada beragam jenis operasi bariatrik dengan kelebihan dan risiko yang berbeda, yaitu:
1. Gastric bypass.
Gastric bypass bertujuan untuk memperkecil tempat makanan di lambung, dan mengurangi penyerapan nutrisi dari makanan di usus halus. Caranya, lambung dipotong menjadi dua, yaitu bagian atas yang berukuran kecil dan bagian bawah yang berukuran besar. Usus halus juga dipotong menjadi lebih pendek kemudian disambungkan dengan bagian lambung yang kecil.
2. Adjustable gastric band.
Adjustable gastric band dilakukan dengan cara mengikat lambung dengan penggunaan alat berbentuk cincin. Alat ini bisa dipasang, dikencangkan, atau dikendurkan oleh dokter sesuai dengan kondisi pasien. Ikatan tersebut bertujuan untuk mengurangi porsi makanan yang bisa dikonsumsi dan mempercepat rasa kenyang.
3. Sleeve gastrectomy.
Operasi bariatrik jenis ini bertujuan untuk mengurangi daya tampung lambung, sehingga mempercepat rasa kenyang. Sleeve gastrectomy dilakukan dengan cara memotong 80 persen bagian lambung, sehingga lambung sisanya berukuran kecil dan memanjang.
4. Biliopancreatic diversion with duodenal switch.
Biliopancreatic diversion with duodenal switch dilakukan dengan cara memotong lambung untuk disambungkan ke bagian akhir usus halus, sehingga penyerapan nutrisi di usus halus berkurang. Namun, orang yang menjalankan prosedur ini berisiko malnutrisi.
Pemilihan jenis operasi bariatrik yang tepat penting untuk mewujudkan hasil yang optimal. Untuk memastikan jenis operasi yang sesuai dengan kondisi pasien, akan dilakukan pemeriksaan yang menyeluruh oleh dokter.
Kandidat Operasi Bariatrik
Tidak semua orang yang ingin menurunkan berat badan memerlukan operasi bariatrik. Operasi ini merupakan prosedur yang tetap memiliki risiko. Oleh sebab itu, operasi bariatrik sebaiknya hanya dipertimbangkan untuk:
- Obesitas parah dengan indeks massa tubuh >40.
- Obesitas morbid, yaitu pasien dengan indeks massa tubuh 35-39,9, tetapi sudah mengalami penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, dan sleep apnea.
Manfaat Operasi Bariatrik
Ada beragam manfaat operasi bariatrik untuk pasien obesitas dari sisi fisik dan sisi psikologis. Berikut di antaranya:
- Penurunan berat badan yang bersifat jangka panjang.
- Peningkatan usia harapan hidup.
- Mencegah atau membantu mengatasi penyakit yang berkaitan dengan obesitas, misalnya hipertensi, diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, sleep apnea, dan penyakit asam lambung.
- Memperbaiki kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan, misalnya kepercayaan diri dan interaksi sosial membaik, serta gejala depresi dan kecemasan berkurang.
Risiko Operasi Bariatrik
Meski mampu mengurangi berat badan dengan optimal, namun, ada beberapa risiko operasi bariatrik yang mungkin muncul, yaitu:
- Infeksi.
- Perdarahan.
- Sulit bernapas.
- Lambung bocor.
- Emboli atau bekuan darah yang bisa terbawa ke paru-paru, jantung, dan otak. Kondisi ini membahayakan nyawa jika tidak segera ditangani.
Selain itu, ada beberapa risiko jangka panjang yang mungkin ditimbulkan dari operasi bariatrik, yaitu:
- Diare dan lemas, akibat pergerakan makanan yang terlalu cepat di usus halus.
- Gangguan penyerapan nutrisi, misalnya kalsium, zat besi, vitamin B12, dan vitamin E.
- Batu empedu akibat penurunan berat badan yang signifikan.
- Hernia.
- Lubang di saluran pencernaan.
- Mual, muntah, dan kesulitan makan akibat penyempitan di area usus dan lambung yang dijahit.
Untuk meminimalisir risiko, Anda dianjurkan untuk menerapkan aturan dari dokter setelah operasi bariatrik, misalnya pola makan sehat, perubahan gaya hidup, pemeriksaan berkala, serta konsumsi obat dan vitamin. Jika Anda merasakan keluhan tertentu setelah operasi bariatrik, konsultasikan kembali ke dokter bedah.