Apa itu Kanker Leher dan Kepala? Ketahui Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Dibandingkan kanker payudara dan kanker serviks, informasi terkait kanker leher dan kepala lebih jarang ditemukan. Padahal, jumlah kasusnya di Indonesia bisa mencapai 32 ribu per tahun. Ketahui lebih lanjut mengenai penyebab dan gejala kanker leher dan kepala.
Kanker leher dan kepala umumnya dialami oleh pria. Namun, informasi seputar kanker ini belum banyak tersedia. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala kanker leher dan kepala sejak dini agar bisa ditangani dengan tepat. Lalu, apa itu kanker leher dan kepala, serta apa saja gejala dan penyebabnya? Berikut informasi selengkapnya.
Apa itu Kanker Leher dan Kepala?
Kanker leher dan kepala adalah pertumbuhan sel-sel kanker di jaringan dan organ kepala dan leher, termasuk tenggorokan, kanker laring, mulut, bibir, sinus, hidung, dan kelenjar liur.
Kanker leher dan kepala umumnya berasal dari sel skuamosa, yaitu sel yang melapisi permukaan mukosa pada organ leher dan kepala, misalnya rongga hidung bagian dalam, pipi bagian dalam mulut, serta gigi dan gusi. Selanjutnya, sel kanker bisa meluas hingga ke bagian tubuh lain. Bahkan, sel kanker bisa meluas hingga ke paru-paru dan berkembang di lokasi tersebut atau disebut dengan metastasis. Struktur sel di lokasi baru akan menyerupai kanker di lokasi asal, yaitu leher atau kepala.
Gejala Kanker Leher dan Kepala
Gejala umum kanker leher dan kepala berupa nyeri atau benjolan yang tidak hilang, sulit menelan, sakit tenggorokan terus-menerus, dan perubahan pada suara. Selain itu, ada beragam gejala spesifik kanker leher dan kepala yang perlu dikenali, yaitu:
- Bengkak atau benjolan di area leher atau kepala, dengan atau tanpa disertai nyeri.
- Hidung tersumbat terus-menerus.
- Mimisan atau cairan tidak normal yang keluar dari hidung.
- Penglihatan ganda.
- Sakit kepala terus-menerus.
- Kelumpuhan atau mati rasa pada otot wajah, atau nyeri di dagu, wajah, atau leher yang tidak sembuh.
- Nyeri atau perdarahan yang tidak wajar di mulut.
- Gangguan pendengaran.
- Telinga berdenging.
- Berat badan turun secara drastis tanpa alasan yang jelas.
Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas atau memiliki kekhawatiran terkait gejala kanker leher dan kepala, segera ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ada beragam pemeriksaan fisik dan tes diagnosis yang akan dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis kanker leher dan kepala. Selain itu, Anda dapat dianjurkan oleh dokter untuk menjalani biopsi leher bila perlu, yaitu pengambilan dan penelitian jaringan di laboratorium.
Penyebab Kanker Leher dan Kepala
Seperti disebutkan sebelumnya, kanker leher dan kepala umumnya dialami oleh pria berusia di atas 50 tahun. Kebiasaan merokok adalah penyebab umum kanker leher dan kepala yang perlu dihindari. Ada sekitar 75-85 persen kasus kanker leher dan kepala yang dikaitkan dengan penggunaan tembakau secara jangka panjang, termasuk pipa, cerutu, merokok linting, dan tembakau kunyah.
Selain itu, orang yang tidak merokok tetapi sering menghirup asap rokok dari orang lain atau disebut perokok pasif juga berisiko tinggi terkena kanker leher dan kepala.
Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan juga bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker leher dan kepala, terutama pada laring, faring, mulut, dan tenggorokan. Bahkan, penggunaan tembakau dan alkohol secara bersamaan bisa meningkatkan risiko kanker leher dan kepala hingga berlipat ganda. Selain itu, infeksi HPV adalah salah satu faktor risiko kanker leher dan kepala.
Faktor risiko kanker leher dan kepala lainnya adalah konsumsi makanan yang diawetkan dan makanan yang diasinkan secara berlebihan, misalnya telur asin atau ikan asin yang dikonsumsi berlebihan saat masih anak-anak, tidak menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut, serta terpapar radiasi di area kepala dan leher selama menjalani pemeriksaan kesehatan non-kanker.
Meski bisa memengaruhi perkembangan kanker, namun faktor risiko di atas tidak menyebabkan kanker leher dan kepala secara langsung. Sebagian orang dengan faktor risiko kanker leher dan kepala tidak mengalami penyakit ini, sedangkan sebagian orang yang tidak memiliki faktor risiko justru bisa mengembangkan kanker ini.
Pencegahan Kanker Leher dan Kepala
Saat ini belum ada metode pencegahan yang pasti. Namun, risiko terjadinya kanker leher dan kepala bisa dikurangi dengan menghindari faktor risikonya. Jika Anda perokok aktif atau sering mengonsumsi minuman beralkohol, konsultasikan ke dokter untuk diberikan saran dan rekomendasi yang tepat terkait cara-cara menghentikan kebiasaan tersebut. Selain itu, ada beragam cara yang bisa diterapkan untuk menurunkan risiko kanker leher dan kepala, yaitu:
- Penggunaan sunblock di kulit dan wajah secara rutin, termasuk lip balm dengan kadar SPF yang cukup.
- Jika Anda menggunakan gigi palsu, pastikan Anda merawatnya dengan baik. Perawatan gigi palsu yang tidak tepat bisa menjebak alkohol dan zat penyebab kanker. Oleh karena itu, lakukan pemeriksaan gigi secara rutin ke dokter gigi setidaknya 5 tahun sekali untuk memastikan kelayakannya. Selain itu, gigi palsu perlu dilepas dan dibersihkan setiap hari.
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol. Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan bisa meningkatkan risiko kanker di faring, laring, mulut, dan kerongkongan.
- Menekan penyebaran infeksi HPV dengan menerapkan perilaku seks yang aman. Misalnya, tidak berganti pasangan seksual dan penggunaan kondom ketika berhubungan seksual.
- Mendapatkan vaksinasi HPV sebagai upaya pencegahan infeksi HPV pada rongga mulut yang bisa menyebabkan kanker leher dan mulut.
Selain menerapkan langkah-langkah pencegahan di atas, Anda dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat, misalnya mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, rutin berolahraga atau beraktivitas fisik, dan tidur yang cukup. Langkah-langkah pencegahan yang dikombinasikan dengan pola hidup sehat dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Perlu diingat, sistem kekebalan tubuh yang lemah bisa menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan beragam jenis kanker, termasuk kanker leher dan kepala.
Jika Anda memiliki faktor risiko kanker leher dan kepala yang disebutkan di atas, konsultasikan ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dokter bisa memberikan pengobatan yang tepat, sehingga risiko kanker leher dan kepala bisa dikurangi dan risiko komplikasi bisa dicegah. Jika ada pertanyaan terkait gejala, penanganan, dan pencegahan kanker leher dan kepala, diskusikan ke dokter untuk diberikan saran dan rekomendasi yang sesuai kondisi Anda.