Apa Itu ICD-10 Osteoporosis? Begini Penjelasannya!
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Osteoporosis adalah kondisi yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan lemah. Hal ini terjadi ketika jaringan tulang baru tidak terbentuk sepenuhnya saat jaringan tulang lama mengalami kerusakan.
Penderita osteoporosis rentan mengalami patah tulang akibat berbagai kejadian seperti jatuh, batuk, atau membungkuk.
Pada tahap awal, osteoporosis seringkali tidak menunjukkan gejala, tapi pada tahap lanjut, gejala yang mungkin muncul seperti postur tubuh yang membungkuk, tulang yang mudah patah, nyeri punggung, dan penurunan tinggi badan.
Untuk mendiagnosis osteoporosis, tenaga medis akan menggunakan klasifikasi ICD-10 osteoporosis. Mari simak penjelasannya!
Apa Itu ICD-10 Osteoporosis?
ICD-10 (International Classification of Diseases 10th Revision) adalah sistem klasifikasi penyakit yang dibuat WHO untuk memberi kode diagnosis medis, termasuk osteoporosis.
Melalui kode ini, tenaga medis dapat mencatat kondisi pasien secara lebih spesifik, misalnya osteoporosis akibat penuaan, penyakit lain, atau penggunaan obat tertentu.
Dengan adanya ICD-10 osteoporosis, proses pencatatan rekam medis menjadi lebih terstruktur dan memudahkan dalam penentuan terapi maupun klaim asuransi kesehatan.
Dalam ICD-10, osteoporosis masuk dalam kategori M80–M82, dengan rincian:
- M80: Osteoporosis dengan fraktur patologis (misalnya tulang patah karena rapuh)
Contoh: M80.0 Osteoporosis pascamenopause dengan fraktur patologis.
- M81: Osteoporosis tanpa fraktur patologis
Contoh: M81.0 Osteoporosis pascamenopause tanpa fraktur patologis.
- M82: Osteoporosis pada penyakit lain yang sudah ada sebelumnya
Contoh: M82.0 Osteoporosis akibat gangguan endokrin.
Jadi, kode ICD-10 osteoporosis bisa berbeda tergantung kondisi pasien (ada fraktur atau tidak, serta penyebabnya).
Nah, kode ICD-10 untuk osteoporosis mana yang paling banyak tercatat dalam diagnosis? Kode M81.0, yaitu osteoporosis akibat penuaan tanpa fraktur patologis, menjadi yang paling sering didiagnosis.
Hal ini wajar, karena kerusakan tulang yang terjadi seiring proses penuaan dapat meningkatkan risiko osteoporosis, sehingga kode ini menempati posisi teratas.
Penyebab Osteoporosis
Osteoporosis terjadi karena kombinasi berbagai faktor yang menurunkan kepadatan tulang dan jarang sekali hanya disebabkan oleh satu faktor tunggal.
Kepadatan tulang adalah istilah yang menggambarkan seberapa banyak jaringan tulang yang ada pada bagian tertentu dari kerangka.
Pada orang dengan kepadatan tulang yang baik, hasil rontgen akan menunjukkan tulang yang padat. Sebaliknya, pada penderita osteoporosis berat, rontgen akan memperlihatkan lebih banyak ruang kosong dengan hanya sedikit jaringan tulang yang tipis.
Kepadatan tulang biasanya mencapai puncaknya pada usia 18–25 tahun. Seseorang yang memiliki kepadatan tulang optimal di usia tersebut cenderung memiliki risiko lebih rendah mengalami osteoporosis di kemudian hari.
Faktor Risiko Osteoporosis
Beberapa faktor yang memengaruhi risiko osteoporosis antara lain:
- Usia: penurunan kepadatan tulang lebih cepat terjadi setelah usia 50 tahun.
- Pola makan: asupan kalsium dan mineral yang cukup sangat diperlukan.
- Aktivitas fisik: olahraga beban dapat meningkatkan kepadatan tulang.
- Hormon: wanita pascamenopause dan pria dengan kadar testosteron rendah memiliki risiko lebih tinggi.
- Paparan sinar matahari: dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk membantu kulit memproduksi vitamin D.
- Kondisi medis tertentu: penyakit celiac, penyakit Crohn, atau rheumatoid arthritis dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
- Penggunaan obat-obatan tertentu: misalnya kortikosteroid, antiandrogen, atau aromatase inhibitor.
- Kekurangan vitamin/mineral tertentu: terutama vitamin D atau kalsium.
- Kebiasaan merokok atau konsumsi alkohol berlebihan: keduanya dapat memperburuk kesehatan tulang.
- Berat badan rendah: orang dengan tubuh terlalu kurus umumnya memiliki kepadatan tulang lebih rendah.
- Riwayat patah tulang sebelumnya: dapat menjadi faktor risiko osteoporosis di masa depan.
Pencegahan dan Pengobatan Osteoporosis
Beberapa metode pengobatan terbukti mampu meningkatkan kepadatan tulang sehingga memperlambat bahkan membantu membalikkan perkembangan osteoporosis, serta menurunkan risiko patah tulang.
Meskipun osteoporosis tidak bisa benar-benar disembuhkan, penanganan tetap dapat dilakukan kapan saja untuk menjaga kualitas hidup.
1. Pengobatan dari Dokter
Ada berbagai jenis obat yang digunakan untuk mengatasi osteoporosis. Beberapa bekerja dengan cara memperlambat proses pengeroposan tulang, sementara yang lain merangsang pembentukan tulang baru. Sebagian obat hanya diperuntukkan bagi wanita pascamenopause.
Jenis obat yang umum diresepkan meliputi:
- Bisfosfonat
- Terapi hormon: membantu menggantikan hormon yang berkurang atau meniru fungsinya
- Prolia: bekerja langsung pada sel yang memecah jaringan tulang.
2. Perbaiki Pola Makan
Konsumsi minimal lima porsi buah dan sayuran setiap hari. Pilih makanan tinggi kalsium dan rendah lemak, seperti susu, yogurt, almond, brokoli, ara (figs), ikan kaleng bertulang (sarden, salmon), serta tahu.
Selain itu, tambahkan makanan kaya kalium, seperti aprikot, pisang, jeruk, prune, dan ubi jalar.
Batasi asupan garam dan hindari minuman bersoda, lebih baik perbanyak air putih
3. Ubah Gaya Hidup
Untuk mencegah dan membantu menangani osteoporosis, jangan merokok dan batasi konsumsi alkohol.
Lakukan olahraga beban setidaknya 30 menit setiap hari, misalnya jalan cepat, naik tangga, atau latihan angkat beban ringan.
4. Konsumsi Suplemen
Anda bisa melengkapi kebutuhan nutrisi untuk memperkuat tulang dengan mengonsumsi suplemen.
Salah satunya adalah Caltron, yakni suplemen tulang dan sendi yang bermanfaat dalam menjaga kesehatan tulang.
5. Waspadai Lingkungan Sekitar
Jika sudah mengalami osteoporosis, penting untuk mencegah risiko jatuh di rumah:
- Sediakan lampu tidur atau senter di samping tempat tidur untuk digunakan saat bangun di malam hari.
- Singkirkan karpet kecil yang licin agar tidak tergelincir atau pastikan karpet terpasang kuat.
- Rapikan kabel dan barang-barang yang bisa jadi penghalang.
- Hati-hati saat menuruni tangga, terutama jika ada hewan peliharaan.
- Gunakan sepatu hak rendah dengan penopang yang baik.
- Pasang pegangan atau safety rail di kamar mandi, dekat shower, dan toilet untuk mencegah terpeleset.
Pemahaman mengenai ICD 10 osteoporosis penting bukan hanya bagi tenaga medis, tapi juga pasien agar lebih mengenali kondisi yang dialami.
Setiap kode memiliki arti khusus, mulai dari penyebab hingga lokasi tulang yang terkena fraktur.
Mengetahui detail ICD 10 osteoporosis akan membuat penanganan dilakukan lebih tepat, terarah, dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien.Yuk, terus jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan beli suplemen dan obat dari Pyfa Health!





